Ilustrasi KPK [suara.com/Nikolaus Tolen]
Politisi Partai Persatuan Pembangunan Hasrul Azwar mengaku pernah memperkenalkan rekannya, Saleh Badegel, kepada tim penyewaan pemondokan haji Kementerian Agama, Syairozi Dimyathi dan Ahmad Jauhari.
Saat itu, Hasrul mengatakan kepada Syairozi bisa membantu Saleh mengajukan proyek perumahan untuk disewakan sebagai pemondokan jemaah haji Indonesia.
"Saat itu saya bersama tim panja BPIH Chaerun Nisa Zulkarnai Jabar, Jazuli Juwaini, dan Said Abdullah tengah mengadakan rapat di Hotel Al Hamra Jeddah. Ada juga Syairozi Dimyathi dan Ahmad Jauhari. Saya telepon Saleh Badegel karena saya bawa oleh-oleh," kata Hasrul saat menjadi saksi dalam sidang lanjutan perkara dugaan korupsi Suryadharma Ali di gedung Pengadilan Tipikor, Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan, Jumat (6/11/2015).
Setelah Saleh datang, Hasrul mengenalkannya kepada rekan sesama poksi Komisi VIII DPR serta Syairozi dan Jauhari.
Saleh dan Hasrul merupakan kawan lama, bahkan sejak Hasrul belum menjabat anggota anggota Komisi VIII DPR. Saat itulah Hasrul menyampaikan kepada Syairozi bahwa Saleh merupakan pegawai perumahan Al-Mukhtaroh Group milik pengusaha Sami Al Mukhtarafi.
"Saya kenalkan Saleh dan Syairozi. Dia kerja di sini, lama urus haji. Mana tahu memungkinkan bisa dibantu," kata Hasrul.
Saat itu, Syairozi mempersilakan Saleh mengajukan proyek perumahan kepada tim penyewaan perumahan Kemenag. Hasrul juga mengaku pernah berkomunikasi dengan pimpinan Saleh, Sami Al Muhktarafi. Sami meminta tolong kepada Hasrul agar membantu pengajuan perumahan kepada tim di Kemenag. Hasrul lantas menyambut permintaan tersebut.
"Ya saya akan bantu dengan menyampaikan ke teman-teman Komisi VIII. Tapi tidak memastikan bakal diterima. Kalau perumahannya bagus Insya Allah dapat," kata dia menirukan ucapan kepada Sami kala itu.
Dalam dakwaan, mantan Menteri Agama Suryadharma Ali disebutkan, saat rapat dengan tim penyewaan pemondokan jemaah haji Kemenag, Ahmad Jauhari dan Syairozi Dimyathi, kelompok fraksi Komisi VIII DPR yang diketuai Hasrul memperkenalkan keduanya dengan Saleh. Setelah Jauhari dan Dimyathi pergi, Hasrul Cs meneruskan diskusi dengan Saleh.
Dalam pembahasan itu, Hasrul bersama poksi Komisi VIII lainnya, Chaerun Nisa, Jazuli Juwaini, Zulkarnaen Djabar, dan Said Abdullah bersama Saleh menyepakati fee yang diterima dari pembayaran ke majmuah pemondokan. Disepakati untuk penyewaan di Madinah sebesar SAR 30 per jemaah, dan penyewaan di Jeddah sebesar SAR 20 per jemaah. Saat itu disepakati pula bahwa terkait urusan teknis penyewaan pemondokan diurus oleh Saleh.
Saat itu, Hasrul mengatakan kepada Syairozi bisa membantu Saleh mengajukan proyek perumahan untuk disewakan sebagai pemondokan jemaah haji Indonesia.
"Saat itu saya bersama tim panja BPIH Chaerun Nisa Zulkarnai Jabar, Jazuli Juwaini, dan Said Abdullah tengah mengadakan rapat di Hotel Al Hamra Jeddah. Ada juga Syairozi Dimyathi dan Ahmad Jauhari. Saya telepon Saleh Badegel karena saya bawa oleh-oleh," kata Hasrul saat menjadi saksi dalam sidang lanjutan perkara dugaan korupsi Suryadharma Ali di gedung Pengadilan Tipikor, Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan, Jumat (6/11/2015).
Setelah Saleh datang, Hasrul mengenalkannya kepada rekan sesama poksi Komisi VIII DPR serta Syairozi dan Jauhari.
Saleh dan Hasrul merupakan kawan lama, bahkan sejak Hasrul belum menjabat anggota anggota Komisi VIII DPR. Saat itulah Hasrul menyampaikan kepada Syairozi bahwa Saleh merupakan pegawai perumahan Al-Mukhtaroh Group milik pengusaha Sami Al Mukhtarafi.
"Saya kenalkan Saleh dan Syairozi. Dia kerja di sini, lama urus haji. Mana tahu memungkinkan bisa dibantu," kata Hasrul.
Saat itu, Syairozi mempersilakan Saleh mengajukan proyek perumahan kepada tim penyewaan perumahan Kemenag. Hasrul juga mengaku pernah berkomunikasi dengan pimpinan Saleh, Sami Al Muhktarafi. Sami meminta tolong kepada Hasrul agar membantu pengajuan perumahan kepada tim di Kemenag. Hasrul lantas menyambut permintaan tersebut.
"Ya saya akan bantu dengan menyampaikan ke teman-teman Komisi VIII. Tapi tidak memastikan bakal diterima. Kalau perumahannya bagus Insya Allah dapat," kata dia menirukan ucapan kepada Sami kala itu.
Dalam dakwaan, mantan Menteri Agama Suryadharma Ali disebutkan, saat rapat dengan tim penyewaan pemondokan jemaah haji Kemenag, Ahmad Jauhari dan Syairozi Dimyathi, kelompok fraksi Komisi VIII DPR yang diketuai Hasrul memperkenalkan keduanya dengan Saleh. Setelah Jauhari dan Dimyathi pergi, Hasrul Cs meneruskan diskusi dengan Saleh.
Dalam pembahasan itu, Hasrul bersama poksi Komisi VIII lainnya, Chaerun Nisa, Jazuli Juwaini, Zulkarnaen Djabar, dan Said Abdullah bersama Saleh menyepakati fee yang diterima dari pembayaran ke majmuah pemondokan. Disepakati untuk penyewaan di Madinah sebesar SAR 30 per jemaah, dan penyewaan di Jeddah sebesar SAR 20 per jemaah. Saat itu disepakati pula bahwa terkait urusan teknis penyewaan pemondokan diurus oleh Saleh.
Komentar
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Mensos Salurkan Santunan Rp15 Juta bagi Ahli Waris Korban Bencana di Sibolga
-
Anjing Pelacak K-9 Dikerahkan Cari Korban Tertimbun Longsor di Sibolga-Padangsidimpuan
-
Ibu-Ibu Korban Bencana Sumatra Masih Syok Tak Percaya Rumah Hilang, Apa Langkah Mendesak Pemerintah?
-
Eks Wakapolri Cium Aroma Kriminalisasi Roy Suryo Cs di Kasus Ijazah Jokowi: Tak Cukup Dilihat
-
Nasib 2 Anak Pengedar Narkoba di Jakbar: Ditangkap Polisi, 'Dilepas' Gara-gara Jaksa Libur
-
Mendiktisaintek: Riset Kampus Harus Bermanfaat Bagi Masyarakat, Tak Boleh Berhenti di Laboratorium
-
Dengarkan Keluhan Warga Soal Air Bersih di Wilayah Longsor, Bobby Nasution Akan Bangunkan Sumur Bor
-
Di Balik OTT Bupati Bekasi: Terkuak Peran Sentral Sang Ayah, HM Kunang Palak Proyek Atas Nama Anak
-
Warga Bener Meriah di Aceh Alami Trauma Hujan Pascabanjir Bandang
-
Mutasi Polri: Jenderal Polwan Jadi Wakapolda, 34 Srikandi Lain Pimpin Direktorat dan Polres