Keluarga mantan prajurit TNI AD di Perumahan Zeni, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Kamis (29/10/2015), demo tolak pengosongan rumah oleh Kodam Jaya [suara.com/Erick Tanjung]
Keluarga mantan prajurit TNI AD di Perumahan Zeni, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Kamis (29/10/2015), melanjutkan demonstrasi untuk menolak rencana penggusuran rumah secara paksa yang akan dilakukan Komando Daerah Militer Jaya.
Salah satu cara untuk menolak pengosongan rumah peninggalan orangtua, mereka memblokade jalan utama ke perumahan dengan bambu dengan membentangkan spanduk dan poster-poster.
"Kami menolak dipaksa untuk mengosongkan rumah kami. Karena ini rumah warisan orangtua kami, lahan, dan perumahan ini dibeli dari hasil jerih payah dan keringat orangtua kami yang notabene pejuang," kata Bogie, salah satu anak mantan prajurit, kepada Suara.com.
Bogie mengaku sejak warga menolak rencana penggusuran, mereka diintimidasi Kodam Jaya. Tapi, warga tetap pada pendirian, tidak mau mengosongkan rumah.
Bahkan, Kodam memberikan surat peringatan ketiga kepada warga yang jatuh tempo hari ini.
"Sejak tadi malam kami dapat kabar dari warga pihak Kodam Jaya mengancam akan mengerahkan 1.200 tentara hari ini untuk melakukan pengosongan paksa perumahan. Makanya keamanan di sini kami perketat, akses-akses jalan ditutup, karena peringatan Kodam Jaya untuk pengosongan paksa membuat resah warga," katanya.
Bogie mengungkapkan saat ini di Perumahan Zeni tinggal 71 rumah milik keluarga para pahlawan kemerdekaan RI, pejuang Seroja Timor-Timur. Sebelumnya di sana ada 117 rumah, namun sebagian sudah pindah karena tak tahan intimidasi Kodam Jaya.
"Di perumahan ini rumah keluarga para pejuang ada 200 penghuni, dengan luas lahan 3,1 hektar," ujarnya.
Dia menambahkan, Rabu (28/10/2015) kemarin, warga menyerahkan surat penolakan pengosongan rumah ke Komisi I DPR.
Dalam rapat dengar pendapat saat itu, pimpinan Komisi I memerintahkan Sekjen Kementerian Pertahanan untuk menghentikan upaya pengosongan paksa.
"Dalam RDP kemarin itu, Sekjen Kemhan diminta Komisi I untuk menyampaikan kepada Panglima Kodam Jaya untuk menghentikan pengosongan paksa rumah pejuang yang ada disini," kata dia.
Salah satu cara untuk menolak pengosongan rumah peninggalan orangtua, mereka memblokade jalan utama ke perumahan dengan bambu dengan membentangkan spanduk dan poster-poster.
"Kami menolak dipaksa untuk mengosongkan rumah kami. Karena ini rumah warisan orangtua kami, lahan, dan perumahan ini dibeli dari hasil jerih payah dan keringat orangtua kami yang notabene pejuang," kata Bogie, salah satu anak mantan prajurit, kepada Suara.com.
Bogie mengaku sejak warga menolak rencana penggusuran, mereka diintimidasi Kodam Jaya. Tapi, warga tetap pada pendirian, tidak mau mengosongkan rumah.
Bahkan, Kodam memberikan surat peringatan ketiga kepada warga yang jatuh tempo hari ini.
"Sejak tadi malam kami dapat kabar dari warga pihak Kodam Jaya mengancam akan mengerahkan 1.200 tentara hari ini untuk melakukan pengosongan paksa perumahan. Makanya keamanan di sini kami perketat, akses-akses jalan ditutup, karena peringatan Kodam Jaya untuk pengosongan paksa membuat resah warga," katanya.
Bogie mengungkapkan saat ini di Perumahan Zeni tinggal 71 rumah milik keluarga para pahlawan kemerdekaan RI, pejuang Seroja Timor-Timur. Sebelumnya di sana ada 117 rumah, namun sebagian sudah pindah karena tak tahan intimidasi Kodam Jaya.
"Di perumahan ini rumah keluarga para pejuang ada 200 penghuni, dengan luas lahan 3,1 hektar," ujarnya.
Dia menambahkan, Rabu (28/10/2015) kemarin, warga menyerahkan surat penolakan pengosongan rumah ke Komisi I DPR.
Dalam rapat dengar pendapat saat itu, pimpinan Komisi I memerintahkan Sekjen Kementerian Pertahanan untuk menghentikan upaya pengosongan paksa.
"Dalam RDP kemarin itu, Sekjen Kemhan diminta Komisi I untuk menyampaikan kepada Panglima Kodam Jaya untuk menghentikan pengosongan paksa rumah pejuang yang ada disini," kata dia.
Komentar
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Pramono Anung Rombak Birokrasi DKI: 1.842 Pejabat Baru, Janji Pelayanan Publik Lebih Baik
-
Gubernur Riau Jadi Tersangka, PKB Proses Status Kader Abdul Wahid Secara Internal
-
Raperda KTR DKI Disahkan! Ini Titik-Titik yang Dilarang untuk Merokok dan Jual Rokok
-
BNN Gerebek Kampung Bahari, 18 Orang Ditangkap di Tengah Perlawanan Sengit Jaringan Narkoba
-
KPK Kejar Korupsi Whoosh! Prabowo Tanggung Utang, Penyelidikan Jalan Terus?
-
Ahli Hukum Nilai Hak Terdakwa Dilanggar dalam Sidang Sengketa Tambang Nikel Halmahera Timur
-
Cak Imin Instruksikan BGN Gunakan Alat dan Bahan Pangan Lokal untuk MBG
-
MRT Siapkan TOD Medan Satria, Bakal Ubah Wajah Timur Jakarta
-
Masih Nunggak, Kejagung Sita Aset Musim Mas dan Permata Hijau Group
-
Sultan Najamudin: Semua Mantan Presiden RI yang Telah Berpulang Layak Diberi Gelar Pahlawan