Suara.com - Pengurus Pusat Muhammadiyah masih menunggu hasil autopsi terhadap jenazah Siyono. Terduga teroris asal Dukuh, Desa Pogung, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, meninggal dunia tidak lama setelah dibawa aparat Densus 88 Antiteror Mabes Polri untuk pengembangan kasus.
Kematian Siyono menyita perhatian kalangan pembela HAM yang menilai ada yang janggal dari kematiannya. Dia meninggal diduga kuat karena dianiaya aparat Densus 88.
Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Hafid Abbas mengatakan misteri kematian Siyono perlahan dan pasti mulai terungkap.
Komnas HAM saat ini bekerjasama dengan Muhammadiyah untuk mengautopsi jenazah Siyono. Sebelum diautopsi, mereka sempat khawatir dengan reaksi polisi.
"Kami ucapkan terimakasih kepada PP Muhammadiyah atas kerjasamanya yang begitu intensif dan profesional sehingga kasus kepergian kematian Siyono mulai terungkap," ujar Hafid di gedung Dakwah Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Menteng, Jakarta, semalam.
Hafid menuturkan hasil autopsi sementara menunjukkan tunbuh Siyono penuh luka memar.
Hasil autopsi sementara ini, kata Hafid, telah disampaikan kepada istri Siyono, Suratmi.
Autopsi jenazah Siyono dilakukan 10 dokter forensik, yakni sembilan dokter ahli forensik dari rumah sakit Muhammadiyah dan satu dokter forensik dari Polda Jawa Tengah.
"Beliau meninggal karena ada luka dari sejumlah tubuhnya, karena ada bekas pukulan benda tumpul. ditemukan patah tulang pada bagian dada juga di bagian kepala. Seperti ujung pistol dan pegangannya dipakai untuk memukul Siyono," katanya
Hafid menambahkan hasil autopsi lengkap akan diperoleh dalam waktu dekat dan akan disampaikan kepada publik.
"Kami akan dengar hasil kajian dari tim forensik Muhammadiyah dan dilengkapi dengan keterlibatan tim forensik dari polda. Mudah-mudahan satu dua hari ini hasilnya bisa terbuka," katanya.
Mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin menilai autopsi yang dilakukan tim dokter rumah sakit Muhammadiyah dan Polda Jawa Tengah terhadap jenazah Siyono bertujuan untuk mencari kebenaran.
"Kita jelas membela keadilan. Almarhum Siyono logika dan nalar kita sederhana, kita melakukan autopsi karena ingin menegakkan kebenaran. Mereka yang menyerang Muhammadiyah itu adalah pernyataan naif, mereka tidak menerima kebenaran," ujar Din melalui rekaman video yang diputar pada acara Pengajian Bulanan Pimpinan Pusat Muhammadiyah dengan tema Pemberantasan Terorisme Yang Pancasilais dan Komprehensif di gedung Dakwah Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Menteng, Jakarta, semalam.
Pernyataan Din agaknya untuk merespon pernyataan Mabes Polri. Sebelumnya Mabes Polri menyayangkan ada pihak yang melindungi Siyono. Kepala Divisi Humas Polri Brigjen Anton Charliyan menyebut kelompok itu sengaja memprovokasi agar polisi dianggap sengaja menghilangkan nyawa Siyono.
"Ada golongan tertentu yang pro teroris. Dia (Siyono) teroris, pegang senjata, dan ada yang membela. Silakan Anda saja yang menilai," ujar Anton di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (5/4/2016).
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
 - 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 
Pilihan
- 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 - 
            
              5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
 - 
            
              Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
 
Terkini
- 
            
              Yakin Kader Tak Terlibat? Ini Dalih PKB Belum Ambil Sikap usai KPK OTT Gubernur Riau Abdul Wahid
 - 
            
              Utang Whoosh Aman? Prabowo Pasang Badan, Minta Publik Jangan Panik!
 - 
            
              Murka! DPR Desak Polisi Tak Pandang Bulu Usut Kasus Guru di Trenggalek Dianiaya Keluarga Murid
 - 
            
              Pemerintah Siap Tanggung Utang Whoosh, Bayar dari Duit Hasil Efisiensi dan Sitaan Koruptor?
 - 
            
              Guru Dianiaya Wali Murid Cuma Gara-gara Sita HP, DPR Murka: Martabat Pendidikan Diserang!
 - 
            
              Warga Protes Bau Sampah, Pramono Perintahkan RDF Plant Rorotan Disetop Sementara
 - 
            
              Tanggul Jebol Terus? DKI Jakarta Siapkan Jurus Pamungkas Atasi Banjir Jati Padang!
 - 
            
              Budi Arie Merapat ke Prabowo Cari Aman dari Kasus Judol? PDIP: Gerindra Bukan Tempat Para Kriminal!
 - 
            
              Prabowo Pasang Badan Soal Utang Whoosh: Jangan Dipolitisasi, Nggak Usah Ribut-ribut!
 - 
            
              Puan Maharani: Negara Harus Permudah Urusan Rakyat, Bukan Persulit!