Menteri PAN dan RB Yuddy Chrisnandi [suara.com/Oke Atmaja]
Penilaian akuntabilitas kinerja kementerian dan lembaga yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi dianggap akan membuat kegaduhan baru di dunia politik. Apalagi, penilaian tersebut muncul di tengah rencana reshuffle kabinet yang akan dilakukan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Menurut Ketua MPR yang juga Ketua Umum Partai Amanat Nasional, Zulkifli Hasan, penilaian seperti itu seharusnya jangan dipublikasikan.
"Saya kira sebaiknya, silakan dilakukan penilaian, tapi disampaikan untuk konsumsi internal dalam sidang kabinet. Kalau diekspose akan ada reaksi," kata Zulkifli di DPR, Selasa (5/1/2015).
Menurut Ketua MPR yang juga Ketua Umum Partai Amanat Nasional, Zulkifli Hasan, penilaian seperti itu seharusnya jangan dipublikasikan.
"Saya kira sebaiknya, silakan dilakukan penilaian, tapi disampaikan untuk konsumsi internal dalam sidang kabinet. Kalau diekspose akan ada reaksi," kata Zulkifli di DPR, Selasa (5/1/2015).
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi merupakan menteri yang berasal dari Partai Hati Nurani Rakyat. Kendati demikian, Zulkifli tidak mau mengatakan apakah langkah Yuddy merupakan akrobat politik atau bukan. Sebab dalam penilaian tersebut, Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi menduduki posisi keenam dengan nilai 77.00 atau dengan skala huruf BB.
"Kalau menterinya sama-sama dari parpol, dan sama-sama dari partai pendukung, sebaiknya itu jadi konsumsi internal. Kalau dipublikasikan membuat kegaduhan baru," ujarnya.
Zulkifli menyontohkan ketika dulu masih menjabat Menteri Kehutanan, penilaian akuntabilitas kinerja kementerian dan lembaga tidak dipublikasikan karena hanya untuk konsumsi internal kabinet.
"Saya lima tahun jadi menteri, itu biasanya internal, kalau sidang kabinet disampaikan. Biasanya begitu dan tidak dipublikasikan. Karena tujuannya memperbaiki kementerian lembaga yang nilainya buruk. Tapi kalau dipublikasikan, yaitu teman-teman partai pendukung lain kan menjadi pertanyaan besar. Kok yang survei dapat nilai tinggi, sedangkan yang disurvei nilainya paling bawah," ujarnya.
"Kalau menterinya sama-sama dari parpol, dan sama-sama dari partai pendukung, sebaiknya itu jadi konsumsi internal. Kalau dipublikasikan membuat kegaduhan baru," ujarnya.
Zulkifli menyontohkan ketika dulu masih menjabat Menteri Kehutanan, penilaian akuntabilitas kinerja kementerian dan lembaga tidak dipublikasikan karena hanya untuk konsumsi internal kabinet.
"Saya lima tahun jadi menteri, itu biasanya internal, kalau sidang kabinet disampaikan. Biasanya begitu dan tidak dipublikasikan. Karena tujuannya memperbaiki kementerian lembaga yang nilainya buruk. Tapi kalau dipublikasikan, yaitu teman-teman partai pendukung lain kan menjadi pertanyaan besar. Kok yang survei dapat nilai tinggi, sedangkan yang disurvei nilainya paling bawah," ujarnya.
Komentar
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Gubernur Riau Telah Terima Uang Pemerasan Rp4,05 Miliar, Ada yang Mengalir ke PKB?
-
Rumah Hakim Kasus Korupsi Anak Buah Bobby Terbakar, Begini Kata Polisi usai 2 Kali TKP
-
Hotman Paris Sebut Saksi Ahli CMNP Jadi 'Senjata Makan Tuan' dalam Sidang Sengketa NCD
-
Lagi Jadi Fokus Dirut Transjakarta, Kenapa Mode Share Transportasi Umum di Jakarta Baru 22 Persen?
-
Rumah Hakim PN Medan Kebakaran, Sengaja Dibakar atau Murni Kecelakaan?
-
Akhir Petualangan Dokter Predator, Priguna Anugerah Divonis 11 Tahun Penjara
-
Tolak Soeharto Pahlawan, Cerita Pilu Penyintas Tragedi Tanjung Priok: Ditelanjangi di Markas Kodim
-
Bukan Lagi Soal Look Good, Ini Prioritas Baru Kelas Menengah Indonesia yang Harus Dipahami Brand
-
Momen Haru Jokowi Saksikan Pelepasan Jenazah Raja Solo PB XIII, Ribuan Warga Tumpah Ruah
-
7 Provinsi Terkorup di Indonesia Versi ICW: Riau dan NTT Jadi Pemuncak