Suara.com - Guru Besar Sosiologi Bidang Agama Prof Dr Drs I Gusti Ngurah Sudiana, MSI mengatakan, maraknya kasus bunuh diri di Bali sangat dironis, mengingat Bali sebagai daerah tujuan wisata utama di Indonesia.
"Bahkan Bali sebagai salah satu tujuan wisata terbaik di dunia bersama Italia utara, Great Barrier Reef di Australia dan Istanbul di Turki," kata Prof Ngurah Sudiana, guru besar bidang agama pada Fakultas Dharma Duta Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar, Minggu (5/4/2015).
Di Bali selama tahun 2014 tercatat 120 kasus bunuh diri, atau hampir setiap tiga hari sekali terjadi satu kasus bunuh diri. Jumlah kasus tersebut meningkat dibandingkan tahun 2013 tercatat 95 kasus.
Jika dibandingkan dengan sepuluh tahun silam 2004 dan 2005, kasus bunuh diri itu hampir sama, naik dari 124 kasus menjadi 137 kasus. Sepuluh tahun terakhir kasus bunuh diri terbesar terjadi tahun 2008 tercatat 150 kasus.
Setahun kemudian terjadi 147 kasus. Angka kasus bunuh diri tersebut di atas kertas, karena sesungguhnya bisa jadi jauh lebih besar, karena ada kecenderungan keluarga korban malu melaporkan ke polisi atau merasa tidak perlu dilaporkan.
"Hampir serupa dengan kasus HIV/Aids, bunuh diri juga memiliki fenomena gunung es, kasus yang terlihat hanya puncak dari kasus yang sebenarnya," ujar Prof Sudiana yang juga Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali.
Ia menambahkan, beragam penghargaan meneguhkan status Bali sebagai daerah tujuan wisata utama di Indonesia, bahkan sebagai magnet wisata terbaik di dunia, namun tidak demikian bagi warganya.
Pariwisata yang mengangkat ekonomi Bali sejak tahun 1960 an secara pelan-pelan telah mengubah watak penghuninya, Oleh pariwisata waktu diubah menjadi nilai uang semata, orang Bali makin individualis.
Jika dalam budaya agraris, masyarakat Bali lebih rileks. Waktu luang orang Bali pada awalnya ada waktu untuk membangun hubungan baik melalui saling berbagi canda dan tawa, oleh pariwisata diubah menjadi nilai uang semata, sehingga orang Bali makin individualis dan konsumenisme.
Pada budaya agraris masyarakat Bali lebih humanis, sehingga hal itu menjadi penekan terhadap maraknya kasus bunuh diri. Bali secara nasional tahun 2014 masuk lima daerah dengan kasus bunuh diri paling banyak di Indonesia, setelah Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jakarta.
Maraknya kasus bunuh diri di Bali sudah menunjukkan situasi gawat darurat, tekanan ekonomi sendiri hanya salah satu penyebab maraknya orang Bali bunuh diri, ujar Prof Ngurah Sudiana. (Antara)
Berita Terkait
-
Pegadaian Championship: Sumsel United Usung Misi Tiga Poin Lawan Persikad Depok
-
Pesan Pengacara PT WKM untuk Presiden Prabowo: Datanglah ke Tambang Kami, Ada 1,2 Km Illegal Mining
-
Hasil Kumamoto Masters 2025: Ubed Evaluasi Fisik dan Mental Usai Terhenti di Babak Pertama
-
Girang Dipanggil Lagi ke Timnas Brasi, Fabinho: Terasa Debut Pertama
-
Express Discharge, Layanan Seamless dari Garda Medika Resmi Meluncur: Efisiensi Waktu dan Pembayaran
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- Terbongkar dari Tato! Polisi Tetapkan Pria Lawan Main Lisa Mariana Tersangka Kasus Video Porno
- Buntut Tragedi SMA 72 Jakarta, Pemerintah Ancam Blokir Game Online Seperti PUBG
Pilihan
-
Tekad Besar Putu Panji Usai Timnas Indonesia Tersingkir di Piala Dunia U-17 2025
-
Cek Fakta: Viral Isu Rektor UGM Akui Jokowi Suap Rp100 Miliar untuk Ijazah Palsu, Ini Faktanya
-
Heimir Hallgrimsson 11 12 dengan Patrick Kluivert, PSSI Yakin Rekrut?
-
Pelatih Islandia di Piala Dunia 2018 Masuk Radar PSSI Sebagai Calon Nahkoda Timnas Indonesia
-
6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
Terkini
-
Pesan Pengacara PT WKM untuk Presiden Prabowo: Datanglah ke Tambang Kami, Ada 1,2 Km Illegal Mining
-
Misteri Penculikan Bilqis: Pengacara Duga Suku Anak Dalam Hanya 'Kambing Hitam' Sindikat Besar
-
Babak Baru Korupsi Petral: Kejagung Buka Penyidikan Periode 2008-2015, Puluhan Saksi Diperiksa
-
Aliansi Laki-Laki Baru: Lelaki Korban Kekerasan Seksual Harus Berani Bicara
-
Ahli BRIN Ungkap Operasi Tersembunyi di Balik Jalan Tambang PT Position di Halmahera Timur
-
Jeritan Sunyi di Balik Tembok Maskulinitas: Mengapa Lelaki Korban Kekerasan Seksual Bungkam?
-
Mendagri Tito Dapat Gelar Kehormatan "Petua Panglima Hukom" dari Lembaga Wali Nanggroe Aceh
-
'Mereka Mengaku Polisi', Bagaimana Pekerja di Tebet Dikeroyok dan Diancam Tembak?
-
Efek Domino OTT Bupati Ponorogo: KPK Lanjut Bidik Dugaan Korupsi Monumen Reog
-
Bukan Kekenyangan, Tiga Alasan Ini Bikin Siswa Ogah Habiskan Makan Bergizi Gratis