Suara.com - Solidaritas Indonesia Anti Penindasan atau lebih dikenal sebutan SIAP turut angkat bicara terkait penyitaan kaos bertulis SIAP yang diamankan oleh Densus 88 Antiteror dalam penggeledahan rumah terduga teroris di Semanggi, Pasar Kliwon, Solo, Jawa Tengah, Rabu (12/8/2015) lalu.
Menurut mereka kaos bertulis SIAP yang diamankan dari rumah milik terduga teroris Giyanto tidak berarti SIAP terlibat kegiatan teroris. Mereka menilai kaos tersebut sebagai pembunuhan karakter yang dilakukan oleh pihak tertentu terhadap SIAP.
"Kita ingin meluruskan bahwa SIAP bukanlah sebuah ormas, tapi perkumpulan. Janganlah berlebihan menilai SIAP itu teroris," kata pendiri SIAP Solo, Muhammad Taufik, kepada wartawan, Rabu (19/8/2015).
Taufik mengatakan perkumpulannya dibentuk pada tahun 2002 dengan tujuan untuk mengantisipasi meluasnya pengaruh dari kekuasaan preman atas sejumlah kafe, yang disinyalir sebagai tempat prostitusi dan sarang narkoba. Jika Densus 88 Antiteror menyebutkan SIAP teroris, kata Taufik, salah alamat.
"Jangan dilihat dari tulisan SIAP di kaosnya, tapi kita memiliki AD/ART. Logo SIAP dan semboyan 'Terbunuh atau Menang' adalah penghalusan atau penyederhanaan mati sahid atau hidup mulia. Selain itu, jika kita berani melawan preman kendalanya tentu hanya dua, membunuh atau dibunuh," kata dia.
Lebih jauh, Taufik mengungkapkan kasus terorisme merupakan pengalihan dari terpuruknya ekonomi di Indonesia yang mengakibatkan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar. Di samping penangkapan terorisme setelah kedatangan PM Inggris adalah skenario untuk memasuki pesanan asing.
"Kita dalam waktu dekat akan mengirim surat protes ke Polri terkait pencatutan SIAP dalam penangkapan terduga teroris," ujar dia.
Sementara, Ketua SIAP, Iwan Tri, menambahkan perkumpulannya saat ini memiliki sekitar 635 anggota, sebagian besar berasal dari masyarakat yang latar belakangnya preman. Sehingga tidak ada kaitannya dengan teroris.
"Kita menduga Polri ikut terlibat," kata Iwan. (Labib Zamani)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Mobil Keluarga Tahan Banting Anti Mogok, Mulai Rp 60 Jutaan
- 23 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 17 Oktober: Klaim 16 Ribu Gems dan Pemain 110-113
- Makan Bergizi Gratis Berujung Petaka? Ratusan Siswa SMAN 1 Yogyakarta Keracunan Ayam Basi
- Jepang Berencana Keluar dari AFC, Timnas Indonesia Bakal Ikuti Jejaknya?
- Muncul Dugaan Kasus Trans7 vs Ponpes Lirboyo untuk Tutupi 4 Kasus Besar Ini
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Curigai Permainan Bunga Usai Tahu Duit Pemerintah Ratusan Triliun Ada di Bank
-
Pemerintah Buka Program Magang Nasional, Siapkan 100 Ribu Lowongan di Perusahaan Swasta Hingga BUMN
-
6 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori Besar untuk Orang Tua, Simpel dan Aman
-
Alhamdulillah! Peserta Magang Nasional Digaji UMP Plus Jaminan Sosial dari Prabowo
-
Kabar Gembira! Pemerintah Guyur BLT Ekstra Rp30 T, 17 Juta Keluarga Baru Kebagian Rezeki Akhir Tahun
Terkini
-
Guru Takut Tegur Murid Merokok? Dilema HAM VS Disiplin Hancurkan Wibawa Pendidik
-
Keakraban Prabowo dan Trump Jadi Bahan Lelucon Jimmy Kimmel di TV Nasional
-
Blak-blakan di Sidang ASDP, Mantan Wakil Ketua KPK: Hapus Pasal 'Kerugian Negara'
-
Bikin Pedagang Pasar Tersiksa, APPSI Tolak Raperda KTR DKI Jakarta
-
60 Koperasi Merah Putih Terima Dana Rp6 Miliar, Menkop Ferry Ingatkan Soal Kejujuran
-
Dugaan Ijazah Palsu Arsul Sani, Jika Terbukti Wajib Mundur dari Hakim MK
-
Di Balik Sertifikat Akreditasi: Upaya Klinik dan LAFKESPRI Jaga Mutu Layanan Kesehatan Indonesia
-
Soroti Kesenjangan Energi, Akademisi: Target Listrik 5.700 Desa Harus Wujudkan Keadilan Akses!
-
Hadapi Nyinyiran, Prabowo Beberkan Bukti Keberhasilan MBG: 99,99% Sukses!
-
Dipuji Dunia, Disindir di Negeri Sendiri: Prabowo Bela Program Makan Bergizi Gratis dari Cibiran