Kericuhan dalam aksi Hari Ekspresi Identitas Papua
Papua Barat pernah mendeklarasikan diri sebagai sebuah negara pada tanggal 1 Desember 1961. Namun, deklarasi tersebut tidak diakui oleh pemerintah Indonesia. Karena itu, pada tanggal 1 Desember hari ini, warga Papua yang mayorotas diwakili oleh Mahasiswa yang berada di Wilayah Jabodetabek kembali memperingati hari bersejarah tersebut. Mereka pun mendesak pemerontah Indonesia untuk memberikan kebebasan kepada orang Papua untuk menentukan nasib mereka sendiri.
"Sebenarnya hari ini kami ingin memperingati kemerdekaan Papua Barat, dan kami meminta kepada pemerintah Indonesia untuk memberikan kebebasan dan Hak Menentukan Nasib kami sendiri, sebagai solusi demokratis bagi Rakyat Papua Barat," kata Koordiantor aksi Warga Papua, Aris di Kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, Selasa(1/12/2015).
Oleh karena itu, salah seorang yang warga Papua yang menjadi pendamping hukum bagi warga Papua yang berdemo, Emanuel Gobaey mendesak Pemerintah Indonesia untuk menarik pasukan Militer(Tentara dan Polisi) dari Seluruh Tanah Papua. Dia juga meminta agar pemerintah Indonesia untuk menghentikan pengiriman pasukan militer ke Tanah mereka.
"Kami meminta, agar Pemerintah Indonesia menghentikan pengiriman militer, organik dan non organik ke Papua, dan juga menarik segala bentuk produk politik, seperti Otnomi khususu(Otsus), Otsus Plus, Pemekaran, dan Unit percepatan pembangunan Propinsi Papua dan Papua Barat(UP4B) di Tanah Papua dan berikan Referendum bagi rakyat Papua" kata Pria yang akrab disapa Edo tersebut.
Sementara itu, salah satu pendamping hukum dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Indonesia, Veronika Koman menggatakan bahwa sebenarnya orang Papua tersebut melakukan aksi pada hari ini untuk merayakan identitas Papau saja.
"Mereka sebenanrnya mau memperingati kemerdekaan Papua Barat, dan mereka ingin merayakannya dengan identitas Papua mereka, tapi dibubarkan oleh Polisi," kata Veronika.
Komentar
Berita Terkait
-
Heboh! Video Zoom Dosen Papua Kembali Beredar, Warganet Ingatkan Ancaman Hukum Penyebar
-
Momen Makan Sehat Penuh Gizi di Tanah Papua Tuai Pujian, Sentil Polemik MBG
-
Wamendagri Ribka Minta 6 Provinsi di Tanah Papua Percepat Eliminasi Malaria
-
Usai Tuai Kritik, Polisi Klaim Profesional Kembalikan 39 Buku yang Disita dari Tersangka Demo
-
Diguyur Hujan Deras, Air Danau Paniai di Papua Meluap
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
Terkini
-
Ombudsman RI Saran RUU Perampasan Aset Harus Perjelas Kerugian Akibat Korupsi dan Langgar HAM
-
Detik-detik Artis Keturunan Indonesia Ardell Aryana Disandera Tentara Israel saat Live TikTok
-
Rocky Gerung Pasang Badan Bebaskan Aktivis Kasus Demo Agustus: Mereka Bukan Kriminal!
-
Pastikan Serapan Anggaran MBG Membaik, Luhut: Menkeu Tak Perlu Ambil Anggaran yang Tak Terserap
-
Ngeri! Jakarta Masuk 5 Besar Kota dengan Udara Terburuk di Dunia
-
Buka Suara soal Kasus Puluhan Siswa SD Keracunan MBG di Jaktim, DKPKP DKI Bilang Begini
-
Cuaca Hari Ini: Waspada Badai, Sebagian Besar Wilayah Indonesia Diprediksi Hujan
-
Prediksi Cuaca Hari Ini 4 Oktober 2025: Waspada Hujan Lebat dan Gelombang Tinggi
-
Terkuak! Kasus Keracunan Siswa di Jakarta Akibat Dapur MBG Tak Jalani SOP BGN
-
Prabowo Blusukan ke Monas, Cek Persiapan HUT ke-80 TNI