Suara.com - Siapa orang yang menaburkan racun ke es kopi Vietnam di kafe Olivier, Grand Indonesia Mall, Jakarta Pusat, yang diminum Wayan Mirna Salihin (27), Rabu (6/1/2016) itu, masih misterius.
Artinya, kasus ini sudah berjalan hampir tiga pekan, meski levelnya sudah ditingkatkan dari penyelidikan ke penyidikan. Penyidik masih berjuang untuk mengakurasi bukti-bukti yang telah didapat.
Anggota Komisi Hukum DPR dari Fraksi Hanura Syarifuddin Sudding tidak melihat langkah polisi tersebut sebagai langkah lamban, apalagi karena takut dipraperadilankan kalau menetapkan tersangka.
"Saya kira bukan seperti itu. Polisi kan hati-hati. Polisi kan butuh alat bukti," kata Sudding kepada Suara.com, Minggu (24/1/2016).
Sudding mengatakan kalau polisi sudah memiliki alat bukti yang cukup tentu mereka akan mengumumkan hasilnya kepada publik.
"Tidak ada ketakutan. Cuma butuh ketelitian dan kehati-hatian dalam hal menetapkan siapa tersangkanya," kata Sudding.
Sudding mengatakan untuk menetapkan seseorang menjadi tersangka, harus ada sekurang-kurangnya dua alat bukti sebagaimana diatur dalam KUHP.
Saat ini, Polda Metro Jaya masih minta bantuan kepolisian federal Australia untuk mengungkap kasus kematian Mirna.
Guru Besar Ilmu Kriminologi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia Adrianus Meliala menduga kerjasama tersebut untuk mengungkap motif.
"Polisi mencoba berbagai kemungkinan, termasuk misalnya ada motif yang bisa muncul pada masa korban bersekolah di Australia dulu," kata Adrianus
Saat peristiwa terjadi, di meja yang sama, Mirna ditemani dua kawan, Jessica Kumala Wongso (27) dan Hani (27). Mereka merupakan teman sekampus di Billy Blue College of Design, Sidney, Australia. Mereka lulus 2008. Jessica dan Hani merupakan saksi dalam kasus kematian Mirna. Jessica adalah orang yang memesan es kopi Vietnam yang diminum Mirna dan kemudian meninggal dunia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Sunscreen Terbaik Harga di Bawah Rp30 Ribu agar Wajah Cerah Terlindungi
- Siapa Shio yang Paling Hoki di 5 November 2025? Ini Daftar 6 yang Beruntung
- 24 Kode Redeem FC Mobile 4 November: Segera Klaim Hadiah Parallel Pitches, Gems, dan Emote Eksklusif
Pilihan
-
Bos Pajak Cium Manipulasi Ekspor Sawit Senilai Rp45,9 Triliun
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
-
4 Rekomendasi Tablet RAM 8 GB Paling Murah, Multitasking Lancar Bisa Gantikan Laptop
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
Terkini
-
Ketua BAM DPR Aher Janji UU Ketenagakerjaan Baru akan Lebih Baik Usai Temui Buruh KASBI
-
Lewat Kolaborasi dengan Iko Uwais di Film TIMUR, BNI Dukung Industri Film Nasional
-
Internet di Indonesia Masih Belum Merata, Kolaborasi Infrastuktur adalah Jalan Pintasnya
-
Aksi Buruh KASBI di DPR Bubar Usai Ditemui Aher, Janji Revisi UU Ketenagakerjaan
-
Komoditas Nikel Indonesia Menguat, Hilirisasi Jadi Kunci
-
Bahlil Sarankan Mantan Presiden Dapat Anugerah Gelar Pahlawan Nasional, Termasuk Soeharto
-
Ajukan PK, Adam Damiri Akan Hadirkan Enam Ahli di Sidang Asabri
-
Komisi VII DPR Sentil Industri Film Nasional: 60 Persen Dikuasai Kelompok Tertentu, Dugaan Monopoli?
-
Warga Baduy Korban Begal Ditolak RS? Ini Klarifikasi Gubernur Pramono Anung
-
Empat Gubernur Riau Terjerat Korupsi, KPK: Kami Sudah Lakukan Pencegahan Intensif