Suara.com - Yusri Yusnaini (43), orangtua pemegang bantuan pendidikan Kartu Jakarta Pintar (KJP) menggugat Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok Rp100 miliar.
Yusri mengajukan gugatan ini karena tidak terima dikatakan maling oleh Ahok ketika dirinya sempat mengadukan persoalan ada toko di bilangan Jakarta Utara, yang menjual keperluan sekolah, namun setiap transaksi dikenakan potongan 10 persen dari toko.
"Iya saya gugat Rp100 miliar itu karena dibandingkan dengan harga diri saya sudah dihina sama beliau (Ahok) itu, dan nggak senilai nominalnya dengan Rp100 miliar itu, nggak sebandinglah, makanya saya gugat Rp100 miliar," kata Yusri ketika berbincang dengansuara.com melalui sambungan telepon, Selasa (15/12/2015).
Yusri menjelaskan, dirinya saat ini telah didampingi oleh kuasa hukum. Rencanaya pada Rabu (16/12/2015) besok, ia bersama kuasa hukumnya akan mengadukan persoalan ini ke Komnas HAM, Komnas Perempuan, Komnas Perlindungan Anak Indonesia dan Polda Metro Jaya.
"Kita akan lapor ke Polda itu besok, semua saya lapor besok," katanya.
Diberitakan sebelumnya saat Yusri Yusnaini melaporkan hal ini ke Ahok malah disebut maling.
Hal itu terjadi saat Yusri mengkonfirmasi ada transaksi mencurigakan menggunakan KJP di toko buku yang menjual keperluan sekolah. Setiap transaksi dia dikenakan potongan 10 persen dari toko.
"Saya belanja kenapa dipotong. Sedangkan para wali murid yang lain juga mengeluhkan dengan jumalah dana yang kita dapat dari pemerintah, dari bank DKI kenapa dipotong. Saya cuma mau bertanya kenapa dipotong, padahal kan kita butuh dana untuk sekolah. Kenapa mesti dipotong?" ujarnya setelah kena 'omelan' Ahok di gedung DPRD DKI Jakarta, Kamis (10/12/2015).
Menurut Yusri, dirinya malah disalahkan oleh Ahok dan dituding ingin mencairkan uang bantuan saja di toko buku tanpa mau membeli keperluan sekolah.
"Berapa kali saya belanja ke toko tersebut selau offline (mesin ADC-nya) nggak bisa. Akhirnya mereka (pihak toko) ada yang minta jasa apabila KJP itu ingin dicairkan dengan uang. Itu terjadi ada di wilayah Jakarta Utara," jelasnya.
"Saya mencairkan dulu uang di KJP karena (permintaan) dari pasar tersebut, kalau mau belanja seragam sekolah harus dicairkan dulu uangnya, dan di sini, jangan saya yang disalahkan oleh Pak Gubernur, saya nggak mau, saya mau menyampaikn keluhan saya seperti ini," katanya.
Lebih jauh, ia menyarankan kepada pemerintah DKI apabila ingin menolong rakyat kecil dalam bentuk bantuan sekolah untuk bisa dipermudah dan tidak mengharuskan apabila ingin membeli perlengkapan sekolah di toko-toko buku besar.
"Saya pinginnya ada peruban lebih baik setiap kelurahan atau kecamatan menyediakan langsung (tempat untuk belanja keperluan sekolah) ngak usah ke toko-toko karena saya dipersulit," jelasnya.
Ia juga berharap kepada Ahok untuk tidak mencabut KJP anaknya yang bernama Anggun Dwi Hana Rinjani, yang saat ini duduk di Sekolah Dasar.
"Tolong (bantuan) atas nama anak saya jangn dicabut KJP-nya kalau dicabut keterlaluan banget, ini namanya Pak Gubernur mau menang sendiri, karena nggak meilhat rakyatnya yang kesuliatan," katanya.
Ketika bertemu Ahok dan menanyakan keluhannya soal KJP, Ahok sempat mengancam mencabut bantuan anaknya itu karena menduga orang tuanya maling, gara-gara bantuan sekolah ingin dicairkan, namun bukan untuk membeli keperkuan sekolah.
Berita Terkait
-
Pramono Anung: UMP Jakarta 2026 Sedang Dibahas di Luar Balai Kota
-
Pramono Anung: 10 Gedung di Jakarta Tidak Memenuhi Syarat Keamanan
-
Ditantang Megawati Sumbang Rp2 Miliar untuk Korban Banjir Sumatra, Pramono Anung: Samina wa Athona
-
Sejarah Baru, Iin Mutmainnah Dilantik Jadi Wali Kota Perempuan Pertama di Jakarta Sejak 2008
-
Antisipasi Angin Kencang, Pramono Instruksikan Pangkas Pohon Tua di Jakarta
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Diduga Lakukan Pemerasan hingga Ratusan Juta, Kajari dan Kasi Intel Kejaksaan Negeri HSU Ditahan KPK
-
Gak Perlu Mahal, Megawati Usul Pemda Gunakan Kentongan untuk Alarm Bencana
-
5 Ton Pakaian Bakal Disalurkan untuk Korban Banjir dan Longsor Aceh-Sumatra
-
Kebun Sawit di Papua: Janji Swasembada Energi Prabowo yang Penuh Risiko?
-
Bukan Alat Kampanye, Megawati Minta Dapur Umum PDIP untuk Semua Korban: Ini Urusan Kemanusiaan
-
Tak Mau Hanya Beri Uang Tunai, Megawati Instruksikan Bantuan 'In Natura' untuk Korban Bencana
-
Jaksa Bongkar Akal Bulus Proyek Chromebook, Manipulasi E-Katalog Rugikan Negara Rp9,2 Miliar
-
Mobil Ringsek, Ini 7 Fakta Kecelakaan KA Bandara Tabrak Minibus di Perlintasan Sebidang Kalideres
-
Giliran Rumah Kajari Kabupaten Bekasi Disegel KPK
-
Seskab Teddy Jawab Tudingan Lamban: Perintah Prabowo Turun di Hari Pertama Banjir Sumatra