Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) se-Jawa-Bali melakukan aksi unjuk rasa di Bundaran HI, Jakarta, Selasa (1/12). [suara.com/Bagus Santosa]
Ratusan orang turut mengambil bagian dalam aksi peringatan kemerdekaan Papua Barat yang jatuh pada tanggal 1 Desember di seluruh wilayah di Indonesia. Sayangnya aksi tersebut di ibu kota Jakarta justru berujung pada bentrokan dengan aparat yang membuat ratusan orang harus rela ditahan oleh pihak polda metro jaya.
Terakhir yang diamankan oleh pihak Polda Metro Jaya adalah ratusan orang Papua yang melakukan aksi di Bundaran Hotel Indonesia.
Namun, berdasarkan pernyataan dari Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Krishna Murti, kepolisian berjanji akan membebaskan ratusan Warga Papua yang sudah ditahan tersebut. Karena itu, pendamping hukum dari warga Papua, Veronika Koman mengatakan akan menagih janji dari Krishna tersebut.
"Krishna sudah berjanji untuk melepaskan teman-teman kita dengan cepat, saya akan ke Polda untuk menagih janji itu. Semoga Polisi bisa memenuhi janjinya," kata Veronika saat ditemui Suara.com di Bundaran HI, Jakarta Pusat, Selasa(1/12/2015).
Menurutnya, saat ini sudah ada ratusan orang yang sudah ditahan oleh pihak Polda Metro Jaya. Padahal katanya, mereka hanya mau mengadakan aksi damai dalam rangka memperingati hari kemerdekaan Papua Barat yang jatuh di pada tangal 1 Desember di setiap tahunnya.
"Mereka hanya mau memperingati hari kemerdekaan Papua Barat, dan mereka memperingati itu dengan merayakannya identitas Papua,"'kata Vero.
Dia pun menyayangkan aksi brutal aparat kepolisian yang menyebabkan satu orang luka di bagian wajahnya dalam aksi di Kawasan Bundaran HI teraebut. Dia juga membantah kalau tudingan polisi yang mengatakan bahwa aksi hari ini, tidak diberitahukan terlebih dahulu.
"Sebenarnya menyamlaikan pendapat itu tidak perlu izin resmi ya, sebenarnya pemberitahuan saja, dan suratnya pemberitahuannya sudah kita kasih hari minggu kemarin, dan tidak benar kalau polisi sebut tidak ada surat pemberitahuan,"tutup Vero.
Komentar
Berita Terkait
-
Heboh! Video Zoom Dosen Papua Kembali Beredar, Warganet Ingatkan Ancaman Hukum Penyebar
-
Momen Makan Sehat Penuh Gizi di Tanah Papua Tuai Pujian, Sentil Polemik MBG
-
Wamendagri Ribka Minta 6 Provinsi di Tanah Papua Percepat Eliminasi Malaria
-
Usai Tuai Kritik, Polisi Klaim Profesional Kembalikan 39 Buku yang Disita dari Tersangka Demo
-
Diguyur Hujan Deras, Air Danau Paniai di Papua Meluap
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
Terkini
-
Kasus Siswa Keracunan MBG di Jakarta Capai 60 Anak, Bakteri jadi Biang Kerok!
-
Polisi Masih Dalami Sosok 'Bjorka' yang Ditangkap di Minahasa, Hacker Asli atau Peniru?
-
Rano Karno Sebut Penting Sedot Tinja 3 Tahun Sekali: Kalau Tidak bisa Meledak!
-
Korban Tewas Ponpes Al Khoziny Ambruk Jadi 14 Orang, Tim DVI Terus Identifikasi Santri Belasan Tahun
-
Diragukan Bjorka Asli, Dalih Polisi Ciduk WFH Pemuda Tak Lulus SMK yang Diklaim Bobol Data Bank
-
Viral Korban Kecelakaan Diduga Ditolak Puskesmas, Dibiarkan Tergeletak di Teras
-
Ombudsman RI Saran RUU Perampasan Aset Harus Perjelas Kerugian Akibat Korupsi dan Langgar HAM
-
Detik-detik Artis Keturunan Indonesia Ardell Aryana Disandera Tentara Israel saat Live TikTok
-
Rocky Gerung Pasang Badan Bebaskan Aktivis Kasus Demo Agustus: Mereka Bukan Kriminal!
-
Pastikan Serapan Anggaran MBG Membaik, Luhut: Menkeu Tak Perlu Ambil Anggaran yang Tak Terserap