Suara.com - Peristiwa longsor akibat hujan deras di Kabupaten Bogor menewaskan satu orang warga Sukabumi bernama Ugan (45). Longsor tejadi Minggu (8/11/2015).
Longsor terjadi sekitar pukul 16.00 WIB di Kampung Bojong Jengkol RT 01/RW 05 Desa Cilebut Barat, Kecamatan Sukaraja. Longsor juga menimpa sebuah rumah milik Jayadi (40).
"Korban merupakan saudara kandung pemilik rumah yang sedang berkunjung dari Sukabumi," kata Kasubag Humas Polres Bogor, AKP Ita Puspitalena.
Saat kejadian hujan sedang turun dengan lebatnya. Kondisi tersebut menyebabkan tanah sekitar labil, hingga terjadi pergerakan. Evakuasi dilakukan oleh warga, Polsek Sukaraja, Satpol PP Kecamatan dan Koramil Sukaraja, jenazah korban berhasil ditemukan dan dievakuasi 30 menit setelah kejadian.
Setelah dievakuasi, jenazah dimandikan dan dimakamkan hari itu juga oleh pihak keluarga dan disaksikan warga sekitar.
"Longsor juga mengancam tiga rumah lainnya. Saat ini ketiga penghuni sudah diungsikan sementara ke rumah kerabatnya," katanya.
Sebelumnya, longsor juga terjadi di Kelurahan Semplak, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor. Satu orang tewas dan satu lainnya luka-luka tertimpa material longsor turap setinggi dua meter.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Dramaga, telah mengeluarkan peringatan dini untuk mewaspadai bencana longsor selama bulan November.
Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Dramaga, Dedi Sucahyono mengatakan, yang perlu diwaspadai adalah masa transisi dari musim kemarau ke musim penghujan yang diprediksi terjadi pertengahan November.
Masa pancaroba kali ini akan diwarnai oleh angin kencang dengan kecepatan 30 knot, petir, serta hujan ekstrem.
"Memasuki masa pancaroba ini perlu diwaspadai angin kencang, karena perubahan udara dari kering ke basah. Waspadai angin kencang dengan kecepatan bisa mencapai 30 knot," katanya.
Tidak hanya itu, lanjut Dedi, hujan ekstrem yang terjadi secara lokal juga perlu diwaspadai, terutama di kawasan perbukitan, tebing dan gunung. Karena ketika hujan dengan intensitas tinggi dapat menimbulkan terjadinya longsor.
"Dikhawatirkan intensitas hujan lokal tinggi, pengaruh perubahan dari kering ke basah menyebabkan tanah labil. Potensi tanah longsor perlu diwaspadai di kawasna gunung, bukit dan tebingan," katanya. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Bukan Akira Nishino, 2 Calon Pelatih Timnas Indonesia dari Asia
- Diisukan Cerai, Hamish Daud Sempat Ungkap soal Sifat Raisa yang Tak Banyak Orang Tahu
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
Pilihan
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
-
Heboh Kasus Ponpes Ditagih PBB hingga Diancam Garis Polisi, Menkeu Purbaya Bakal Lakukan Ini
-
Makna Mendalam 'Usai di Sini', Viral Lagi karena Gugatan Cerai Raisa ke Hamish Daud
Terkini
-
Usai Cecar 3 Biro Travel Haji di Yogyakarta, KPK Sita Uang dalam Mata Uang Asing
-
Mikroplastik di Air Hujan Bisa Picu Stroke? Ini Penjelasan Lengkap BRIN dan Dinkes
-
Bahlil Minta Relawan dan Organisasi Sayap Partai Golkar Setop Laporkan Akun Penyebar Meme
-
Kejagung Bongkar Kebohongan Sandra Dewi soal 88 Tas Mewah Hasil Endorsement, Begini Faktanya!
-
"Sudah Biasa Dihina Sejak Kecil" Jawaban Pasrah Bahlil Lahadalia untuk Pembuat Meme
-
Datang ke Bareskrim, Lisa Mariana Pasrah Jika Ditahan: Doakan Saja yang Terbaik
-
Rismon Sianipar Bongkar Dugaan Kejanggalan Ijazah Gibran: Enggak Ada Ijazah SMA-nya!
-
Skandal Ekspor POME, Kejagung Geledah Sejumlah Kantor Bea Cukai
-
kumparan AI for Indonesia 2025 Mempercepat Dampak Nyata Kolaborasi Penerapan AI
-
Kejagung Ungkap Alasan Memanggil PT Google Indonesia dalam Perkara Nadiem Makarim