Suara.com - Sebuah Klinik Kesehatan bernama Medika Plaza yang berlokasi di Lantai 3 Hotel Kartika Chandra digerebek Operasi Gabungan yang dilakukan Dinas Kesehatan DKI, Kemenkes dan Kantor Imigrasi Kelas 1 Jakarta Selatan, Sabtu (9/1/2015).
Dalam inspeksi mendadak (sidak) tersebut didapati tiga dokter asing yang mengaku berkewarganegaraan Malaysia praktik di klinik tersebut. Puluhan pasien yang telah mengantre sejak pagi tadi pun terperangah ketika pihak berwenang melakukan sidak didampingi puluhan wartawan.
Berdasarkan pantauan suara.com sejak pukul 14.30 WIB, klinik yang menggunakan dua kamar tidur di Hotel Kartika Chandra sebagai tempat konsultasi ini ramai dikunjungi pasien yang rata-rata menggunakan alat bantu berjalan.
Hingga pada pukul 15.30, petugas Imigrasi Kelas 1 Jakarta Selatan, Kemenkes dan Dinas Kesehatan DKI Jakarta mendatangi klinik dan menggeledah ruangan dimana pasien sedang berkonsultasi ke dokter asing.
Dari hasil sidak, Kepala Dinas Kesehatan DKI dr Koesmedi Priharto mengatakan bahwa meski mengantongi izin penyelenggaraan Klinik Utama (KU) dari Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan, Klinik Medika Plaza terbukti melanggar izin, karena telah memperkerjakan dokter asing.
"Izin rumah sakit tidak ilegal, tapi perjanjiannya kan belum boleh mempekerjakan dokter asing sehingga bisa dikatakan ilegal," ujar dr Koesmedi saat melakukan inspeksi di Klinik Medika Plaza.
Belum lagi para dokter asing tersebut tidak dapat menunjukkan identitasnya meski mengaku berkewarganegaraan Malaysia.
"Kita akan melaksakan pemeriksaan terhadap mereka. Dan mereka tidak dapat menunjukkan identitas kewarganegaraan sehingga kami lalukan periksaan di Imigrasi Kelas 1 Jakarta Selatan," ujar Dadang Munandar, Kasi Pengawasan Keimigrasian Kantor Imigrasi Kelas 1 Khusus Jakarta Selatan.
Sementara itu pemilik maupun pegawai Klinik Medika Plaza tidak juga menunjukkan batang hidungnya hingga para dokter asing dibawa ke Kantor Imigrasi. Uang pasien yang telah dibayarkan sebelum konsultasi pun dikembalikan oleh petugas yang mengaku kasir Klinik Medika Plaza.
Tag
Berita Terkait
-
Jokowi Sebut Ranking Kesehatan Indonesia Kalah dari Malaysia, Apakah Dokter Asing Bisa Jadi Solusi?
-
Pakar Usulkan Dokter Asing Dipekerjakan di Daerah, Jangan di RS Besar
-
Perkiraan Gaji Dokter Asing Capai Rp 400 - Rp 600 Juta, Negara Ada Uangnya?
-
Negara Maju Punya Syarat Ketat Untuk Pekerjakan Dokter Asing: Lulusan Universitas Bergengsi dan Bisa Bahasa Setempat
-
Ketua IDI Tegaskan Nakes Indonesia Tidak Anti dengan Dokter Asing, Tapi Apresiasi Dulu Tenaga Medis Dalam Negeri
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
Pilihan
-
Sriwijaya FC Selamat! Hakim Tolak Gugatan PKPU, Asa Bangkit Terbuka
-
Akbar Faizal Soal Sengketa Lahan Tanjung Bunga Makassar: JK Tak Akan Mundur
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
-
4 Rekomendasi HP OPPO Murah Terbaru untuk Pengguna Budget Terbatas
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
Terkini
-
Jadi Pemasok MBG, Omzet Petani Hidroponik di Madiun Naik 100 Persen
-
Reformasi Polri Tanpa Tenggat? KPRP Bentukan Presiden Akui Masih Meraba Masalah
-
KPK Amankan Uang Rp 400 Juta saat Geledah Rumah Dinas Bupati Indragiri Hulu Ade Agus Hartanto
-
Kejagung Tetapkan Kajari Bangka Tengah Tersangka Korupsi Dana Umat Baznas
-
Pastikan Keamanan Jalur Mudik Nataru, Kapolri: Tol Dipantau 24 Jam, Rekayasa Lalin Disiapkan
-
Pengakuan Jaksa Tri yang Kabur dari OTT KPK: Saya Ketakutan, Dikira Bukan Petugas
-
Dibubarkan Sebelum Diskusi Dimulai, Buku Reset Indonesia Dianggap Ancaman?
-
Jalankan Instruksi Prabowo, Mendagri Tito Mulai Bangun Huntap Korban Bencana Sumatra
-
Mahfud MD Bongkar Borok Polri: Masuk Akpol Pakai Jatah, Mau Jadi Brigjen Mesti Bayar?
-
Jakarta 'Puasa' Kembang Api Tahun Baru 2026, Solidaritas Bencana Sumatra Jadi Alasan Utama