Suara.com - Pemerintah terus mengintensifkan pemadaman titik api yang berada di sejumlah wilayah, baik dengan personil militer dan kepolisian serta komponen lainnya dengan menggunakan berbagai peralatan.
Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan dalam keterangan pers usai mengikuti rapat terbatas yang dipimpin Presiden Joko Widodo di Kantor Presiden Jakarta, Selasa malam, mengatakan kondisi di lapangan berdasarkan pemantauan memang masih memerlukan penanganan serius.
"Saya bersama, Pak Willem tadi kami melihat ke Ogan Kemiring Ilir ke Sumatera Selatan bersama Kapolri, Panglima TNI dan Ibu Siti, kita lihat mengenai perkembangan di daerah," kata Luhut.
Menko Polhukam menambahkan, "kekeringan masih cukup parah dan kita naik helikopter dan melihat tingkat kebakaran masih cukup parah di beberapa titik kami melihat langkah langkah yang dilakukan harus lebih masif." Dipaparkannya, saat ini diperlukan tambahan 15 pesawat dan juga dari pengalaman BNPB dalam menangani kebakaran hutan dan asap yang pernah terjadi sebelumnya, bagaimana upaya yang tepat dan maksimal untuk memadamkan kebakaran.
Sementara itu Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya mengatakan titik api masih cukup banyak dan upaya pemadaman akan terus dilakukan berkoordinasi dengan berbagai pihak dan juga pemangku kepentingan.
Sebelumnya, Pemerintah akan membagi tanggung jawab mencegah dan mengatasi kebakaran hutan dengan pemerintah daerah dan perusahaan yang memiliki hak pengusahaan hutan (HPH).
"Memang nantinya tidak dikerjakan oleh pemerintah pusat sendiri. Tapi pemerintah provinsi, kabupaten juga akan kita berikan beban yang sama dan kemudian juga perusahaan," kata Presiden Joko Widodo dalam wawancara khusus dengan Antara bersama-sama dengan RRI dan TVRI di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (19/10).
Kepala Negara mengatakan permasalahan kebakaran hutan dan juga asap sudah berlangsung selama 18 tahun terakhir sehingga harus segera diatasi sekaligus disiapkan pencegahannya agar tidak terus-menerus terjadi di masa mendatang.
"Korporasi juga harus bertanggung jawab dan mereka juga harus memiliki sarana dan prasarana untuk menghadapi kebakaran hutan, tidak bisa 18 tahun kita terbakar dan memiliki masalah yang sama," kata Presiden.
Penanganan asap dan kebakaran hutan yang terjadi tahun ini, Presiden mengatakan selain pemadaman api dengan mengerahkan 19.000 personil TNI dan Polri serta komponen lainnya, juga dilakukan pembangunan kanal-kanal pengendali kebakaran khususnya untuk lahan gambut.
"Solusi yang dikerjakan adalah membangun kanal bersekat, Blocking kanal, tapi ini kan perlu waktu, sekali lagi ini bukan hanya 100 hektare, 1.000 hektare atau 10.000 hektare, ini menyangkut 1,7 juta hektare yang ada, ini bukan sesuatu yang mudah, kita sudah kerahkan TNI Polri, sekarang ini sudah 11.000 ditambah 8.000, ada 19.000 tapi sekali lagi ini butuh waktu karena membuat kanal bersekat itu memerlukan waktu dan tenaga," paparnya.
Meski demikian, Presiden menggarisbawahi kembali peran pemerintah daerah dan juga masyarakat sekitar wilayah yang terbakar, agar bersama-sama pemerintah pusat melakukan langkah pencegahan agar tahun depan hal tersebut tidak terulang.
"Sehari-hari yang mengerti sekitar pemerintahan daerah, sebetulnya kalau dari awal ditangani akan berbeda, juga masyarakat saya kira punya peran yang besar. Juga pemerintah kabupaten, provinsi, masyarakat di sekitar itu. Karena saat awal-awal api itu muncul sebenarnya mereka yang lebih tahu. Tapi kalau sudah membesar seperti ini yang butuh kerja sama," kata Presiden.
Namun demikian, Kepala Negara berkeyakinan semua langkah yang dilakukan untuk memadamkan api dan menghilangkan asap akibat kebakaran hutan dapat berhasil, sepanjang semua pihak bekerja bersama-sama. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Rekomendasi Bedak Two Way Cake untuk Kondangan, Tahan Lama Seharian
- 5 Rangkaian Skincare Murah untuk Ibu Rumah Tangga Atasi Flek Hitam, Mulai Rp8 Ribuan
- 5 Rekomendasi Sepatu Lari Selain Asics Nimbus untuk Daily Trainer yang Empuk
- 5 Powder Foundation Paling Bagus untuk Pekerja, Tak Perlu Bolak-balik Touch Up
Pilihan
-
10 City Car Bekas untuk Mengatasi Selap-Selip di Kemacetan bagi Pengguna Berbudget Rp70 Juta
-
PSSI Butuh Uang Rp 500 Miliar Tiap Tahun, Dari Mana Sumber Duitnya?
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
Terkini
-
Wamen KP hingga Menteri Ngaku Terbantu dengan Polisi Aktif di Kementerian: Pengawasan Jadi Ketat
-
Soal Larangan Rangkap Jabatan, Publik Minta Aturan Serupa Berlaku untuk TNI hingga KPK
-
FPI Gelar Reuni 212 di Monas, Habib Rizieq Shihab Dijadwalkan Hadir
-
Studi INDEF: Netizen Dukung Putusan MK soal Larangan Rangkap Jabatan, Sinyal Publik Sudah Jenuh?
-
FPI Siap Gelar Reuni 212, Sebut Bakal Undang Presiden Prabowo hingga Anies Baswedan
-
Sekjen PDIP Hasto Lari Pagi di Pekanbaru, Tekankan Pentingnya Kesehatan dan Semangati Anak Muda
-
Menag Klaim Kesejahteraan Guru Melesat, Peserta PPG Naik 700 Persen di 2025
-
Menteri PPPA: Cegah Bullying Bukan Tugas Sekolah Saja, Keluarga Harus Turut Bergerak
-
Menteri Dikdasmen Targetkan Permen Antibullying Rampung Akhir 2025, Berlaku di Sekolah Mulai 2026
-
Polisi Tangkap Dua Pengedar Sabu di Bekasi, Simpan Paket 1 Kg dalam Bungkus Teh