Suara.com - Wali Kota Pekanbaru, Provinsi Riau H Firdaus mengungkapkan rasa keprihatinannya atas minimnya anak sekolah dasar di wilayah itu yang memilih belajar agama sebagai ektrakulikulernya.
"Para orangtua lebih cenderung memasukkan anak mereka belajar ilmu pasti dan teknologi sebagai ektrakurikuler ," kata H.Firdaus, Minggu, usai membuka pelatihan bagi para guru, Madrasah se-Pekanbaru.
Ia menuturkan data menunjukkan dari 365 Sekolah Dasar (SD) yang ada di Pekanbaru, hanya 30 ribuan saja muridnya yang mengikuti pelajaran keagamaan. Sementara murid SD ada ratusan ribu.
"Sekitar 70 ribuan murid SD di Pekanbaru tidak memilih pelajaran agama sebagai ekstrakurikuler," katanya.
Ia menjelaskan, para orangtua saat ini sepertinya lebih cenderung memasukkan anak mereka belajar ilmu umum, tidak mengimbanginya dengan ilmu agama.
Walau disekolah ada mata pelajaran agama, namun itu terbatas karena hanya disajika dua jam saja.
"Sementara ilmu umum selain dipelajari lebih lama, diluar jam sekolah juga masih ditambahkan melalui les yang diberikan," paparnya.
Padal sumber dari segala ilmu itu adalah agama. Menurut dia, hal ini menjadi sebuah Pekerjaan Rumah (PR) baginya bagaimana agar generasi bangsa khususnya warga diwilahnya akan dibangun jika para orang tua tidak beminat memasukkan anak mereka untuk mempelajari agama.
Sementara pendekatan masyarakat metropolitan yang madani sesuai visi Pekanbaru, serta generasi Indonesia yang berkarakter, akan lebih mudah dilakukan melalui ilmu agama sejak anak berada di Sekolah Dasar.
"Agama penuh dengan etika apapun agamanya pasti mengajarkan itu," tegasnya.
Ia yakin tidak ada agama yang mengajarkan hal-hal yang melanggar, memecah belah, justru menjadikan masyarakat yang taat hukum, disiplin, toleransi, bergotong royong.
Karena itu ia menghimbau, para orangtua agar mulai memikirkan porsi pembelajaran agama dan ilmu umum bagi anak mereka sejak dini.
"Masukkanlah sekolah keagamaan sebagai ekstrakurikuler anak," sarannya. (Antara)
Berita Terkait
-
Tugas di Hari Ayah: Ajari Anak Lelaki bahwa Maskulinitas Tak Harus Keras
-
7 Rekomendasi Parfum untuk Hijabers, Tahan Lama Dipakai Aktivitas Outdoor
-
Biasanya Putih, Apriyani Rahayu Soroti Pencahayaan Kuning di Kumamoto Masters 2025
-
Kemenperin: Penyeragaman Kemasan Jadi Celah Peredaran Rokok Ilegal
-
Greenpeace Ingatkan Pemerintah: COP30 Jangan Jadi Panggung Retorika Iklim
Terpopuler
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
- 8 Mobil Kecil Bekas Terkenal Irit BBM dan Nyaman, Terbaik buat Harian
- 7 Rekomendasi Parfum Lokal Aroma Citrus yang Segar, Tahan Lama dan Anti Bau Keringat
- 5 Rekomendasi Moisturizer Korea untuk Mencerahkan Wajah, Bisa Bantu Atasi Flek Hitam
Pilihan
-
Keuangan WIKA 'Berlumur Darah' Imbas Whoosh, Bosnya Pasrah Merugi
-
Respons Berkelas Dean James usai Bikin Gol Spektakuler ke Gawang Feyenoord
-
Pahitnya Niat Baik: Guru Dipecat Karena Kumpulkan Rp20 Ribu untuk Gaji Honorer
-
Pemerintah Mau 'Bebaskan' Reynhard Sinaga, Predator Seksual Terkejam di Sejarah Inggris
-
Bahlil soal Izin Tambang di Raja Ampat : Barang Ini Ada, Sebelum Saya Ada di Muka Bumi!
Terkini
-
Cegah Kasus Keracunan MBG Berulang, BGN Wajibkan SPPG Punya Alat Ini
-
Detik-detik Jembatan Hongqi Hancur, Biaya Proyek Habiskan Dana Rp 21 M
-
Ortu Minta Prabowo Pulangkan Reynhard Sinaga, Apakah RI dan Inggris Punya Perjanjian Ekstradisi?
-
KPK Cecar Eks Direktur Kemenag Soal Pembagian Kuota Haji Hingga Penyediaan Layanan
-
DPRD DKI Desak Bau Menyengat di RDF Rorotan Segera Tuntas, Target Normal Beroperasi Desember
-
Film Jadi Mimbar Baru: Menag Dorong Dakwah Lewat Seni untuk Gen Milenial
-
Polisi Ungkap Kronologi Pemotor Tewas Terlindas JakLingko di Cilangkap
-
DPRD Desak Pemprov DKI Percepat Digitalisasi Parkir untuk Hapus Pungli dan Kebocoran PAD
-
Digugat Praperadilan, KPK Bantah Hentikan Penyidikan Kasus Korupsi Kuota Haji Era Gus Yaqut
-
Sempat Jadi Tontonan Warga! Mayat Pekerja Ditemukan Kaku di Bak Kontrol Pompa Air Patung Kuda Monas