Suara.com - Indonesia Corruption Watch (ICW) meminta Mahkamah Agung mengevaluasi diri dengan adanya pejabat di lingkungan MA yang terlibat menerima suap.
"Ini bahan evaluasi MA untuk melakukan pembenahan. Bisa juga MA minta didukung Komisi Yudisial," ujar Koordinator Bidang Monitoring Hukum dan Peradilan ICW Emerson Yuntho di Jakarta, Minggu.
Ia menilai dengan adanya kasus tersebut, perlu juga ditelusuri keterlibatan lain diluar Kasubdit Kasasi dan Perdata Khusus MA Andri Tristianto Sutrisna.
"Dugaan kami ada keterlibatan hakim juga, untuk itu kami mendukung KPK terus melakukan pendalaman kasus ini," ucap dia.
Ia juga meminta KY bisa memberikan masukan kepada KPK terkait aktor lain dari laporan kepanitraan korupsi di MA serta menyarankan KY lebih proaktif dalam menjalankan tugasnya.
Dalam kesempatan berbeda, Komisioner KY Farid Wajdi mengatakan KPK dan KY memiliki nota kesepahaman untuk saling bertukar informasi dan kerja sama dalam rangka saling menguatkan, tidak hanya secara kasuistik, tetapi telah berlangsung sistematik.
KY, kata dia, juga terus mengawasi perilaku hakim, khususnya dalam ranah etis.
"Selama ini, KY sebagai lembaga pengawas eksternal terhadap perilaku hakim melakukan pengawasan baik secara pasif berdasarkan laporan masyarakat maupun secara aktif, misalnya pemantauan persidangan," tutur dia.
Ke depan, ia berharap MA melaksanakan rekomendasi KY tanpa alasan teknis yudisial karena selama ini yang terjadi prakteknya MA masih berkelit dan resisten.
Terkait kemungkinan adanya laporan mengenai hakim terkait yang masuk ke KY, ia enggan membuka laporan tersebut.
"Ada beberapa hal info yang KY tidak dapat buka ke publik mengingat ada proses penyidikan kasus yang dilakukn KPK dalam kasus OTT ini," kata dia.
KPK masih melakukan pendalaman untuk mengetahui ada atau tidaknya pejabat di lingkungan Mahkamah Agung yang terlibat menerima suap bersama Kasubdit Kasasi dan Perdata Khusus Mahkamah Agung Andri Tristianto Sutrisna. (Antara)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- 5 Body Lotion Mengandung SPF 50 untuk Mencerahkan, Cocok untuk Yang Sering Keluar Rumah
Pilihan
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
Terkini
-
Pemerintah Dicap Tutup Mata atas Kediktatoran Soeharto, Rezim Nazi Hitler sampai Diungkit, Kenapa?
-
Banyak Siswa SMAN 72 Korban Bom Rakitan Alami Gangguan Pendengaran, 7 Dioperasi karena Luka Parah
-
OTT di Ponorogo, KPK Tangkap Bupati Sugiri Sancoko, Sekda, hingga Adiknya
-
Istana Buka Suara Soal Pro dan Kontra Usulan Soeharto Jadi Pahlawan
-
Tiba di KPK, Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko Bungkam Soal OTT Terkait Jual Beli Jabatan
-
Prabowo Siap Beri 1,4 Juta Hektare Hutan ke Masyarakat Adat, Menhut Raja Juli Ungkap Alasannya!
-
Rezim Bredel Media, Usulan Gelar Pahlawan Soeharto Berbahaya Bagi Demokrasi dan Kebebasan Pers!
-
OTT Bupati Ponorogo, PDIP Hormati Proses Hukum KPK, Bakal Ambil Keputusan Jika Sudah Tersangka
-
Indonesia Tegaskan Dukung Penuh Inisiatif Brasil untuk Konservasi Hutan Tropis
-
KPK Ngaku Amankan 13 Orang dalam OTT DI Jatim, Termasuk Bupati Ponorogo