Suara.com - Siapa yang sebelumnya menyangka lelaki ini bisa melakukan pembunuhan keji terhadap istrinya sendiri? Buktinya, sejumlah teman semasa kuliah Ilmul Khaer alias IK (42 tahun), oknum dosen Universitas Andalas (Unand) Padang, Sumbar, yang menjadi tersangka pembunuhan istrinya Dewi Yulia Sartika atau DY (37), mengenalnya sebagai seseorang yang pendiam.
"Sekenal kami, IK sejak masa kuliah dulu termasuk pribadi yang tertutup. Dia pendiam dan tidak begitu banyak bergaul," ungkap Pebrinaldi, Wakil Ketua Umum Perhimpunan Advokat (Peradi) Kota Padang, di Padang, sebagaimana dikutip Antara baru-baru ini.
Lebih jauh, menurut Pebrinaldi, sepengetahuan dirinya terhadap tersangka, IK yang diketahui tahun lalu baru saja lulus sidang promosi gelar doktor itu merupakan sosok yang baik dan sopan.
"Dia orang yang baik dan sopan, hanya saja pendiam. Dia juga taat menjalankan ibadah salat," ujarnya.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Wilson Saputra. Menurutnya, teman masa kuliahnya tersebut diketahui tidak pernah melalaikan ibadah.
"Setahu saya, sejak mahasiswa dulu dia memang pendiam dan kurang bicara. Saya ingat dia juga rajin salat," tutur Wilson pula kepada Antara.
Seperti marak diberitakan, kasus dugaan pembunuhan itu terungkap saat ditemukannya DY dalam keadaan tak bernyawa lagi, meninggal dengan bekas luka tusukan, di dalam mobil Suzuki Katana di sebuah SPBU di Singkut, Jambi, pada Minggu (5/4/2015). Di lokasi itu juga kemudian sekaligus ditemukan tersangka IK yang berada di toilet SPBU.
Setelah dilakukan pemeriksaan oleh kepolisian setempat, IK akhirnya mengakui telah menghabisi nyawa istrinya gara-gara merasa cemburu dan menganggap istrinya selingkuh. Kepada sejumlah media pula kemudian, IK mengaku menduga ada pria idaman lain (PIL) di kehidupan istrinya yang merupakan pegawai Bank BRI Cabang Padang dan kerap bekerja lembur hingga malam itu.
Kepala Satuan Reskrim (Kasat Reskrim) Polresta Padang, Kompol Franky M Mathan, mengatakan bahwa dalam kasus ini pihaknya telah mengamankan sejumlah barang bukti. Antara lain yaitu satu unit Suzuki Katana yang merupakan kendaraan untuk membawa korban, tas korban, serta senjata tajam yang diduga kuat dijadikan alat pembunuhan.
Selain itu, menurut Franky, pihaknya juga telah memeriksa sebanyak empat saksi dalam kasus tersebut.
Mencoba Bunuh Diri, Dirawat di RS
Diberitakan pula, tersangka IK sendiri saat ini masih dirawat di Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Kota Padang. Dia dirawat terutama setelah mencoba melakukan bunuh diri dengan meminum racun serangga.
"Tersangka belum bisa diperiksa sekarang. Masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Bhayangkara," ungkap Kapolresta Padang, Kombes Pol Wisnu Andayana, di Padang, Selasa (7/4), seperti dikutip Antara.
Wisnu mengatakan, perawatan tersebut terutama untuk membersihkan bagian dalam tubuh tersangka, pasca-percobaan bunuh diri yang dilakukannya dengan meminum obat nyamuk.
"Tersangka nekat meminum obat nyamuk. Jadi, saat ini (petugas medis) mencoba membersihkan sisa-sisa obat nyamuk yang ada di dalam tubuh tersangka," katanya.
Saat ditanya kapan tersangka akan dibawa ke Kantor Polresta Padang untuk dilakukan pemeriksaan, Wisnu mengaku belum dapat memastikan.
"Belum diperiksa hari ini, karena kondisi kesehatannya terganggu. Kapan pulihnya juga belum bisa dipastikan. Pemrosesan yang dilakukan baru penangkapan," jelasnya.
Tersangka sendiri diberitakan tiba di RS Bhayangkara setelah dijemput oleh anggota Polresta Padang dari Jambi. Saat tiba di RS, keluarga korban yang berada di sana berusaha melampiaskan emosi kepada tersangka, namun bisa diamankan oleh petugas. Jenazah korban sendiri tiba lebih awal di RS Bhayangkara, sebelum lantas dibawa ke rumah duka sekitar pukul 17.00 WIB.
Berdasarkan pemeriksaan yang telah dilakukan polisi sejauh ini, diketahui IK menghabisi nyawa DY di rumah mereka, kawasan Jalan Koto Marapak, Olo Ladang, Kecamatan Padang Barat, Kota Padang, pada Sabtu (4/4) lalu. Usai menghabisi nyawa istrinya itu, IK lantas membawa jenazahnya menggunakan mobil, hingga sampai ke daerah Jambi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO