Suara.com - Tabrakan beruntun yang melibatkan tiga buah mobil sedan terjadi di depan Gedung KPK, Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan, pada Jumat (13/3/2015) sore. Dari tiga buah mobil tersebut, mobil Honda Jazz yang bernomor polisi B 2643 TE yang beràda di tengah menjadi sasaran, sehingga bagian belakangnya sedikit ringsek. Adapun mobil yang menabraknya dari belakang adalah mobil bernomor polisi KB 1 FE, dikemudikan seorang perempuan muda cantik yang lengannya dipenuhi tato.
Ketika sempat terjadi adu mulut, akhirnya polisi yang bertugas di KPK langsung turun untuk menyelesaikannya. Sang perempuan yang mengemudi mobil tanpa Surat Izin Mengemudi (SIM), serta surat kendaraan lainnya seperti BPKB dan STNK tersebut, langsung datang ke polisi dan korban yang ditabraknya, sambil menjelaskan bahwa dirinya yang salah.
"Maaf ya, pak. Saya yang salah pak. Maaf ya, pak," ucap perempuan bertato yang mengenakan celana jins hitam robek di bagian lututnya tersebut kepada petugas polisi.
Teja Lesmana, sopir yang juga sempat menjadi korban dari tabrakan sang perempuan, mengaku bahwa dorongan akibat tabrakan dari mobil di tengah tersebut sangat kencang, sehingga dirinya seperti terdorong ke depan. Dia mengaku bahwa tabrakan tersebut terjadi saat dirinya hendak memasuki jalur cepat, di mana tiba-tiba terjadi dorongan yang menghantam bagian belakang mobil yang dikemudinya. Ternyata hantaman itu berasal dari mobil yang terdorong oleh mobil yang masa berlaku STNK-nya sudah berakhir pada tahun 2014 lalu, yang dikemudikan oleh perempuan bertato tersebut.
"Saya sudah di posisi sebelah kanan, tetapi tiba-tiba saja ditabrak dari belakang. Makanya yang kena hanya sebagiannya saja. Yang kasihan mobil yang di tengah ini," papar Teja, sambil menunjuk mobil Honda Jazz tersebut.
Untungnya, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, hanya ada satu buah mobil yang kondisinya sedikit rusak. Saat ini, polisi pun masih menyelidiki perempuan tersebut, sedangkan mobilnya untuk sementara ditahan di jalan di depan Gedung KPK. Sementara dua korbannya sudah diperbolehkan pulang oleh polisi. Atas keputusan polisi tersebut, sang perempuan bertator sempat protes sembari menangis memohon.
Berita Terkait
-
Detik-detik Avanza Hantam Tenda Maulid di Masjid Baitushobri Kembangan, Saksi: Kayaknya Sih Mabuk
-
Terdakwa Kecelakaan BMW Maut di Sleman Dijatuhi Vonis Penjara
-
Pengemudi Ojol Jadi Buron Usai Penumpangnya Tewas, Asosiasi Desak Pelaku Serahkan Diri
-
Detik-detik Kecelakaan KA Bangunkarta di Prambanan Sleman: Tiga Orang Tewas
-
Penumpang Dibuang Ojol Depan DPR Usai Tabrak Truk, Tewas Setelah Seminggu Koma
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Moisturizer Mengandung SPF untuk Usia 40 Tahun, Cegah Flek Hitam dan Penuaan
- PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 3 Pemain Naturalisasi Baru Timnas Indonesia untuk Piala Asia 2027 dan Piala Dunia 2030
Pilihan
-
Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
-
4 HP 5G Paling Murah November 2025, Spek Gahar Mulai dari Rp 2 Jutaan
-
6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
-
Harga Emas di Pegadaian Stabil Tinggi Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Kompak Naik
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
Terkini
-
Motif Pelaku Ledakan di SMAN 72: KPAI Sebut Dugaan Bullying hingga Faktor Lain
-
Siswa SMAN 72 Terapkan Pembelajaran Online 34 Hari untuk Redam Trauma Usai Ledakan
-
Garis Polisi di SMA 72 Dicabut, KPAI Fokus Pulihkan Trauma Ratusan Siswa dan Guru
-
IPW: Penetapan Tersangka Roy Suryo Cs Sesuai SOP
-
Tampang Sri Yuliana, Penculik Bocah Bilqis di Makassar, Ngaku Kasihan Korban Tak Punya Ortu
-
Anggaran Proyek Monumen Reog Ponorogo Dikorupsi?
-
Dijual Rp80 Juta ke Suku Anak Dalam Jambi, Terungkap Jejak Pilu Penculikan Bocah Bilqis
-
DPD RI Gaungkan Gerakan Green Democracy Lewat Fun Walk dan Penanaman Pohon Damar
-
Terungkap! Bocah Bilqis Hilang di Makassar Dijual ke Kelompok Suku Anak Dalam Jambi Rp 80 Juta
-
Bukan Soal Kontroversi, Ini Alasan Soeharto Disebut Layak Dihargai Sebagai Pahlawan Nasional