Suara.com - Otoritas India menyelamatkan lebih dari 20 anak-anak Nepal dari jaringan perdagangan manusia. Sindikat perdagangan manusia kini menyasar kepada keluarga miskin korban gempa bumi di Nepal.
Gempa bumi 7,8 SR di Nepal menewaskan lebih dari 8.600 orang. Gempa menghancurkan desa dan ratusan ribu orang kehilangan rumah dan harta benda mereka.
Guardian melansir, Senin (25/5/2015), para pegiat di sana memperingatkan anak-anak, perempuan dan remaja rentan terhadap penculikan dan pedagangan anak. Mereka semua terancam untuk dipasok ke rumah pelacuran di Asia Selatan. Namun dalam operasi Bihar, India Utara, otoritas menyebutkan anak-anak yang mempunyai orangtua yang kehilangan pekerjaan karena bencana itu adalah sasaran empuk penculikan.
"Kami telah diselamatkan 26 anak dari cengkeraman perdagangan manusia dalam 20 hari terakhir. Mereka akan dikirimkan ke pusat rehabilitasi," kata pejabat senior di Kabupaten Champaran Bihar Timur, Sanjeev Kumar.
Warga desa-desa miskin di India Utara banyak bekerga di Nepal. Namun mereka kehilangan kerjaan karena gempa menghancurkan tempat mencari nafkahnya. Mereka menyebrang ke India melalui pos perbatasan Raxaul. Mereka yakin membiarkan anak-anak yang masih berusia 8 sampai 14 tahun untuk berpergian jauh. Karena seseorang berjanji untuk memberikan mereka pekerjaan dengan gaji cukup dan kondisi nyaman. Namun aksi itu digagalkan. Empat pelaku perdagangan anak ditangkap.
Meski India menyelamatkan korban perdagangan manusia, ini akan tetap menjadi masalah serius.
Pekan lalu saja ada 28 anak-anak korban perdagangan manusia yang diselamatkan dari pabrik garmen di Kota Ludhiana di sebelah barat. Mereka dipekerjakan di sana, termasuk 8 anak dari Nepal. Penyelamatan dilakukan oleh sebuah LSM. Anak-anak itu dibayar sekitar 150 rupee seminggu untuk menjahit kaos.
"Setelah bencana Nepal, ketakutan anak-anak dan perempuan terjerumus ke geng pedagang manusia telah meningkat berlipat ganda. Kami berjaga dengan ketat di sepanjang perbatasan India-Nepal untuk mencegah kejadian seperti itu," kata Kumar.
Sebab perbatasan antara India dan Nepal yang panjangnya sampai 1,751 km sangat sedikit petugas yang berpatroli.
YK Gautam, koordinator LSM Action Against Trafficking and Sexual Exploitation of Children di Bihar menggambarkan situasi itu sangat serius. Dia menyebut perbatasan India-Nepal di Raxaul menjadi titik rentan perdagangan manusia. (Guardian)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Body Lotion dengan Kolagen untuk Usia 50-an, Kulit Kencang dan Halus
- 8 Bedak Translucent untuk Usia 50-an, Wajah Jadi Flawless dan Natural
- Sepatu On Cloud Ori Berapa Harganya? Cek 5 Rekomendasi Paling Empuk buat Harian
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- Pemain Keturunan Jerman Ogah Kembali ke Indonesia, Bongkar 2 Faktor
Pilihan
-
Hasil SEA Games 2025: Mutiara Ayu Pahlawan, Indonesia Siap Hajar Thailand di Final
-
Stok BBM Shell Mulai Tersedia, Cek Lokasi SPBU dan Harganya
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
Terkini
-
DPR Usul Presiden Bentuk Kementerian Bencana: Jadi Ada Dirjen Longsor, Dirjen Banjir
-
Pemerintah Pulangkan 2 WN Belanda Terpidana Kasus Narkotika Hukuman Mati dan Seumur Hidup
-
Aksi 4 Ekor Gajah di Pidie Jaya, Jadi 'Kuli Panggul' Sekaligus Penyembuh Trauma
-
Legislator DPR Desak Revisi UU ITE: Sikat Buzzer Destruktif Tanpa Perlu Laporan Publik!
-
Lawatan ke Islamabad, 6 Jet Tempur Sambut Kedatangan Prabowo di Langit Pakistan
-
Kemensos Wisuda 133 Masyarakat yang Dianggap Naik Kelas Ekonomi, Tak Lagi Dapat Bansos Tahun Depan
-
27 Sampel Kayu Jadi Kunci: Bareskrim Sisir Hulu Sungai Garoga, Jejak PT TBS Terendus di Banjir Sumut
-
Kerugian Negara Ditaksir Rp2,1 T, Nadiem Cs Segera Jalani Persidangan
-
Gebrakan KemenHAM di Musrenbang 2025: Pembangunan Wajib Berbasis HAM, Tak Cuma Kejar Angka
-
LBH PBNU 'Sentil' Gus Nadir: Marwah Apa Jika Syuriah Cacat Prosedur dan Abaikan Kiai Sepuh?