Sebagian sopir taksi tidur-tiduran di Monas, seberang Istana Negara, saat demo menuntut tindakan tegas kepada Uber dan Grab Car [suara.com/Nikolaus Tolen]
Setelah demo di kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika, para sopir taksi sekarang unjuk rasa di depan Istana Merdeka, Jakarta Pusat. Sebagian dari mereka hanya bisa berbaring lemas di depan pintu utara Monumen Nasional.
Pasalnya, mereka tidak bisa leluasa meneriakkan aspirasi di depan Istana karena di sana dipasang kawat berduri.
"Ya, mau gimana lagi, kami harus tunggu di sini saja, kita tidur sudah karena ada perwakilan kita yang sudah masuk. Kita hanya tunggu di sini saja, bagaiamana mau lewat, ada kawat duri ini," kata sopir taksi Blue Bird, Ahmad, di depan pintu utara Monas.
Pasalnya, mereka tidak bisa leluasa meneriakkan aspirasi di depan Istana karena di sana dipasang kawat berduri.
"Ya, mau gimana lagi, kami harus tunggu di sini saja, kita tidur sudah karena ada perwakilan kita yang sudah masuk. Kita hanya tunggu di sini saja, bagaiamana mau lewat, ada kawat duri ini," kata sopir taksi Blue Bird, Ahmad, di depan pintu utara Monas.
Menurut pengamatan Suara.com, mereka tidak diizinkan polisi masuk di Jalan Medan Merdeka Utara, tepat di depan Istana.
Selain dipasang kawat duri, di sana juga ditempatkan mobil penghalau massa dan berdiri ratusan anggota polisi bersenjata lengkap.
Alhasil, mereka memilih untuk istirahat saja, sebagian tidur-tiduran dengan alas jaket.
Selain dipasang kawat duri, di sana juga ditempatkan mobil penghalau massa dan berdiri ratusan anggota polisi bersenjata lengkap.
Alhasil, mereka memilih untuk istirahat saja, sebagian tidur-tiduran dengan alas jaket.
Sebagian sopir terlihat asyik berbincang dengan para penjual makanan dan minuman. Ada juga yang makan.
Sebelumnya, sejak pagi, mereka berteriak-teriak untuk meminta pemerintah membekukan aplikasi pemesanan online kendaraan pribadi berpelat hitam, Uber dan Grab Car.
Demonstrasi sopir taksi konvensional hari ini lebih merata dan lebih panas dibandingkan sebelumnya. Bahkan, di beberapa titik terjadi sweeping yang kemudian dibalas penyerangan yang dilakukan driver ojek online.
Sopir taksi konvensional merasa pemerintah telah mendiskriminasi mereka. Pasalnya, mobil pelat hitam seperti Uber dan Grab Car dibebaskan beroperasi dengan sistem online mengambil jatah mereka. Padahal, dalam sistem transportasi umum di Indonesia, hanya mobil pelat kuning yang boleh beroperasi sebagai angkutan umum, sementara kendaraan pelat hitam semata sebagai kendaraan pribadi.
Driver transportasi konvensional menilai Uber dan Grab Car melanggar aturan karena tidak mengikuti uji KIR dan tidak menggunakan pelat kuning sebagai kendaraan umum. Ada pun pasal-pasal yang dilanggar, katanya, Pasal 138 Ayat (3) UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang menyatakan angkutan umum dan atau barang hanya dilakukan dengan Kendaraan Bermotor Umum.
Selain itu, juga dinilai melanggar Pasal 139 ayat (4) UU Nomor 22 Tahun 2009 mengenai penyediaan jasa angkutan umum dilaksanakan oleh badan usaha milik negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Komentar
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Prabowo Kirim Surat ke Eks Menteri Termasuk Sri Mulyani, Ini Isinya...
Pilihan
-
Kendal Tornado FC vs Persela Lamongan, Manajemen Jual 3.000 Tiket
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Kamera Terbaik September 2025
-
Wakil Erick Thohir Disebut jadi Kandidat Kuat Menteri BUMN
-
Kursi Menteri BUMN Kosong, Siapa Pengganti Erick Thohir?
-
Otak Pembunuhan Kacab Bank, Siapa Ken si Wiraswasta Bertato?
Terkini
-
Saatnya 'Perbarui' Aturan Main, DPR Genjot Revisi Tiga UU Kunci Politik
-
Noel Dikabarkan Mau Jadi Justice Collaborator, KPK: Belum Kami Terima
-
Jejak Korupsi Noel Melebar, KPK Bidik Jaringan Perusahaan PJK3 yang Terlibat Kasus K3
-
Anggotanya Disebut Brutal Hingga Pakai Gas Air Mata Kedaluarsa Saat Tangani Demo, Apa Kata Kapolri?
-
Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
-
Dikabarkan Hilang Usai Demo Ricuh, Bima Permana Ditemukan di Malang, Polisi: Dia Jualan Barongsai
-
Berawal dari Rumah Gus Yaqut, KPK Temukan Jejak Aliran Dana 'Janggal' ke Wasekjen Ansor
-
Urai Penumpukan Roster CPMI Korea Selatan, Menteri Mukhtarudin Siapkan Langkah Strategis
-
KPK Kecolongan, Apa yang Dibocorkan Ustaz Khalid Basalamah Terkait Korupsi Kuota Haji?
-
Bukan Program, Ini Arahan Pertama Presiden Prabowo untuk Menko Polkam Barunya