Suara.com - Wali Kota Jakarta Utara Rustam Effendi menyatakan adanya puluhan senjata tajam di Kalijodo merupakan bentuk intimidasi terhadap rencana penertiban kawasan tersebut oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.
Hal tersebut disampaikan Rustam seusai operasi Penyakit Sosial Masyarakat (Pekat) Jaya yang dilakukan oleh kepolisian. Dari operasi tersebut, polisi telah mengamankan puluhan senjata tajam serta ratusan anak panah di kawasan Kalijodo.
"Semua temuan itu jelas-jelas bentuk intimidasi. Kalau sampai ada 400 anak panah di kafe-kafe yang disisir oleh petugas, artinya sudah ada persiapan untuk melakukan penyerangan," kata Rustam di Jakarta, Sabtu (20/2/2016) malam.
Menurut dia, temuan banyaknya senjata tajam di lokasi tersebut sangat mengherankan. Bahkan, pihaknya menduga senjata-senjata tajam itu disiapkan untuk melakukan penyerangan terhadap Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) saat penertiban nanti.
Meskipun demikian, dia mengatakan pihaknya tidak akan gentar dalam melakukan penertiban di kawasan tersebut. Hari ini, sebanyak 30 kepala keluarga (KK) di Kalijodo sudah diajak untuk melihat langsung kondisi di rumah susun (rusun) di Marunda.
"Kami memang sudah siapkan unit-unit rusun. Bahkan, tadi kami mengajak 30 KK untuk meninjau lokasi Rusun Marunda. Setelah melihat secara langsung, kemungkinan besar warga bersedia direlokasi, apalagi sudah mendaftar di Posko Penjaringan," ujar Rustam.
Sampai hari Sabtu, sambung dia, jumlah warga Kalijodo yang mendaftarkan diri untuk direlokasi ke rusun tercatat sebanyak 72 KK. Proses relokasi warga ke rusun akan dilakukan secara bertahap.
Lebih lanjut, dia mengungkapkan di kawasan Kalijodo saat ini juga telah dipasang kamera pengawas atau closed circuit television (CCTV) di empat titik oleh pihak kepolisian. Kamera-kamera pengawas itu merupakan bentuk pengawasan dan menjadi domain kepolisian. (Antara)
Berita Terkait
-
Memilukan, PSK yang Dibunuh di Sidrap Ternyata Diantar Suami Temui Pelaku Pembunuhan
-
Sebelum Ditusuk, PSK di Sidrap Sempat Gigit Tangan Pelaku dan Teriak Minta Tolong
-
Kronologi Klien MiChat di Sidrap Habisi Wanita Karena Ditolak Minta 'Jatah Kedua'
-
Mengerikan! Gerebek Remaja Tawuran, Polisi Klapanunggal Temukan Prostitusi Anak Sekolah
-
Gadis 15 Tahun di Jakbar Disekap Dijadikan LC hingga Hamil, Siapa Saja yang Terlibat?
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Emil Audero Jadi Kunci! Cremonese Bidik Jungkalkan Parma di Kandang
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
Terkini
-
Usai Siswa Keracunan Massal, DPR Temukan Ribuan SPPG Fiktif: Program MBG Prabowo Memang Bermasalah?
-
RUU Perampasan Aset Mesti Dibahas Hati-hati, Pakar: Jangan untuk Menakut-nakuti Rakyat!
-
Ucapan Rampok Uang Negara Diusut BK, Nasib Wahyudin Moridu Ditentukan Senin Depan!
-
Survei: Mayoritas Ojol di Jabodetabek Pilih Potongan 20 Persen Asal Orderan Banyak!
-
Sambut Putusan MK, Kubu Mariyo: Kemenangan Ini Milik Seluruh Rakyat Papua!
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!