Suara.com - Sudah hampir tiga minggu, kasus kematian Wayan Mirna Salihin (27) belum berhasil diungkap Polda Metro Jaya. Padahal, polisi sudah tahu kalau alumni Billy Blue College of Design, Sidney, Australia, meninggal karena es kopi Vietnam yang diteguknya di kafe Olivier, Grand Indonesia Mall, Jakarta Pusat, mengandung zat sianida.
Apakah dalam mengungkap kasus Mirna, polisi termasuk lamban atau sangat hati-hati, sehingga sampai sekarang belum ditemukan siapa dalangnya?
"Saya kira ini karena butuh sikap kehatian-hatian, kan (bukti) harus diuji di labfor tentang apa (kandungan) minuman itu. Polisi butuh pembuktian yang akurat," kata anggota Komisi Hukum DPR dari Fraksi Hanura Syarifuddin Sudding kepada Suara.com, Minggu (24/1/2016).
Sudding menambahkan polisi butuh akurasi bukti karena dari segi saksi yang menyaksikan peristiwa sangat minim.
"Kalau saya lihat, saksi sangat minim. Yang melihat dan mengetahui langsung tentang orang uang melakukan tindak pidana itu. Jadi memang pihak polisi ini mengandalkan dari sisi pembuktian dari laboratorium," kata Sudding.
Menurut Sudding kalau perlu, penyidik menurunkan ahli kejiwaan dan alat tes uji kebohongan saat memeriksa saksi-saksi di sekitar tempat kejadian perkara.
Keberadaan ahli kejiwaan sangat penting untuk menilai apakah para saksi yang menemani korban ketika itu memberikan informasi jujur atau tidak.
Mirna meninggal dunia usai minum es kopi Vietnam yang mengandung racun sianida di kafe Olivier pada Rabu (6/1/2016). Saat peristiwa terjadi, dia bersama dua teman perempuan, Jessica Kumala Wongso (27) dan Hani (27).
Polisi telah meningkatkan status kasus tersebut dari penyelidikan ke tingkat penyidikan. Kalau tak ada aral melintang, Selasa (26/1/2016), Polda Metro Jaya akan ekspose kasus bersama kejaksaan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Jawaban GoTo Usai Beredar Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
Terkini
-
Pramono Anung Kukuhkan 1.005 Pelajar Jadi Duta Ketertiban: Jadi Mitra Satpol PP
-
Hormati Putusan MK, Polri Siapkan Langkah Operasional Penataan Jabatan Eksternal
-
Istana Pastikan Patuhi Putusan MK, Polisi Aktif di Jabatan Sipil Wajib Mundur
-
Polemik Internal Gerindra: Dasco Sebut Penolakan Budi Arie Dinamika Politik Biasa
-
KPK Usut Korupsi Kuota Haji Langsung ke Arab Saudi, Apa yang Sebenarnya Dicari?
-
Boni Hargens: Putusan MK Benar, Polri Adalah Alat Negara
-
Prabowo Disebut 'Dewa Penolong', Guru Abdul Muis Menangis Haru Usai Nama Baiknya Dipulihkan
-
Satu Tahun Pemerintahan Prabowo, Sektor Energi hingga Kebebasan Sipil Disorot: Haruskah Reshuffle?
-
Hendra Kurniawan Batal Dipecat Polri, Istrinya Pernah Bersyukur 'Lepas' dari Kepolisian
-
400 Tersangka 'Terlantar': Jerat Hukum Gantung Ratusan Warga, Termasuk Eks Jenderal!