Suara.com - Pemerintah Prancis mengirimkan duta besar khusus berkeliling negara-negara Asia menjelang pertemuan perubahan iklim dunia Conference of the Parties 21 (COP21) yang bakal digelar di Paris, Prancis, pada Desember 2015 nanti.
Duta Besar Prancis untuk Perubahan Iklim, Philippe Zeller, saat ditemui suara.com dalam dua kesempatan berbeda mengakui, Prancis tak menginginkan perundingan dalam pertemuan COP21 maksimal.
“Kami tak ingin gagal seperti pertemuan di Copenhagen (Denmark),” ujar Zeller di Bangkok, Thailand, Kamis malam (6/7/2015).
Dari sejumlah pertemuannya dengan pejabat, kata Zeller, negara-negara ASEAN yang memiliki peran penting dalam perubahan iklim, justru adalah paling rentan.
Dia menyebut kalau negara-negara ASEAN kemungkinan akan berebut ranking atas siapa yang dianggap paling terkena dampak.
“Negara ASEAN saat ini dipimpin oleh Filiphina, tapi saya takut akan ada ranking atas apa yang dianggap rawan dari 10 negara di Asia Tenggara,” tambah Zeller lagi.
Zeller mengungkapkan, analisis berbeda justru datang dari utusan Prancis lainnya yang berkeliling negara-negara dunia lain, seperti Afrika dan Amerika.
Kendati demikian menurut Zeller, negara kawasan ASEAN justru paling peduli soal perubahan iklim. Dia merujuk pada dua negara kecil di ASEAN yang sekarang mulai peduli pada upaya mitigasi.
“Negara kecil seperti Brunei dan Singapura kini sudah bicara soal mitigasi dari sektor energi. Intinya beberapa negara sadar ada emisi yang tinggi dari negara ‘kami’,” katanya.
Zeller juga mengatakan saat ini ada empat pilar yang bakal menjadi peranan penting dalam kesuksesan COP21 dan salah satu terpenting adalah hasil kepakatan yang mengikat soal pembiayaan pengurangan emisi terkait perubahah iklim.
Hal lainnya, kata Zeller, merujuk pada upaya ambius Prancis untuk membentuk aliansi, yang disebut sebagai ‘Aliansi Paris’, untuk mendorong kesepakatan di pertemuan COP21.
Berita Terkait
-
Hotman Paris Minta Nadiem Makarim Dibebaskan: Penetapan Tersangka Kasus Laptop Dinilai Cacat Hukum
-
Perempuan Pesisir dan Beban Ganda di Tengah Krisis Iklim
-
Vadel Badjideh Divonis 9 Tahun, Hotman Paris: Salah Strategi Hukum
-
MQK Internasional Perdana di Indonesia, Menag Soroti Ekoteologi untuk Atasi Krisis Iklim
-
Bukan Gaun Mewah, Ini Pilihan Rose BLACKPINK di Paris Fashion Week! Berani Beda?
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Dolar Diramal Tembus Rp20.000, Ekonom Blak-blakan Kritik Kebijakan 'Bakar Uang' Menkeu
-
'Spill' Sikap NasDem: Swasembada Pangan Harga Mati, Siap Kawal dari Parlemen
-
Rocky Gerung 'Spill' Agenda Tersembunyi di Balik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir
-
Kriminalisasi Masyarakat Adat Penentang Tambang Ilegal PT Position, Jatam Ajukan Amicus Curiae
-
Drama PPP Belum Usai: Jateng Tolak SK Mardiono, 'Spill' Fakta Sebenarnya di Muktamar X
-
Horor MBG Terulang Lagi! Dinas KPKP Bongkar 'Dosa' Dapur Umum: SOP Diabaikan!
-
Jalani Kebijakan 'Koplaknomics', Ekonom Prediksi Indonesia Hadapi Ancaman Resesi dan Gejolak Sosial
-
Mensos Gus Ipul Bebas Tugaskan Staf Ahli yang Jadi Tersangka Korupsi Bansos di KPK
-
Detik-detik Bus DAMRI Ludes Terbakar di Tol Cikampek, Semua Penumpang Selamat
-
Titik Didih Krisis Puncak! Penutupan Belasan Tempat Wisata KLH Picu PHK Massal, Mulyadi Geram