Suara.com - Presiden Joko Widodo berhasil memutus peluang sosok militer memimpin Indonesia secara beruntun. Namun, di balik terpilihnya Jokowi, saat ini sosok militer masih dirindukan untuk memimpin Indonesia.
"Publik masih menginginkan presiden dari latar belakang militer, karena saat ini yang memimpin adalah pihak sipil," kata Direktur Eksekutif Segitiga Institute, Muhammad Sukron di kawasan Cikini, Jakarta, Sabtu (30/1/2016).
Sukron menjelaskan dari hasil survei yang dilakukan lembaganya mayoritas publik, atau sekitar 40,5 persen, menghendaki presiden RI 2019-2024 kembali dipegang sosok berlatar belakang militer.
"Sementara itu, 21,4 persen publik menghendaki calon presiden (capres) berlatar belakang sipil dan 27,3 persen tidak lagi mempersoalkan sipil maupun militer. Sedangkan 10,8 persen menjawab tidak tahu," kata Sukron.
Selain itu, survei ini juga menemukan alasan publik menginginkan kembali presiden berlatar belakang militer karena dinilai mampu bersikap tegas dan dapat memecahkan persoalan bangsa.
Sebanyak 40,5 persen memilih capres militer karena dinilai bisa memecahkan persoalan bangsa. 15,2 persen karena menilai karena kepribadian capres itu sendiri. 12,4 persen karena program kerja yang ditawarkan capres. 8,3 persen karena rekam jejak capres dan 4,8 persen karena latar belakang agama.
"Sisanya, di bawah dua persen karena faktor lainnya seperti alasan ekonomi, asal suku capres, dan partai yang mengusung capres," kata Sukron.
Setelah data di atas diperoleh, Segitiga Institute mencoba memberikan pertanyaan tertutup dengan menawarkan empat nama. Nama ini dipilih karena berada di puncak tertinggi TNI, yaitu mantan Panglima TNI Djoko Suyanto, mantan Panglima TNI Agus Suhartono, mantan Panglima TNI Moledoko dan Panglima TNI saat ini Gatot Nurmantyo.
Dari hasil suirvei yang diperoleh, ternyata pilihan tertinggi jatuh pada Gatot Nurmantyo. Tingkat elektabilitas Gatot mencapai 35,9 persen. Disusul oleh Djoko Suyanto (27,4 persen), Moeldoko (22,6 persen) dan Agus Suhartono (14,1 persen).
Survei ini dilakukan pada tanggal 4- 15 Januari 2016 di 34 provinsi dengan sampel 1225 responden dengan usia 17 tahun ke atas dan latar belakang berbeda. Survei menggunakan metode multi stage random sampling dengan margin of error 2,8 persen.
Berita Terkait
-
Cedera Parah di Piala Presiden Bikin Ole Romeny Sial Sampai Sekarang
-
Prabowo Panggil Dasco 2 Kali Sepekan: Urusan Perut Rakyat Jadi Taruhan
-
Cegah Lonjakan Harga Jelang Nataru, Prabowo Minta Ganti Menu MBG dengan Daging dan Telur Puyuh
-
Disentil Prabowo Gegara Siswa Turun ke Jalan, Pemkab Bantul Beri Penjelasan
-
Dukung Langkah Prabowo Setop Tradisi Kerahkan Siswa saat Penyambutan, KPAI Ungkap Potensi Bahayanya
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional
-
Nestapa Ratusan Eks Pekerja PT Primissima, Hak yang Tertahan dan Jerih Tak Terbalas
-
Ahli Bedah & Intervensi Jantung RS dr. Soebandi Jember Sukses Selamatkan Pasien Luka Tembus Aorta