Suara.com - Polisi meringkus delapan pelaku pengeroyokan yang menyebabkan tewasnya Setya Aji Tri Pamungkas (15), pelajar sebuah SMK di Kota Semarang. Peristiwa pengeroyokan terjadi pada Minggu (29/3/2015) dini hari.
"Latar belakangnya adalah kesalahpahaman," ujar Kapolsek Pedurungan Komisaris Hendrawan di Semarang, Senin (30/3/2015).
Kedelapan tersangka yang diamankan tersebut adalah H (29), MS (21), DS (20), TS (20), EP (19), AA (19), SA (17) dan NK (16).
Menurut dia, peristiwa pengeroyokan berawal ketika korban dan rekan-rekannya secara berkelompok mengendarai sepeda motor melintas Jalan Arteri Soekarno-Hatta pada Sabtu (28/3/2015) malam. Kelompok korban berpapasan dengan kelompok lain yang beberapa tersangka berada di dalamnya.
Kelompok tersangka yang kalah jumlah meminta bantuan warga yang berada di sekitar daerah itu.
"Ketika korban dan rekan-rekannya kembali melintas di daerah itu langsung dikejar," kata Hendrawan.
Para pelaku menggunakan sejumlah alat yang diambil dari sebuah toko material, tidak jauh dari lokasi.
Alat yang dipakai untuk menganiaya korban tersebut antara lain batang bambu, kayu serta potongan besi.
Korban tewas dengan luka pukulan benda tumpul di bagian kepala. Sedangkan satu rekan korban masih dalam kondisi kritis dirawat di Rumah Sakit Telogorejo Semarang.
Atas perbuatannya, para pelaku dijerat dengan pasal 170 KUHP tentang pengeroyokan hingga menewaskan seseorang. (Antara)
Berita Terkait
-
9 Fakta Mengerikan Kasus di Serang: Dari Keterlibatan Brimob Hingga Jaringan Ormas
-
Bocah di Medan Jadi Korban Penculikan, Pelaku Minta Tebusan Rp 50 Juta
-
7 Fakta Remaja Dikeroyok Brutal hingga Tewas di Bandung Viral, Dipicu Motif Asmara!
-
Polri Sebut Kawasan Mandiri yang Terkoneksi Bisa Minimalisir Kasus Kriminal
-
Cemburu Buta! Pria di Bekasi Gorok Leher Teman Sendiri Gara-gara Wanita
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu