Suara.com - Sunny Tanuwidjaja belakangan ini jadi pembicaraan. Nama Sunny muncul setelah ada kasus dugaan suap dalam pembahasan Rancangan Peraturan Daerah tentang Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015-2035 dan Raperda tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Pantai Utara Jakarta.
Krisna Murti, pengacara bekas Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Gerindra M. Sanusi yang pertama kali menyebutnya. Sunny disebut menjadi penghubung antara eksekutif dan swasta, termasuk antara tersangka Sanusi dan Presiden Direktur PT. Agung Podomoro Land (Tbk) Ariesman Widjaja.
Sunny merupakan mahasiswa doktoral di Department of Political Science, Northern Illinois University. Sunny juga tercatat sebagai peneliti di lembaga Centre for Strategic and International Studies Jakarta.
Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) membantah Sunny staf khususnya. Sunny, kata Ahok, tidak lebih dari anak magang di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Ahok mengatakan Sunny jarang masuk ke Balai Kota karena dia juga bekerja di perusahaan swasta.
"Memang dia jarang masuk, dia kerja, nggak kabur kok, dia kerja di salah satu (perusahaan) konglomerat, dia mau menyertakan disertasi doktornya," ujar Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (6/4/2016).
Ahok mengungkapkan Sunny ingin mengetahui perkembangan karier Ahok di Pemerintah Provnisi DKI Jakarta, terutama setelah Ahok akan kembali maju ke pemilihan gubernur Jakarta periode 2017-2022.
"Dia mau ikutin karier saya sampai bisa terpilih lagi, saya kan anggap saya cuma anak hoki, kalau nggak ada Jokowi saya nggak bisa jadi gubernur, nggak ada cerita Ahok jadi gubernur," kata dia.
Sunny magang di Balai Kota, kata Ahok, hanya untuk mengetahui cara kerja Ahok serta mencari data untuk keperluan disertasi.
"Nggak ada desk job (khusus) dia sama saja kayak anak magang, semua orang bebas di ruangan saya. Nggak ada staf ahli, nggak gajian. Dia mau tahu bagaimana sepak terjang Ahok, nggak ada partai, tapi berantem semua. Secara logika. Ahok ini kartu mati nih," kata Ahok.
Itu sebabnya, Ahok mengaku tidak mengerti maksud dari pihak yang menuding ada keterlibatan orang dekat Ahok dengan skandal reklamasi yang saat ini tengah diusut KPK.
"Saya nggak tahu ini ada apa. Kalau dilihat dari anaknya sih, anaknya baik, nggak macam-macam. Masa dia jual saya. Toh kalau jual saya nggak bisa ngerubah kebijakan saya buat apa? Makanya saya bilang serahkan ke KPK saja, kalau memang dia jual saya, biar KPK yang ngurus. Kita nggak bisa duga-duga," katanya.
Kasus ini berawal dari operasi tangkap tangan KPK terhadap Sanusi pada Kamis (31/3/3016) malam. Dia diduga menerima suap senilai Rp2 miliar dari staf PT. Agung Podomoro Land Trinanda Prihantoro yang juga diciduk polisi tak lama kemudian.
Sehari setelah itu, Jumat (1/4/2016), Presiden Direktur PT. Agung Podomoro Land Ariesman Widjaja menyerahkan diri ke KPK.
Ketiga orang itu kemudian ditetapkan menjadi tersangka terkait pembahasan Rancangan Peraturan Daerah tentang Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015-2035 dan Raperda tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Pantai Utara Jakarta.
Pembahasan raperda sempat mandeg. Diduga, karena pengembang enggan membayar kewajiban 15 persen dari Nilai Jual Objek Pajak atas setiap pembuatan pulau kepada pemerintah. Kewajiban itu merupakan salah satu poin dalam Raperda RTR Kawasan Pesisir Pantai Utara Jakarta.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
6 Fakta Demo Madagaskar: Bawa Bendera One Piece, Terinspirasi dari Indonesia?
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
Terkini
-
Viral Wali Kota Gorontalo Ngamuk Proyek Kampung Nelayan Disetop Ormas GRIB, Nyaris Adu Jotos!
-
Wartawan Dianiaya oleh Petugas SPPG di Jaktim, Kepala BGN Minta Maaf: Kekerasan Tidak Boleh
-
6 Fakta Demo Madagaskar: Bawa Bendera One Piece, Terinspirasi dari Indonesia?
-
Gus Yasin Daftarkan Kepengurusan PPP Kubu Agus Suparmanto ke Kemenhum: Hasil Muktamar Hanya Satu
-
Bayi yang Dibuang ke Panti Anak Yatim di Jakbar Meninggal, Sejoli Buronan Polisi Masih Santai Kerja
-
Peringatan Hari Kesaktian Pancasila, Mendagri Hadiri Upacara di Lubang Buaya
-
PPP Jabar Ungkap Blunder Fatal Amir Uskara Bikin Agus Suparmanto Melenggang Jadi Ketum
-
Komplotan Begal 7 Kali Beraksi di Jakarta Nyamar Debt Collector, Korbannya 'Dibuang' ke Flyover!
-
Aksi Culas Bos Pangkalan Elpiji Terbongkar, Oplos Tabung Gas hingga Raup Rp70 Juta Saban Bulan
-
Singgung Sorotan Negatif Program MBG di Media Sosial, DPR Desak Pemulihan Kepercayaan Publik