Suara.com - Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Mohammad Iqbal dapat memahami reaksi pengacara tersangka Jessica Kumala Wongso dalam kasus pembunuhan terhadap Wayan Mirna Salihin.
"Bahasa pengacara itu, kan pengacara harus bela kliennya," kata Iqbal di Polda Metro Jaya, Senin (21/3/2016).
Tetapi, kata Iqbal, penyidik punya strategi khusus untuk mendalami kasus pembunuhan tersebut.
"Intinya penyidik punya strategi khusus buat memeriksa kembali, intinya dan ada hal hal yang menguntungkan bagi penyidik," kata Iqbal.
Sebelumnya, salah satu pengacara Jessica, Hidayat Bostam, menilai upaya Polda Metro Jaya mencari informasi tentang keseharian Jessica di Australia melalui kerjasama dengan kepolisian Australia tidak berhubungan dengan kasus.
Selain itu, Iqbal juga membantah isu yang menyebutkan motif kasus pembunuhan Mirna dilatari perasaan cemburu.
"Tidak ada, saya kan tidak bicara," katanya.
Iqbal tidak bisa merinci untuk sekarang. Dia mengatakan semua akan terang benderang di pengadilan nanti.
"Motif itu akan terang benderang nanti kita sudah jelas di pengadilan," katanya.
Sebelumnya, mantan Kapolda Metro Jaya yang kini menjadi Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris Inspektur Jenderal Tito Karnavian mengungkap temuan penting yang disampaikan penyidik kepolisian Australia dalam kasus pembunuhan Mirna.
"Informasi sangat bagus tentang catatan kriminal (Jessica) di antaranya percobaan bunuh diri," kata Tito saat ditemui usai acara serah terima jabatan di Mabes Polri, Jakarta Selatan.
Informasi tersebut, kata Kapolri, menjadi materi untuk melengkapi berkas penyidikan yang nanti akan diserahkan ke Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta.
Tito mengungkapkan penyidik Polda Metro Jaya mendapatkan sekitar 14 catatan penting tentang Jessica dari Australia Federal Police.
Penyidik, katanya, akan mengambil dokumen catatan tentang Jessica pada 26 Maret 2016.
"Selain itu (catatan kriminal) ada juga catatan medis yang bersangkutan, karena yang bersangkutan dalam treatment psikolog," ujar Tito.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO