Suara.com - Kabut asap akibat kebakaran lahan yang melanda wilayah Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, menyebabkan jarak pandang sekitar 30 meter, Jumat pagi.
"Kabut asap pagi ini makin tebal disertai dengan embun sehingga jarak pandang sangat terbatas dan membuat sesak napas," kata Dadang, warga Muara Teweh, kepada Antara, Jumat.
Kepala Kelompok Tenaga Teknis pada Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofikasi Muara Teweh Sunardi mengatakan, jarak pandang permukaan pada Jumat pagi sekitar 30 meter, sedangkan jarak pandang vertikal 90 feet "Kabut asap ini bertambah parah dibanding hari kemarin karena angin hanya berkecepatan rendah," katanya.
Berdasarkan pantauan melalui satelit Terra/Aqua (NASA) pada hari Jumat (16/10) sampai pukul 05.00 WIB titik panas di wilayah Barito Utara tidak ada atau nihil.
"Kami tidak tahu kabut asap ini dari mana karena deteksi satelit Modis itu untuk titik api di daerah ini hingga Jumat pagi nihil," ujar Sunardi.
Sementara itu, Sekretaris Manggala Agni pada Kantor Seksi Konservasi Wilayah IV Muarateweh Aswaludin mengatakan bahwa titik panas di wilayah Barito Utara sampai Jumat pagi yang dideteksi dua satelit, yaitu NOAA 18 dan Terra/Aqua (NASA) nihil.
"Nihilnya titik panas ini diperkirakan pantauan satelit tidak mampu mendeteksi titik api di wilayah ini karena tertutup kabut asap tebal sebab suhunya dingin," kata dia.
Namun, pihaknya tetap melakukan pemantauan dan patroli di sejumlah lokasi dan saat ini sejumlah petugas Manggala Agani melakukan patroli untuk mengetahui lokasi "hotspot" di wilayah Barito Selatan yang pada Rabu (14/10) malam ada 15 itik api di wilayah tersebut.
"Kami belum mengetahui lahan apa yang terbakar yang terdeteksi satelit itu karena petugas sedang berada di lapangan. Kami menduga yang terbakar bisa lahan gambut yang mampu mengeluarkan kabut asap yang tebal meski apinya di permukaan tidak ada." ujarnya.
Manggala Agni Muarateweh dengan daerah operasi di empat kabupaten di pedalaman Kalteng itu selain Muarateweh, juga Puruk Cahu Kabupaten Murungraya, Tamiang Layang Kabupaten Barito Timur dan Buntok Kabupaten Barito Selatan. (Antara)
Berita Terkait
-
Saat 'Luka Bakar' Gambut Sumatra Selatan Coba Disembuhkan Lewat Solusi Alam
-
Cara Efektif Mencegah Kebakaran Saat Kemarau Panjang
-
NHM Gelar Simulasi Tanggap Darurat Karhutla, Perkuat Kesiapsiagaan di Tambang Indonesia Timur
-
Kebakaran Hutan Dunia Meningkat Tajam, Dampak Ekonomi dan Risiko Kemanusiaan Kian Parah
-
Badai Api Mengguncang Bumi: Tantangan Baru Ilmuwan di Era Pemanasan Global
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Bobby Nasution Berikan Pelayanan ke Masyarakat Korban Bencana Hingga Dini Hari
-
Pramono Anung Beberkan PR Jakarta: Monorel Rasuna, Kali Jodo, hingga RS Sumber Waras
-
Hujan Ringan Guyur Hampir Seluruh Jakarta Akhir Pekan Ini
-
Jelang Nataru, Penumpang Terminal Pulo Gebang Diprediksi Naik Hingga 100 Persen
-
KPK Beberkan Peran Ayah Bupati Bekasi dalam Kasus Suap Ijon Proyek
-
Usai Jadi Tersangka Kasus Suap Ijon Proyek, Bupati Bekasi Minta Maaf kepada Warganya
-
KPK Tahan Bupati Bekasi dan Ayahnya, Suap Ijon Proyek Tembus Rp 14,2 Miliar
-
Kasidatun Kejari HSU Kabur Saat OTT, KPK Ultimatum Segera Menyerahkan Diri
-
Pengalihan Rute Transjakarta Lebak Bulus - Pasar Baru Dampak Penebangan Pohon
-
Mendagri: Pemerintah Mendengar, Memahami, dan Menindaklanjuti Kritik Soal Bencana