Suara.com - Sejumlah alumnus Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Adhy Niaga Kota Bekasi, Jawa Barat, mengecam keputusan sepihak Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi M Nasir yang membekukan kampus mereka.
"Semestinya menteri melakukan investigasi terlebih dulu untuk mencari tahu kebenaran perihal isu jual beli ijazah palsu, karena saya dapatkan ijazah dari kampus ini melalui proses kuliah," kata salah satu alumnus STIE Adhy Niaga, Rian Hidayawan (22), di Bekasi, Rabu.
Kedatangannya ke kampus di Jalan Jenderal Sudirman tersebut untuk pengurusan legalisir ijazah sesuai imbauan yang diterbitkan pihak kampus tertanggal 22 Mei 2015.
Legalisir dan pengecekan ijazah wajib dilakukan oleh seluruh alumnus pascasidak yang dilakukan Menristek Dikti M Nasir ke kampus tersebut demi keperluan pengecekan isu jual beli ijazah.
"Alumni harus menyerahkan ijazah asli dan fotokopinya sebanyak tiga lembar, transkrip nilai asli dan fotokopinya tiga lembar, Kartu Tanda Penduduk serta kartu mahasiswa," katanya.
Rian menambahkan, semestinya Menristek Dikti bukan menutup kampusnya, melainkan menangkap oknum yang memperjualbelikan ijazah palsu.
"Tindakan menteri ini tidak memikirkan masa depan para alumnus yang telah lulus dan berijazahkan STIE Adhi Niaga. Termasuk juga mahasiswa yang saat ini masih menjalani proses belajar di dalamnya," katanya.
Alumnus lain, Nurul Aryadi (22) dengan tegas meminta pertanggungjawaban menteri atas tindakannya tersebut.
"Bisa saja ini ulah oknum, jangan kampus yang langsung disalahkan," ujarnya.
Sementara itu, berdasarkan pantauan Antara, kampus STIE Adhy Niaga sepi dari kegiatan belajar-mengajar.
Mahasiswa yang berada di dalam kampus justru menggelar doa bersama agar institusi pendidikan tempat mereka kuliah tidak ditutup.
Sementara itu, pemilik STIE Adhy Niaga, Adi Firdaus, belum bersedia dikonfirmasi terkait dengan pembekuan kampusnya. (Antara)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Istana Tanggapi Gerakan 'Stop Tot Tot Wuk Wuk' di Media Sosial: Presiden Aja Ikut Macet-macetan!
-
Emil Audero Jadi Kunci! Cremonese Bidik Jungkalkan Parma di Kandang
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
Terkini
-
Indonesia di Ambang Amarah: Belajar dari Ledakan di Nepal, Rocky Gerung dan Bivitri Beri Peringatan!
-
Ganggu Masyarakat, Kakorlantas Bekukan Penggunaan Sirene "Tot-tot Wuk-wuk"
-
Angin Segar APBN 2026, Apkasi Lega TKD Bertambah Meski Belum Ideal
-
Digerebek Satpol PP Diduga Sarang Prostitusi, Indekos di Jakbar Bak Hotel: 3 Lantai Diisi 20 Kamar!
-
Usai Siswa Keracunan Massal, DPR Temukan Ribuan SPPG Fiktif: Program MBG Prabowo Memang Bermasalah?
-
RUU Perampasan Aset Mesti Dibahas Hati-hati, Pakar: Jangan untuk Menakut-nakuti Rakyat!
-
Ucapan Rampok Uang Negara Diusut BK, Nasib Wahyudin Moridu Ditentukan Senin Depan!
-
Survei: Mayoritas Ojol di Jabodetabek Pilih Potongan 20 Persen Asal Orderan Banyak!
-
Sambut Putusan MK, Kubu Mariyo: Kemenangan Ini Milik Seluruh Rakyat Papua!
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri