Suara.com - Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional SOKSI Ade Komaruddin mengkritisi fenomena voting yang sering terjadi dalam pemilihan pimpinan berbagai organisasi belakangan ini.
Dalam Musyawarah Daerah SOKSI Sumut di Wisma Benteng Medan, Sabtu, Ade Komaruddin menilai fenomena voting dalam pemilihan itu salah satu bentuk salah kaprah dalam demokrasi.
Fenomena yang sebenarnya dinilai kurang baik dalam perkembangan demokrasi tersebut mulai banyak terjadi setelah era reformasi bergulir.
Sesuai dengan substansi, politikus yang kini menjadi Ketua DPR RI beranggapan nilai tertingi dalam sebuah demokrasi adalah musyawarah mufakat.
Voting merupakan pilihan kedua, bahkan terakhir jika musyawarah mufakat tidak tercapai dalam penerapan demokrasi.
Dalam pengalaman selama ini, selain dapat menyebabkan perpecahan, voting juga membuka peluang besar terjadinya praktik politik uang.
"Itu menjadi pelajaran bahwa demokrasi melalui voting lebih banyak mudaratnya," kata Ade.
Ia mengatakan bahwa Partai Golkar menjadi salah satu pihak yang merasakan efek negatif dalam pemberlakuan voting tersebut sehingga menjadi parpol yang paling "produktif" menghasilkan parpol baru.
Parpol pertama yang dilahirkan adalan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI), disusul Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB), disusul parpol-parpol lain yang merupakan "alumni" Partai Golkar.
"Termasuk Pak SBY, dahulunya juga Golkar. Secara pribadi, saya mengatakan (voting) itu tidak bagus," katanya. (Antara)
Berita Terkait
-
10 Juta Gamer Lakukan Voting, Situs The Game Awards Sempat Down
-
Partisipasi Publik Palsu: Strategi Komunikasi di Balik Pengesahan Revisi KUHAP
-
Jelang Musda, Rizki Faisal Didukung Kader Hingga Ormas Pimpin Golkar Kepri
-
Sekali Klik! Link Voting Rizky Ridho di FIFA Puskas Award 2025
-
Cara dan Link Voting Dukung Rizky Ridho Terima Penghargaan FIFA Puskas Award 2025
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional