Suara.com - Pergerakan api di lahan gambut yang terbakar di Air Sugihan, Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan sangat mengerikan. Terutama dalam dua hari ini. Pergerakan api berkategori ekstrem dengan kecepatan mencapai 1 km perjam.
Koordinator wilayah penggunaan pesawat bantuan asing Badan Nasional Penanggulangan Bencana Budi Erwanto mengatakan, kecepatan kepala api itu dipengaruhi oleh cuaca karena sempat terjadi angin puting beliung di kawasan tersebut.
"Ini sudah hari kelima, dan api belum padam juga. Saat ini pusatnya ada di Distrik Bagan Tengah. Untuk dua hari terakhir, malah pergerakannya ekstrim sekali karena sudah ada pusaran api yang cukup besar dan bentangan yang sangat luas," kata Budi di Posko Satgas Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan di areal perusahaan PT Bumi Andalan Permai, Air Sugihan, Minggu (18/10/2015).
Sementara dua pesawat bantuan Malaysia, satu dari Singapura, dan satu milik TNI difokuskan memadamkan api di Air Sugihan. Tepatnya di distrik Bagan Tengah.
Dalam satu kali terbang, setiap pesawat milik Malaysia mampu menjatuhkan air sebanyak 1.600 liter dari udara. Setiap hari, pesawat ini diproyeksikan terbang sebanyak empat-lima kali. Kencangnya angin menjadi salah satu penyebab utama kebakaran hutan dan lahan demikian cepat meluas di kawasan tersebut.
"Bahkan, pergerakannya kepala api saat ini sudah mendekat laut, sudah ke arah sungsang," kata dia.
Untuk memantau pergerakan kepala api ini, Posko Satgas Air Sugihan diperkuat 22 personel yang terdiri dari unsur BNPB, TNI dan perusahaan.
"Digunakan pesawat tanpa awak (drone), satu helikopter milik perusahaan untuk memantau kepala api yang biasa dilakukan setiap sore. Hasil pemantauan langsung disampaikan ke BNPB di Palembang, untuk menentukan titik koordinat bagi pesawat 'water bombing' menjatuhkan air," kata Budi yang sudah 10 hari berada di posko tersebut.
Kebakaran hutan dan lahan di Air Sugihan, belum bisa dipadamkan secara total karena kepala api masih bergerak leluasa menjangkau areal kering lahan gambut. Setidaknya, 6.000 hektare lahan di Air Sugihan telah terbakar yang meliputi lahan milik perusahaan, hutan konservasi, dan hutan lindung. (Antara)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
-
Resmi Melantai di Bursa, Saham Superbank Melambung Tinggi
Terkini
-
Pramono Sebut UMP Jakarta 2026 Naik, Janji Jadi Juri Adil Bagi Buruh dan Pengusaha
-
Polda Metro Bongkar Bisnis Aborsi Ilegal Modus Klinik Online: Layani 361 Pasien, Omzet Rp2,6 Miliar
-
Beda dengan SBY saat Tsunami Aceh, Butuh Nyali Besar Presiden Tetapkan Status Bencana Nasional
-
Kronologi Pembunuhan Bocah 9 Tahun di Cilegon, Telepon Panik Jadi Awal Tragedi Maut
-
Gubernur Bobby Nasution Serahkan Bantuan KORPRI Sumut Rp2 Miliar untuk Korban Bencana
-
Gubernur Bobby Nasution Siapkan Lahan Pembangunan 1.000 Rumah untuk Korban Bencana
-
Misteri Kematian Bocah 9 Tahun di Cilegon, Polisi Periksa Maraton 8 Saksi
-
Rencana Sawit di Papua Dikritik, Prabowo Dinilai Siapkan Bencana Ekologis Baru
-
Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
-
Geledah Kantor dan Rumah Dinas Bupati Lampung, KPK Sita Uang Ratusan Juta Rupiah