Suara.com - Makin ramainya perdebatan soal keyakinan di media sosial dan di beberapa website memunculkan keresahan di kalangan generasi muda.
Direktur Eksekutif Komunikonten, Hariqo Wibawa Satria, mengatakan persoalan tersebut sebenarnya tidak perlu diributkan. Sebab, tantangan utama bangsa ini adalah kemiskinan, separatisme, penggangguran, korupsi, karakter yang lemah, serta daya saing bangsa yang rendah, apalagi awal tahun 2016 Indonesia akan menghadapi pasar bebas.
Namun demikian, isu radikalisme atas nama apapun dan usaha memecah belah antar anak bangsa ini, menurut Hariqo, harus tetap diwaspadai dan dilawan.
“Jangan sampai gara-gara sibuk mikirin keyakinan orang kita lupa kepentingan nasional,” katanya dalam pernyataan tertulis yang diterima Suara.com, Rabu (23/12/2015).
Hariqo mengungkapkan selama ini banyak menemukan fakta di media sosial yang menyerang keyakinan agama, seperti Islam, Kristen, Hindu, Budha, bahkan Konghucu.
Penyerangan ini, katanya, dilakukan oleh sekelompok orang yang tidak bertanggungjawab dengan menggunakan akun Twitter, Facebook, dan Youtube. Bahkan, ada yang menggunakan akun nyata, ada juga yang anonim.
“Ini maksudnya jelas adu domba, agar Indonesia tidak fokus membangun peradaban, ini haters Indonesia,” katanya.
Untuk mencegah hal tersebut, alumnus Pondok Modern Gontor ini meminta anak-anak muda berjiwa detektif di media sosial. Pasalnya, di media sosial, kata Hariqo, minimal ada dua jenis pengguna, yakni pengguna biasa dan pengguna sekaligus peneliti.
“Bedanya dikit aja, pengguna biasa semua informasi langsung di sebar. Sedangkan bagi pengguna berjiwa peneliti, informasi yang diterima pasti akan dicek dulu sumbernya, akun mana yang menyebar, lalu dicek isinya,” kata Hariqo.
Hariqo melanjutkan pengguna media sosial berjiwa detektif semakin banyak jumlahnya, apalagi sekarang akses internet sudah mulai cepat di banyak wilayah.
“Oleh karena itu tugas kita adalah memasukan sebanyak-banyaknya konten yang benar dan positif ke internet, kalau bisa berbahasa Inggris,” kata Hariqo.
Tag
Berita Terkait
-
Lewat JAKI Sepi, Warga Jakarta Pilih Curhat Langsung ke Instagram Pramono - Rano
-
Dosen Filsafat Ungkap: Media Sosial Jadi Arena Politik Baru Generasi Z
-
Saat Medsos Jadi Cermin Kepribadian: Siapa Paling Rentan Stres Digital?
-
Fenomena "Salam Interaksi": Mengapa Facebook Pro Diminati Banyak Emak-Emak?
-
Perang Tweet: Perselisihan Nicki Minaj dan Cardi B Pecah di Media Sosial
Terpopuler
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Harga Emas Naik Berturut-turut! Antam Tembus Rp 2,399 Juta di Pegadaian, Rekor Tertinggi
-
Pihak Israel Klaim Kantongi Janji Pejabat Kemenpora untuk Datang ke Jakarta
-
Siapa Artem Dolgopyat? Pemimpin Atlet Israel yang Bakal Geruduk Jakarta
-
Seruan Menggetarkan Patrick Kluivert Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V60 Lite 4G vs vivo V60 Lite 5G, Kenali Apa Bedanya!
Terkini
-
Forum Debat Mahasiswa Semarang: Suarakan Kebijakan Publik dan Masa Depan Indonesia
-
Kuasa Hukum Beberkan Alasan: Penetapan Nadiem Makarim Sebagai Tersangka Dinilai Cacat Hukum
-
Dua Sekolah Internasional di Tangerang Selatan Dapat Teror Bom, Saat Dicek Ternyata Nihil
-
Tebuireng Disebut Jadi Contoh Bangunan Pesantren Ideal oleh Menteri PU
-
Biaya Hanya Rp 75 Ribu, Ini Daftar Lokasi SIM Keliling DKI Jakarta Hari Ini
-
Kementerian PU Akan Mulai Bangun Ulang Ponpes Al Khoziny yang Ambruk, Berapa Perkiraan Biayanya?
-
Anggaran Dipangkas Rp 15 Triliun, Gubernur DKI Siapkan Obligasi Daerah, Menkeu Beri Lampu Hijau
-
Dicecar KPK Soal Kuota Haji, Eks Petinggi Amphuri 'Lempar Bola' Panas ke Mantan Menag Yaqut
-
Hotman 'Skakmat' Kejagung: Ahli Hukum Ungkap Cacat Fatal Prosedur Penetapan Tersangka
-
4 Fakta Korupsi Haji: Kuota 'Haram' Petugas Hingga Jual Beli 'Tiket Eksekutif'