Suara.com - Iran, pada Rabu (13/1/2015), membebaskan 10 tentara angkatan laut Amerika Serikat yang sehari sebelumnya ditahan karena memasuki wilayah perairan Iran menggunakan dua perahu tempur komando.
Pasukan elit, Garda Revolusi Iran, mengatakan telah membebaskan tentara AL Amerika itu karena dalam pemeriksaan diketahui mereka tak sengaja memasuki wilayah Iran. Laksamana Muda Ali Fadavi dari Garda Revolusi mengatakan para pelaut itu masuk wilayah Iran karena peranti navigasinya rusak.
Dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh televisi pemerintah, Garda Revolusi mengatakan para pelaut itu dilepaskan di perairan internasional setelah mereka minta maaf.
Stasiun televisi Iran juga menayangkan video, yang di dalamnya salah satu tentara AL Amerika, meminta maaf kepada Iran atas insiden ini.
"Ini adalah sebuah kesalahan, kami bersalah, dan kami minta maaf atas kesalahan kami," kata tentara Amerika yang diyakini sebagai komandan dalam kelompok itu, seperti ditayangkan oleh stasiun televisi IRIB.
Permintaan maaf itu sendiri tampaknya tak begitu disukai oleh para pejabat Departemen Pertahanan AS di Pentagon. Juru bicara Pentagon, Gary Ross, mengatakan meski video itu tampak asli, tetapi "kami tak bisa memastikan kondisi atau situasi atau apa yang dialami para kru (AL) saat itu."
Seorang pejabat Pentagon lain, yang tak ingin identitasnya disebut, mengatakan "jelas bahwa video ini sengaja diatur untuk menunjukkan pelaut kami minta maaf, untuk meredakan ketegangan dan melindungi krunya."
Wakil Presiden AS, Joe Biden, sebelumnya membantah laporan bahwa Washington sudah meminta maaf secara resmi kepada Iran.
Sementara itu Menteri Luar Negeri AS, John Kerry, seperti yang dilansir Reuters, BCC, dan The Huffington Post, berterima kasih kepada Iran untuk "kerja sama dan respons cepat" mereka.
"Kita bisa membayangkan bagaimana jika situasi seperti ini terjadi tiga atau empat tahun lalu dan fakta bahwa saat ini masalah seperti ini bisa diselesaikan dengan damai dan efisien adalah bukti bahwa diplomasi berperan penting untuk membuat negara kita aman dan kuat," kata Kerry.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
- 8 Mobil Kecil Bekas Terkenal Irit BBM dan Nyaman, Terbaik buat Harian
- 7 Rekomendasi Parfum Lokal Aroma Citrus yang Segar, Tahan Lama dan Anti Bau Keringat
- 5 Rekomendasi Moisturizer Korea untuk Mencerahkan Wajah, Bisa Bantu Atasi Flek Hitam
Pilihan
-
Berapa Gaji Zinedine Zidane Jika Latih Timnas Indonesia?
-
Breaking News! Bahrain Batalkan Uji Coba Hadapi Timnas Indonesia U-22
-
James Riady Tegaskan Tanah Jusuf Kalla Bukan Milik Lippo, Tapi..
-
6 Tablet Memori 128 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik Pelajar dan Pekerja Multitasking
-
Heboh Merger GrabGoTo, Begini Tanggapan Resmi Danantara dan Pemerintah!
Terkini
-
Babak Baru PPHN: Ahmad Muzani Minta Waktu Presiden Prabowo, Nasib 'GBHN' Ditentukan di Istana
-
KPK Digugat Praperadilan! Ada Apa dengan Penghentian Kasus Korupsi Kuota Haji Pejabat Kemenag?
-
Tiga Hari ke Depan, Para Pemimpin Dunia Rumuskan Masa Depan Pariwisata di Riyadh
-
Terkuak! Siswa SMAN 72 Jakarta Siapkan 7 Peledak, Termasuk Bom Sumbu Berwadah Kaleng Coca-Cola
-
Drama 6 Jam KPK di Ponorogo: Tiga Koper Misterius Diangkut dari Ruang Kerja Bupati Sugiri Sancoko
-
Bukan Terorisme Jaringan, Bom SMAN 72 Ternyata Aksi 'Memetic Violence' Terinspirasi Dunia Maya
-
Revolusi Digital Korlantas: Urus SIM, STNK, BPKB Kini Full Online dan Transparan, Pungli Lenyap
-
Babak Baru Horor Nuklir Cikande: 40 Saksi Diperiksa, Jejak DNA Diburu di Lapak Barang Bekas
-
Dua Menko Ikut ke Sydney, Apa Saja Agenda Lawatan Prabowo di Australia?
-
Tak Hanya Game! Politisi PKB Desak Pemerintah Batasi Medsos Anak Usai Insiden Ledakan SMA 72 Jakarta