Sekjen DPR Winantuningtyastiti Swasanani usai diperiksa di gedung KPK, Jakarta, Kamis (26/11). [suara.com/Oke Atmaja]
Sekretaris Jenderal DPR Winantuningtyastiti kembali dipanggil penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi untuk dimintai keterangan soal dugaan suap mantan Gubernur Sumatera Utara Gatot Pujo Nugroho kepada mantan anggota DPR Fraksi Nasional Demokrat Patrice Rio Capella, Kamis(26/11/2015).
"Kemarin (Selasa) saya izin," kata Winantuningtyastiti di gedung KPK, Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan.
Patrice Rio Capella telah ditetapkan menjadi tersangka kasus dugaan menerima suap penanganan perkara dana bantuan sosial Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, Kamis 15 Oktober 2015. Selain Rio, KPK juga menetapkan Gatot dan istri: Evy Susanti menjadi tersangka dalam kasus yang sama.
Saat ini kasus tersebut sudah masuk Pengadilan Tipikor.
Rio disangka melanggar Pasal 12 huruf a, huruf b atau Pasal 11 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Sementara, Gatot Pujo dan Evy disangka melanggar Pasal 5 ayat (1) huruf a, huruf b atau Pasal 13 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
"Kemarin (Selasa) saya izin," kata Winantuningtyastiti di gedung KPK, Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan.
Patrice Rio Capella telah ditetapkan menjadi tersangka kasus dugaan menerima suap penanganan perkara dana bantuan sosial Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, Kamis 15 Oktober 2015. Selain Rio, KPK juga menetapkan Gatot dan istri: Evy Susanti menjadi tersangka dalam kasus yang sama.
Saat ini kasus tersebut sudah masuk Pengadilan Tipikor.
Rio disangka melanggar Pasal 12 huruf a, huruf b atau Pasal 11 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Sementara, Gatot Pujo dan Evy disangka melanggar Pasal 5 ayat (1) huruf a, huruf b atau Pasal 13 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Komentar
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Gubernur Riau Telah Terima Uang Pemerasan Rp4,05 Miliar, Ada yang Mengalir ke PKB?
-
Rumah Hakim Kasus Korupsi Anak Buah Bobby Terbakar, Begini Kata Polisi usai 2 Kali TKP
-
Hotman Paris Sebut Saksi Ahli CMNP Jadi 'Senjata Makan Tuan' dalam Sidang Sengketa NCD
-
Lagi Jadi Fokus Dirut Transjakarta, Kenapa Mode Share Transportasi Umum di Jakarta Baru 22 Persen?
-
Rumah Hakim PN Medan Kebakaran, Sengaja Dibakar atau Murni Kecelakaan?
-
Akhir Petualangan Dokter Predator, Priguna Anugerah Divonis 11 Tahun Penjara
-
Tolak Soeharto Pahlawan, Cerita Pilu Penyintas Tragedi Tanjung Priok: Ditelanjangi di Markas Kodim
-
Bukan Lagi Soal Look Good, Ini Prioritas Baru Kelas Menengah Indonesia yang Harus Dipahami Brand
-
Momen Haru Jokowi Saksikan Pelepasan Jenazah Raja Solo PB XIII, Ribuan Warga Tumpah Ruah
-
7 Provinsi Terkorup di Indonesia Versi ICW: Riau dan NTT Jadi Pemuncak