Suara.com - Polisi mengaku sempat kewalahan untuk mengungkap kasus pembunuhan petugas parkir Mall Senayan City, Asep Suryadi (23). Pasalnya barang bukti yang dipegang polisi sangat minim. Terlebih hasil rekaman CCTV di pusat perbelanjaan tersebut tidak bisa merekam detil penampakan tersangka Ali Akbar Rafsanjani alias Ali Tomcat (21).
"Dari CCTV kita hanya bisa melihat penampakan motor pelaku. Plat nomernya tidak bisa terlihat," kata Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Metro Jaya, Kombes Krisha Murti kepada wartawan, Senin (28/9/2015).
Krihsna juga mengaku jika pada saat olah tempat kejadian perkara (TKP), pihaknya juga sempat kesulitan untuk menemukan petunjuk terkait dugaan pembunuhan tersebut. Dikatakan Krishna sekitar empat jam polisi melakukan olah TKP.
"Dari hasil olah TKP dapat petunjuk yang sangat minim soal peristiwa tersebut," kata Krishna
Selang beberapa hari setelah peristiwa pembunuhan itu, polisi akhirnya meringkus Ali di rumahnya di daerah Sawangan, Depok, Jawa Barat Minggu (27/9/2015) siang.
Penangkapan itu tidak gampang. Pasalnya Ali cukup cerdik untuk menghilangkan bukti-bukti atas perbuatan kejinya dengan mencuci bercak darah yang menempel di jaket, celana dan helm. Namun, tindakan jahatnya itu akhirnya terbongkar polisi berkat alat pendeteksi DNA.
"Sepatu dan jejak kaki darah. Helm, kemudian kita swap dengan DNA darah yang berada di celana, dan sepatu meski sudah dicuci itu. Kita punya alat yang biar dicuci seribu kali darah korban kita tetap bisa tahu," kata Krishna.
Ali saat diciduk polisi, mantan petugas Parkir Senayan City tersebut berpura-pura kaget. Penangkapan juga sempat dipertanyakan tersangka.
Kanit V Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Komisaris Buddy Towoliu mengatakan saat berusaha ditangkap, Ali kerap mengelabui polisi dengan alibi-alibi yang dilontarkannya. Menurut Buddy, tidak terpancarkan rasa ketakutan di wajah Ali saat polisi meringkusnya.
"Tapi dia ini tenang sekali orangnya. Dia bisa mengendalikan dirinya saat ditangkap. Ini pemain watak yang hebat Dia ini," kata Buddy.
Adapun polisi mengetahui keberadaan Ali, lantaran sebelumnya polisi sudah melacak handphone hasil rampasan Ali yang sudah dijual oleh orang lain.
Namun, Ali tetap mempunyai alibinya agar menghindar dari jeratan hukum. Kepada polisi, Ali mengaku tidak pernah ke Jakarta. Kebohongan itu terungkap, karena polisi sudah dulu menelusuri identitas tersangka yang diketahui pernah bekerja sebagai petugas parkir di Senayan City.
"Lalu kita cek namanya di KTP itu kan. Dicek langsung ke pihak Senayan City dan diketahui Ali Akbar ini pernah kerja disana. Berarti Dia bohong kan, pernah ke Jakarta Dia berarti. Kami makin yakin kalau orang ini berbohong," katanya.
Namun Ali tetap belum mau mengakui perbuatannya. Ali juga sempat mengaku jika pada hari Rabu (23/9/2015) saat pembunuhan itu terjadi, dirinya tengah berada di Gunung Sindur yakni berguru ke rumah guru spritualnya.
"Bahkan alibi sempat ke Gunung Sindur, sedang berguru," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
Terkini
-
Update Jalur Aceh: Geumpang-Pameu Akhirnya Tembus Mobil, Tapi Akses ke Kota Takengon Masih Lumpuh
-
Kejagung Siapkan Jurus Ekstradisi, 3 Buron Kakap Jurist Tan hingga Riza Chalid Siap Dijemput Paksa
-
Diduga Gelapkan Uang Ganti Rugi Rp5,9 M, Lurah Rawa Burung Dilaporkan ke Polda Metro Jaya
-
Kementerian P2MI Paparkan Kemajuan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia di Hadapan Komite PBB
-
Penyakit Mulai Hantui Pengungsi Banjir Sumatra, Kemenkes Diminta Gerak Cepat
-
Soal DPR Lakukan Transformasi, Puan Maharani: Ini Niat Baik, Tapi Perlu Waktu, Tak Bisa Cepat
-
BGN Larang Ada Pemecatan Relawan di Dapur MBG Meski Jumlah Penerima Manfaat Berkurang
-
KPK Akui Sedang Lakukan Penyelidikan Kasus Dugaan Korupsi di PT LEN Industri
-
KPK Periksa Lagi Bos Maktour Usai Penyidik Pulang dari Arab, Jadi Kunci Skandal Kuota Haji
-
Buntut Kayu Gelondongan di Banjir Sumatra, Puan Bicara Peluang Revisi UU Kehutanan