Suara.com - Wakil Ketua Umum DPP Gerindra Fadli Zon mengingatkan Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) untuk introspeksi diri dan jangan bangga berlebihan dengan pencapaian sekarang.
Mengapa Fadli Zon mengatakan demikian?
"(Pilkada DKI Jakarta 2012) yang memenangkan itu Pak Jokowi, bukan dia (Ahok). Dia harusnya introspeksi. Apalagi, dalam sebuah diskusi informal, ada yang mengatakan kalau waktu itu Jokowi wakilnya bukan Ahok, maka akan menang lebih besar. Dan, kami (Gerindra) juga yang bawa Ahok. Jadi jangan seperti politisi Malin Kundang, dia tidak akan bisa jadi wagub kalau tidak ada Gerindra," kata Fadli Zon di DPR, Kamis (24/3/2016).
"Kalau dia tahu dan perlu diingatkan, waktu dia dicalonkan, dia itu ditolak oleh Pak Jokowi sendiri, maupun bu Mega," Fadli Zon menambahkan.
Fadli menyamakan sikap Ahok sekarang seperti mantan petinju Muhammad Ali. Menurut Fadli, mereka sama sama-sama bermulut besar. Tetapi ada bedanya, Muhammad Ali bisa mewujudkan ucapannya, sementara Ahok masih banyak masalahnya. Fadli kemudian menyinggung kasus dugaan penyimpangan dalam pengadaan tanah untuk pembangunan Rumah Sakit Sumber Waras yang sekarang ditangani Komisi Pemberantasan Korupsi.
"Kita butuh orang yang bisa kerja. Kalau Muhammad Ali itu si mulut besar, tapi dia bisa membuktikannya. Tapi kalau Ahok, saya kira banyak masalahnya, seperti kasus Sumber Waras," kata dia.
Menanggapi laju Ahok -- yang menurut sejumlah survei, tingkat popularitas dan elektabilitasnya paling tinggi dibandingkan nama-nama lain -- Fadli mengatakan partai politik tidak perlu memusingkannya.
"Saya kira ini kan masih lama (pilkada tahun 2017). Masih satu tahun lagi. Keputusan itu bisa saja pada Juni atau Juli. Jadi saya kira masih panjang. Tapi dinamika politik itu bisa saja (membentuk satu koalisi)," tuturnya.
Koalisi yang dimaksud ialah bergabungnya partai-partai politik untuk mengusung satu pasangan kandidat untuk mengeroyok Ahok.
Ahok akan maju ke pilkada bersama Heru Budi Hartono melalui jalur non partai politik. Langkahnya didukung oleh Partai Nasional Demokrat dan Partai Hati Nurani Rakyat.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
-
Genjot Konsumsi Akhir Tahun, Pemerintah Incar Perputaran Uang Rp110 Triliun
Terkini
-
800 Polantas Bakal Dikerahkan Blokade Sudirman-Thamrin di Malam Tahun Baru 2026
-
Kapuspen TNI: Pembubaran Massa di Aceh Persuasif dan Sesuai Hukum
-
Jangan Terjebak, Ini Skema Rekayasa Lalin Total di Sudirman-Thamrin Saat Malam Tahun Baru 2026
-
Viral Dosen UIM Makassar, Ludahi Kasir Perempuan Gegara Tak Terima Ditegur Serobot Antrean
-
Jadi Wilayah Paling Terdampak, Bantuan Akhirnya Tembus Dusun Pantai Tinjau Aceh Tamiang
-
Elite PBNU Sepakat Damai, Gus Ipul: Di NU Biasa Awalnya Gegeran, Akhirnya Gergeran
-
Ragunan Penuh Ribuan Pengunjung, Kapolda: 151 Polisi Disiagakan, Copet Nihil
-
Tolak UMP 2026, Buruh Bakal Gugat ke PTUN dan Kepung Istana
-
Kecelakan Hari Ini: Motor Kebut Tabrak Viar Pedagang Tahu Bulat di Kalimalang, Satu Pemuda Tewas
-
Buruh Tolak Keras UMP Jakarta 2026: Masa Gaji Bank di Sudirman Kalah dari Pabrik Panci Karawang