Suara.com - Suratmi, istri terduga teroris bernama Siyono (34), meminta bantuan Muhammadiyah untuk mencari keadilan atas meninggalnya Siyono. Kematian warga Dukuh Brengkungan, Desa Pogung, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, masih menjadi pertanyaan. Dia meninggal usai berkelahi di mobil dengan anggota Densus 88 Antiteror Mabes Polri.
"Dia (Suratmi) menyampaikan bahwa dia percaya kepada Muhammadiyah dan kawan-kawan yang akan diajak Muhammadiyah untuk mendampingi mencari keadilan atas meninggalnya almarhum Siyono yang ditangkap Densus 88 dan kemudian meninggal," ujar Ketua Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak dalam jumpa pers di gedung Dakwah Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Jakarta, Jumat (1/4/2016).
Dahnil mengungkapkan Suratmi datang ke kantor Pimpinan Cabang Muhammadiyah di Klaten pada Senin (29/3/2016). Suratmi datang dan menyerahkan bungkusan berisi uang yang diberikan polisi saat jenazah Siyono diantar di rumahnya. Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengakui uang tersebut sebagai bentuk uang duka.
"Bu Suratmi dalam mencari keadilan dengan membawa dua gepok uang yang diserahkan pihak ketiga. Belakangan diakui Kapolri sebagai uang duka. Bu Suratmi menyerahkan bungkusan ke Muhammadiyah dan mengatakan tidak terima uang seperti itu, yang dicari keadilan. Bungkusan itu sampai detik ini masih ada di Muhammadiyah," kata dia.
Dahnil menegaskan sampai sekarang keluarga Siyono belum tahu jumlah uang tersebut.
"Nilai Rp200 juta itu tidak benar, karena sampai detik ini bungkus itu masih di Muhammadiyah dan belum dibuka Bu Suratmi," kata Dahnil.
Setelah itu, kata Dahnil, Suratmi merasa diteror oknum dan aparat desa, terutama sejak dia meminta untuk autopsi jenazah.
"Dia menyampaikan kepada saya, dia ingin supaya ditemani dijaga di rumahnya. Maka saya meminta kepada Pemuda Muhammadiyah melakukan penjagaan terhadap rumah Bu Suratmi. Jadi sampai detik ini mereka masih berjaga. Di sekitar Bu Suratmi tidak boleh ada orang selain Pemuda Muhammadiyah, begitu juga kuburan Siyono," kata dia.
Sebelum diautopsi, Suratmi meminta Muhammadiyah untuk menemui kepala desa. Kepala desa memberikan catatan.
"Pertama mereka tidak ingin dilakukan autopsi terhadap Siyono. Kedua kalaupun dilakukan autopsi mereka ingin tidak dilakukan di kampung itu. Setelah dilakukan autopsi di luar kampung maka jenazah Siyono tidak boleh dikembalikan ke desa. Artinya tidak boleh dikuburkan kembali ke desa. Dan seluruh keluarga Siyono harus keluar dari desa. Itu tiga poin yang disampaikan kades," katanya.
Suratmi tetap bertekad untuk mencari keadilan. Suratmi ikhlas kalau nanti diusir aparat desa dari kampung halaman.
"Saya sampaikan ke Bu Suratmi, jawabnya begini, 'Mas Dahnil, saya sedang mencari keadilan dan saya menitip usaha saya kepada Muhamadiyah. Kalaupun dalam usaha saya, saya harus terusir bumi Allah itu luas. Jadi Bu Suratmi menyatakan autopsi harus dilakukan untuk mencari keadilan.' Muhammadiyah menyambut baik dengan ikhlas dan bulat menampung dan menanggung keluarga Siyono jika diusir dari kampung halamannya," kata dia.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Usai Periksa Dirjen PHU Kemenag, KPK Akui Kejar Juru Simpan Hasil Korupsi Kuota Haji
-
Nyesek! Disita KPK dari Ustaz Khalid Basalamah Terkait Korupsi Haji, Uang Jemaah Tak Bisa Kembali?
-
KPK Ungkap Kasus Kredit Fiktif BPR Jepara Artha Rugikan Negara Hingga Rp 254 Miliar
-
Reno dan Farhan Masih Hilang, KemHAM: Jangan Buru-buru Disebut Korban Penghilangan Paksa!
-
Mardiono Didukung Jadi Caketum PPP Jelang Muktamar X, Amir Uskara Komandoi Tim Relawan Pemenangan
-
Terkuak! Alasan Ustaz Khalid Basalamah Cicil Duit Korupsi Haji ke KPK
-
Periksa Dirjen PHU Hampir 12 Jam, KPK Curiga Ada Aliran Uang Panas dari Kasus Korupsi Kuota Haji
-
Mardiono Tanggapi Munculnya Calon Ketum Eksternal: PPP Punya Mekanisme dan Konstitusi Baku
-
Solidaritas Komunitas Kripto, Salurkan Bantuan Logistik untuk Korban Banjir di Bali
-
Dirut BPR Jepara Artha Dkk Dapat Duit hingga Biaya Umrah dalam Kasus Kredit Fiktif