News / Nasional
Rabu, 19 Agustus 2015 | 17:04 WIB
Pengurus SIAP Solo menunjukkan AD/ART bahwa SIAP bukan merupakan teroris, Rabu (19/8/2015). [suara.com/Labib Zamani]

Suara.com - Solidaritas Indonesia Anti Penindasan atau lebih dikenal sebutan SIAP turut angkat bicara terkait penyitaan kaos bertulis SIAP yang diamankan oleh Densus 88 Antiteror dalam penggeledahan rumah terduga teroris di Semanggi, Pasar Kliwon, Solo, Jawa Tengah, Rabu (12/8/2015) lalu.

Menurut mereka kaos bertulis SIAP yang diamankan dari rumah milik terduga teroris Giyanto tidak berarti SIAP terlibat kegiatan teroris. Mereka menilai kaos tersebut sebagai pembunuhan karakter yang dilakukan oleh pihak tertentu terhadap SIAP.

"Kita ingin meluruskan bahwa SIAP bukanlah sebuah ormas, tapi perkumpulan. Janganlah berlebihan menilai SIAP itu teroris," kata pendiri SIAP Solo, Muhammad Taufik, kepada wartawan, Rabu (19/8/2015).

Taufik mengatakan perkumpulannya dibentuk pada tahun 2002 dengan tujuan untuk mengantisipasi meluasnya pengaruh dari kekuasaan preman atas sejumlah kafe, yang disinyalir sebagai tempat prostitusi dan sarang narkoba. Jika Densus 88 Antiteror menyebutkan SIAP teroris, kata Taufik, salah alamat.

"Jangan dilihat dari tulisan SIAP di kaosnya, tapi kita memiliki AD/ART. Logo SIAP dan semboyan 'Terbunuh atau Menang' adalah penghalusan atau penyederhanaan mati sahid atau hidup mulia. Selain itu, jika kita berani melawan preman kendalanya tentu hanya dua, membunuh atau dibunuh," kata dia.

Lebih jauh, Taufik mengungkapkan kasus terorisme merupakan pengalihan dari terpuruknya ekonomi di Indonesia yang mengakibatkan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar. Di samping penangkapan terorisme setelah kedatangan PM Inggris adalah skenario untuk memasuki pesanan asing.

"Kita dalam waktu dekat akan mengirim surat protes ke Polri terkait pencatutan SIAP dalam penangkapan terduga teroris," ujar dia.

Sementara, Ketua SIAP, Iwan Tri, menambahkan perkumpulannya saat ini memiliki sekitar 635 anggota, sebagian besar berasal dari masyarakat yang latar belakangnya preman. Sehingga tidak ada kaitannya dengan teroris.

"Kita menduga Polri ikut terlibat," kata Iwan. (Labib Zamani)

Tag

Load More