Suara.com - Direktur Perkumpulan Media Lintas Komunitas Mujtaba Hamdi menilai pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla tidak konsisten menjalankan program Nawa Cita.
"Jokowi masih mengurusi konsolidasi politik dan melakukan kompromi- kompromi, belum konsisten dalam menjalankan apa ada di Nawa Cita. Masih banyak belok-belok," ujar Mujtaba di Bakoel Koffie, Cikini, Jakarta, Rabu (21/10/2015)
Ia menjelaskan program Nawa Cita yang dicanangkan Jokowi-JK pada butir dua berbunyi: Kami akan membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintah bersih, efektif, demokratis dan terpercaya. Namun, kata dia, kenyataannya belum sesuai dengan ekspektasi.
Tidak hanya itu, banyak masyarakat sipil yang ditahan karena mengkritik pemerintah melalui sosial media. Mereka dijerat dengan Undang-Undang tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.
Saat ini, kata Mujtaba, pemerintah belum merealisasikan revisi UU ITE terutama pasal tentang pencemaran nama baik. Akibatnya masyarakat tidak bisa mengkritik kebijakan pemerintah yang merugikan. Hal tersebut, kata Mujtaba, makin memperkecil ruang partisipasi masyarakat sipil.
"Kita lihat korban UU ITE masih banyak yang ditahan ini peningkatan cukup tinggi. Di UU ITE ini bagian dari OGP (Open Government Partnership) yaitu salah satu karya yang menciptakan ruang sipil, dijamin agar ada suara yang masuk ke pemerintah. Kalau suara masyarakat sipil di kriminalisasi, ini akan bermasalah juga," tuturnya
Berita Terkait
Terpopuler
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Praktisi Hukum Minta Publik Berhati-hati
- Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
- Tutorial Bikin Foto di Lift Jadi Realistis Pakai Gemini AI yang Viral, Prompt Siap Pakai
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
Pilihan
-
Ketika Politik dan Ekonomi Turut Membakar Rivalitas Juventus vs Inter Milan
-
Adu Kekayaan Komjen Suyudi Ario Seto dan Komjen Dedi Prasetyo, 2 Calon Kapolri Baru Pilihan Prabowo
-
5 Transfer Pemain yang Tak Pernah Diduga Tapi Terjadi di Indonesia
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
Terkini
-
Polemik Selesai, TNI Resmi 'Luruskan Informasi' dengan Ferry Irwandi
-
Perang Interpretasi Janji Presiden Prabowo: Yusril Sebut 'Masuk Akal', Lukman Bilang 'Setuju'
-
ICJR Skakmat Yusril: Tawaran Restorative Justice untuk Demonstran Itu Konsep Gagal Paham
-
Pakar Bongkar Pencopotan Sri Mulyani dan Budi Gunawan, Manuver Prabowo Ambil Alih Penuh Kendali?
-
Kapolri Absen Jemput Presiden Prabowo di Bali di Tengah Isu Penggantian TB-1
-
Yusril Ungkap Fakta: Presiden Prabowo Belum Perintahkan Pembentukan Tim Investigasi
-
Dari Ancaman Laporan ke Permintaan Maaf, Ferry Irwandi Umumkan Kasusnya dengan TNI Berakhir Damai
-
'Percuma Ganti Orang, Sistemnya Bobrok', Kritik Keras YLBHI di Tengah Isu Ganti Kapolri
-
Tiga Pesawat Tempur Baru dari Prancis Diserahkan ke TNI AU Awal 2026
-
Istana Bantah Presiden Prabowo Kirim Surpres Penggantian Kapolri ke DPR, Mensesneg: Belum Ada