Suara.com - Wakil Kepala Polri Komisaris Jenderal Polisi Badrodin Haiti menyatakan kelompok teroris Santoso yang selama ini bersembunyi di Kabupaten Poso terlibat tujuh kasus pelanggaran hukum di wilayah Sulawesi Tengah yang harus dipertanggungjawabkan.
"Lebih baik kelompok Santoso menyerah untuk mempertanggungjawabkan kasus itu," kata Badrodin Haiti di Palu, Sabtu (4/4/2015) malam.
Berdasar catatan kepolisian terdapat serangkaian kasus kekerasan yang diduga kuat dilakukan oleh kelompok teroris selama tiga tahun terakhir, antara lain penculikan dan pembunuhan seorang warga di Lembah Napu, Poso, pada akhir Desember 2014, kemudian pembunuhan tiga warga Desa Tangkura pada Januari 2015.
Selanjutnya, pembunuhan dua anggota polisi di Desa Tamanjeka, Poso pada Oktober 2012.
Kemudian beberapa kasus penembakan dan pembunuhan warga di Kabupaten Poso pada selama 2012-2014.
Selain itu, kelompok teroris pimpinan Santoso itu diduga kuat melakukan serangkaian penyerangan di Markas Polsek Poso Pesisir Selatan namun tidak menimbulkan korban.
Kelompok teroris juga beberapa kali menyerang pasukan Brimob yang sedang patroli pada Desember 2012 yang menewaskan tiga pasukan dan melukai beberapa aparat lainnya.
Saat ini polisi terus memburu kelompok teroris yang diduga kuat melarikan diri di wilayah Kabupaten Parigi Moutong.
Beberapa hari lalu, aparat kepolisian menyergap kelompok teroris dan terlibat baku tembak di waktu dan lokasi berbeda yang berada di wilayah Kabupaten Parigi Moutong.
Baku tembak itu menewaskan dua orang dari kelompok sipil bersenjata yang diduga bernama Daeng Koro dan Imam. Saat ini polisi berupaya melakukan tes DNA untuk lebih memastikan identitas kedua jenazah. (Antara)
Berita Terkait
-
Logitech MX Master 4 Resmi, Mouse Haptic Feedback Premium Harga Rp 2 Jutaan
-
Bayaran Syuting Amanda Manopo, Akui Siap Support Finansial kalau Kenny Austin Sepi Job
-
Menurut Deolipa Yumara, Kasus Vadel Badjideh Termasuk Pembunuhan: Hukumannya Berat
-
Kumamoto Masters 2025: Siti Fadia Antisipasi Permainan Reli Yuki/Mayu di Babak 16 Besar
-
Diabetes Bukan Penyakit Orang Tua, Ini 5 Cara Simpel Biar Gen Z Gak Kena Sakit Gula
Terpopuler
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
- 8 Mobil Kecil Bekas Terkenal Irit BBM dan Nyaman, Terbaik buat Harian
- 7 Rekomendasi Parfum Lokal Aroma Citrus yang Segar, Tahan Lama dan Anti Bau Keringat
- 5 Rekomendasi Moisturizer Korea untuk Mencerahkan Wajah, Bisa Bantu Atasi Flek Hitam
Pilihan
-
Keuangan WIKA 'Berlumur Darah' Imbas Whoosh, Bosnya Pasrah Merugi
-
Respons Berkelas Dean James usai Bikin Gol Spektakuler ke Gawang Feyenoord
-
Pahitnya Niat Baik: Guru Dipecat Karena Kumpulkan Rp20 Ribu untuk Gaji Honorer
-
Pemerintah Mau 'Bebaskan' Reynhard Sinaga, Predator Seksual Terkejam di Sejarah Inggris
-
Bahlil soal Izin Tambang di Raja Ampat : Barang Ini Ada, Sebelum Saya Ada di Muka Bumi!
Terkini
-
Cegah Kasus Keracunan MBG Berulang, BGN Wajibkan SPPG Punya Alat Ini
-
Detik-detik Jembatan Hongqi Hancur, Biaya Proyek Habiskan Dana Rp 21 M
-
Ortu Minta Prabowo Pulangkan Reynhard Sinaga, Apakah RI dan Inggris Punya Perjanjian Ekstradisi?
-
KPK Cecar Eks Direktur Kemenag Soal Pembagian Kuota Haji Hingga Penyediaan Layanan
-
DPRD DKI Desak Bau Menyengat di RDF Rorotan Segera Tuntas, Target Normal Beroperasi Desember
-
Film Jadi Mimbar Baru: Menag Dorong Dakwah Lewat Seni untuk Gen Milenial
-
Polisi Ungkap Kronologi Pemotor Tewas Terlindas JakLingko di Cilangkap
-
DPRD Desak Pemprov DKI Percepat Digitalisasi Parkir untuk Hapus Pungli dan Kebocoran PAD
-
Digugat Praperadilan, KPK Bantah Hentikan Penyidikan Kasus Korupsi Kuota Haji Era Gus Yaqut
-
Sempat Jadi Tontonan Warga! Mayat Pekerja Ditemukan Kaku di Bak Kontrol Pompa Air Patung Kuda Monas