Suara.com - Ketua Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait mengaku tidak tahu menahu soal uang sumbangan duka untuk bocah korban pembunuhan Engeline Margriet Megawe (Angeline) di Denpasar, Bali.
Arist yang dihubungi suara.com, Rabu (5/8/2015), menyatakan kalau lembaga Komnas Perlindungan Anak tak pernah terlibat dengan pengumpulan uang duka yang dilaporkan dikumpulkan dari halaman rumah korban di Jalan Sedap Malam, Sanur, Bali.
“Wah mati deh gue. Saya tidak pernah mengetahui soal itu. Kami secara kelembagaan sama sekali tidak tahu dan tidak pernah berinisiatif mengumpulkan sumbangan,” jelas Arist.
Dia juga mengaku tak ada satupun dari pihak ibu kandung korban, Hamidah, yang menghubunginya untuk bertanya soal nasib uang duka yang dikumpulkan untuk Angeline.
“Tidak pernah ada pengacara dari Ibu Hamidah yang menghubungi saya. Bahkan dari Ipung (Siti Sapurah dari Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak Kota Denpasar) jugta tidak pernah menghubungi saya,” kata Arist lagi.
Sebelumnya diberitakan, orang tua kandung Angeline sempat mempertanyakan uang duka yang dikumpulkan di halaman rumah korban.
Siti Sapurah dari Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak Kota Denpasar menceritakan kalau sempat datang ke Tempat Kejadian Perkara (TKP) 24 Juni 2015 dan mendapat penjelasan dari penyidik polisi pada 24 Juni 2015.
Di tempat itu Siti mendapat penjelasan kalau uang duka yang dikumpulkan itu belum bisa diambil sampai ada izin dari orang Komnas Perlindungan Anak.
Kendati Arist Merdeka sudah menyanggah, Naomi Werdi Sastro sebagai orang yang disebut Siti Sapurah berkaitan dengan uang duka belum bisa dimintai keterangan karena nomor teleponnya tak bisa dihubungi, baik oleh reporter suara.com di Denpasar maupun dari kantor redaksi. (Luh Wayanti)
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Ucapan Rampok Uang Negara Diusut BK, Nasib Wahyudin Moridu Ditentukan Senin Depan!
-
Survei: Mayoritas Ojol di Jabodetabek Pilih Potongan 20 Persen Asal Orderan Banyak!
-
Sambut Putusan MK, Kubu Mariyo: Kemenangan Ini Milik Seluruh Rakyat Papua!
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban