Suara.com - Beberapa hari terakhir ini, pengguna internet digemparkan dengan pernyataan Arif Kusnandar dalam media sosial facebook. Pernyataan Arif mengandung provokatif.
Status tersebut dipublikasikan diakun pribadinya 22 Agustus 2015 lalu. Dalam status tersebut, Arif menyinggung beberapa isu terkait pelemahan nilai tukar rupiah dengan mengaitkannya dengan tragedi Mei 1998 yang akan terulang kembali.
Menanggapi hal tersebut, Ruyati salah satu ibu yang menjadi korban 'Mei 98' ini mengaku merinding dan geram ketika mengetahui ada masyarakat yang mengaitkan pelemahan rupiah dengan tragedi 1998 dan mengajak masyarakat lainnya untuk menyakiti warga keturunan.
"Saya jujur ya, saya merinding ketika mendengar status pak Arif itu. Saya geram, mengapa harus membawa tragedi yang membuat saya kehilangan anak saya. Pelemahan rupiah segala macam ini nggak ada kaitannya dengan tragedi 98. Mengapa di saat kami para korban sedang berjuang membangkitkan semangat kita memperjuangkan hak kita ke pemerintah dia berkata seperti itu," kata Ruyati dalam konferesi pers yang digagas oleh SaveNet di Bakoel Coffie, Jakarta Pusat Rabu (26/8/2015).
Ia mengaku lelah, selama 17 tahun ini sudah banyak sekali masyarakat atau orang-orang yang mengatasnamakan komunitas yang justru terus menebar kebencian dan provokatif terkait tragedi 98. Dan lanjut dia, pemerintah terlihat hanya diam terkait maraknya diskriminasi rasial yang marak terjadi selama ini.
"Seharusnya pemerintah bisa menindak tegas. Kan sudah ada aturannya yang melindungi negara ini dari diskriminasi rasial. Juga ada tanggung jawab pemerintah untuk menjamin kejadian Mei 1998 tidak terulang kembali di masa depan. Tapi kenapa selama ini didiamkan," ungkapnya.
Oleh sebab itu, ia berharap pemerintah untuk segera menyelesaikan kasus-kasus yang menggandung diskriminasi rasial agar tidak terus terulang kembali pada tahun-tahun berikutnya.
"Harus hentikan, jangan ungkit tragedi itu lagi. Kami lelah jika selalu diungkit-ungkit lalu dikaitkan dengan masalah yang ada saat ini. Tidak ada hubungannya sama sekali. Jadi saya mohon ini segera ditindak dengan cepat agar tidak terulang kembali," ungkapnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Sunscreen Terbaik Harga di Bawah Rp30 Ribu agar Wajah Cerah Terlindungi
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- 24 Kode Redeem FC Mobile 4 November: Segera Klaim Hadiah Parallel Pitches, Gems, dan Emote Eksklusif
Pilihan
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
-
Bos Pajak Cium Manipulasi Ekspor Sawit Senilai Rp45,9 Triliun
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
Terkini
-
Konflik Lahan di Lebak Memanas, DPR Panggil Perusahaan dan KLHK
-
Di Hadapan Buruh, Aher Usul Kontrak Kerja Cukup Setahun dan Outsourcing Dibatasi
-
Aher Terima Curhat Buruh: RUU Ketenagakerjaan Jadi Sorotan, PHK Sepihak Jadi Ancaman
-
Tips Akhir Tahun Ga Bikin Boncos: Maksimalkan Aplikasi ShopeePay 11.11 Serba Hemat
-
Deolipa Tegaskan Adam Damiri Tidak Perkaya Diri Sendiri dalam Kasus Korupsi Asabri
-
Tak Hadir Lagi di Sidang Sengketa Tambang Nikel Haltim, Dirut PT WKS Pura-pura Sakit?
-
Gubernur Pramono Lanjutkan Uji Coba RDF Rorotan Meski Diprotes: Tidak Kapasitas Maksimum
-
Hasto: PDIP Dorong Rote Ndao Jadi Pusat Riset Komoditas Rakyat, Kagum pada Tradisi Kuda Hus
-
Di Rote Ndao, Hasto PDIP Soroti Potensi Wilayah Terluar RI
-
Belajar Asuransi Jadi Seru! Chubb Life Luncurkan Komik Edukasi Polistory