Suara.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi, Jawa Barat menetapkan status siaga satu bencana karena intensitas curah hujan tinggi bisa berpotensi terjadi bencana.
Dengan ditetapkannya siaga tersebut masyarakat diimbau agar lebih waspada dan siaga terutama pada saat terjadi hujan deras disertai angin kencang karena berpotensi terjadi bencana seperti banjir dan tanah longsor, kata Kepala Unsur Pelaksana BPBD Kota Sukabumi Asep Suhendrawan di Sukabumi, Sabtu.
Menurutnya, dari hasil pemetaan daerah rawan bencana dari tujuh kecamatan, empat kecamatan dinyatakan rawan bencana yakni Kecamatan Cikole, Gunungpuyuh, Warudoyong, dan Kecamatan Baros.
Bahkan, dalam beberapa hari terakhir ini hujan deras yang disertai angin kencang kerap menumbangkan pohon besar, namun tidak ada korban jiwa pada peristiwa itu.
Selanjutanya, untuk wilayah kelurahan yang termasuk rawan terjadi bencana tanah longsor yakni Kelurahan Cisarua dan Subangjaya di Kecamatan Cikole, kemudian Kelurahan Karangtengah di Kecamatan Gunungpuyuh, serta Kelurahan Jayaraksa dan Kelurahan Jayamekar di Kecamatan Baros.
"Saat ini daerah rawan bencana di Kota Sukabumi meluas apalagi saat musim penghujan ini bisa saja terjadi longsor seperti di empat kecamatan itu karena kontur tanah berbentuk tebing dan labil serta sering terjadi pergeseran tanah," tambahnya.
Sesuai data BPBD setempat, Asep mengatakan terhitung sejak Januari sampai 11 Desember sudah terjadi sebanyak 131 kali kejadian bencana dengan rincian 23 kali bencana kebakaran, 19 kali banjir, 33 kali tanah longsor, 33 kali angin topan atau puting beliung dan tiga kali gempa bumi.
Untuk penanganan kejadian bencana alam pihaknya sudah menugaskan tim khusus yang berkoordinasi dengan aparat pemerintah dan instansi terkait serta melakukan pemantauan ke sejumlah lokasi yang dinilai rawan terjadi bencana.
Disamping itu, pihaknya juga mengimbau kepada warga apabila terjadi bencana di wilayahnya masing-masing agar segera menghubungi petugas terdekat seperti petugas kelurahan dan kecamatan atau bisa langsung ke BPBD untuk mempercepat penanggulangannya. (Antara)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Sunscreen Terbaik Harga di Bawah Rp30 Ribu agar Wajah Cerah Terlindungi
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- 24 Kode Redeem FC Mobile 4 November: Segera Klaim Hadiah Parallel Pitches, Gems, dan Emote Eksklusif
Pilihan
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
-
Bos Pajak Cium Manipulasi Ekspor Sawit Senilai Rp45,9 Triliun
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
Terkini
-
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia Gaet Investasi Rp62 Triliun dari Korea di Cilegon
-
BAM DPR Dorong Reformasi Upah: Tak Cukup Ikut Inflasi, Harus Memenuhi Standar Hidup Layak
-
Konflik Lahan di Lebak Memanas, DPR Panggil Perusahaan dan KLHK
-
Di Hadapan Buruh, Aher Usul Kontrak Kerja Cukup Setahun dan Outsourcing Dibatasi
-
Aher Terima Curhat Buruh: RUU Ketenagakerjaan Jadi Sorotan, PHK Sepihak Jadi Ancaman
-
Tips Akhir Tahun Ga Bikin Boncos: Maksimalkan Aplikasi ShopeePay 11.11 Serba Hemat
-
Deolipa Tegaskan Adam Damiri Tidak Perkaya Diri Sendiri dalam Kasus Korupsi Asabri
-
Tak Hadir Lagi di Sidang Sengketa Tambang Nikel Haltim, Dirut PT WKS Pura-pura Sakit?
-
Hasto: PDIP Dorong Rote Ndao Jadi Pusat Riset Komoditas Rakyat, Kagum pada Tradisi Kuda Hus
-
Gubernur Pramono Lanjutkan Uji Coba RDF Rorotan Meski Diprotes: Tidak Kapasitas Maksimum