Capim KPK Diuji Pembuatan Makalah
Panitia Seleksi calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi(KPK) sudah mengirmkan sepuluh orang ke Komisi III DPR RI untuk menjalani proses fit and proper test. Namun, dari sepuluh nama tersebut tidak satupun dari unsur kejaksaan.
Meskipun begitu, Anggota Komisi III dari Partai Gerindra, Wenny Narouw mengatakan bahwa hal tersebut bukanlah masalah. Menurutnya, Pimpinan KPK harus tetap lima orang meskipun tidak ada dari unsur kejaksaan.
"Wajib lima, sesuai dengan aturan dan Undang-undang, komisoner KPK wajib lima, satu orang jadi ketua empat orang lainnya wakil, namun semuanya sama," kata Wenny kepada Suara.com, Kamis(17/12/2015).
Dirinya memang mengakui bahwa tidak adanya unsur dari kejaksaan agak bermasalah. Namun, dia berhaarap agar keloma orang yang terpilih nanti harus bisa menjalani tugas dan fungsinya sebagai penyidik dan penuntut.
"Memang itu persoalan sekarang, maka lima orang ini harus belajar tentang teknik dan taktik penuntutan. Mereka adalah pimpinan yang bisa jadi penyidik dan penuntut umum," kata Wenny.
Menurutnya, tidak adanya unsur dari kejaksaan dalam sepuluh nama yang diterima oleh Komisinya adalah mutlak kesalahan pansel capim KPK. Kata Wenny seharusnya Pansel dalam menentukan Capim harus menelusuri latar belakangnya, dimana haeus sesuai dengan tugas dan fungsi pokok KPK.
"Itu kesalahan dari pansel kemarin, seharusnya melihat tugas pokok KPK adalah penyidikan dan penuntutan, seharusnya mereka telusuri latar belakangnya, tapi ya sudah terlanjur mereka sudah kirim 10 orang," tutup Wenny.
Berbeda dengan Wenny, Ketua Komisi III, Aziz Syamsudin berpandangan lain. Menurutnya, tidak adanya unsur dari kejaksaan dalam sepuluh nama tersebut, dapat menyebabkan pimpinan KPK bisa kurang dari lima orang.
"Masa tugasnya penuntutan tapi tidak ada dari kejaksaan, bisa saja empat, tidak harus lima orang," kata Aziz di Gedung DPR, Rabu(16/12/2015) kemarin.
Komentar
Berita Terkait
-
Titik Didih Krisis Puncak! Penutupan Belasan Tempat Wisata KLH Picu PHK Massal, Mulyadi Geram
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
-
Titiek Soeharto Angkat Bicara Soal Jokowi Dukung Prabowo-Gibran 2 Periode: Ada Apa?
-
Lama Hilang Kini Pulang Bawa Jabatan, Siapa Arief Poyuono yang Kini Jadi Komisaris Pelindo?
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Bangunan Ponpes Al Khoziny Ambruk, Prabowo Minta Cek Semua Infrastruktur Pesantren!
-
HUT ke-80 TNI di Monas, Ketua DPD RI : TNI Makin Profesional dan Dekat dengan Rakyat
-
Luhut dan Bahlil Apresiasi Pertemuan PrabowoJokowi, Tanda Kedewasaan Politik
-
Dari Salat di Reruntuhan hingga Amputasi: Cerita Mengharukan Korban Selamat Ponpes Al Khoziny
-
Atasi Masalah Sampah Ibu Kota, DPRD Dorong Pemprov DKI dan PIK Jalin Kolaborasi
-
Prabowo: Organisasi TNI yang Usang Harus Diganti Demi Kesiapan Nasional
-
MBG Tetap Jalan Meski Kekurangan Terjadi, Pemerintah Fokus Sempurnakan Perpres Tata Kelola
-
HUT ke-80 TNI, PPAD Ajak Rawat Persatuan dan Kawal Masa Depan Bangsa
-
Kejati Banten Siap Jadi Mediator Polemik Penutupan Jalan Puspitek Serpong
-
HUT ke-80 TNI, Dasco: TNI Profesional dan Berkarakter Rakyat Jaminan Demokrasi