Suara.com - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Tokyo segera mengevakuasi 80 WNI yang kini mengungsi di ruang gymnasium Universitas Kumamoto setelah gempa besar mengguncang Perfektur Kumamoto, Pulau Kyushu, Jepang pada Sabtu (16/4/2016) lalu.
KBRI Tokyo, menurut keterangan resmi Kementerian Luar Negeri di Jakarta, mulai Rabu (20/4/2016) mengevakuasi para WNI itu karena Pemerintah Jepang akan menutup tempat-tempat penampungan di Kumamoto.
"KBRI Tokyo sedang bersiap-siap mengirim logistik tahap dua ke Kumamoto, tetapi karena adanya informasi tentang penutupan tempat penampungan, kini kami fokus pada evakuasi," ujar Duta Besar RI untuk Jepang, Yusron Ihza Mehendra.
Menurut Yusron, Pemerintah Jepang menilai gempa Kumamoto sudah usai sehingga tempat pengungsian tidak diperlukan lagi. Selain itu, di Perfektur Oita, tetangga Perfektur Kumamoto yang juga terkena gempa, sekolah-sekolah bahkan sudah mulai beroperasi sejak Senin (18/4/2016).
Akan tetapi, para pengungsi di Kumamoto umumnya bingung atas kebijakan Pemerintah pusat Jepang tersebut.
Hal itu karena pemerintah setempat di perfektur-perfektur yang terkena gempa tidak mengizinkan masyarakat kembali ke asrama atau apartemen sebelum adanya persetujuan bahwa bangunan itu masih layak huni.
Terkait kebijakan tersebut, KBRI Tokyo akan mengevakuasi 80 WNI dari tempat pengungsian yang akan ditutup itu, dan 24 orang di antara para WNI tersebut adalah anak-anak.
Evakuasi itu akan dilakukan KBRI Tokyo dengan bekerja sama dengan Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Fukuoka dan Hiroshima.
Adapun 80 WNI tersebut akan dievakuasi dan dipindahkan ke beberapa tempat berbeda, yaitu 32 orang akan ditampung di Masjid Kumamoto, 15 orang akan pulang ke Indonesia, 19 orang akan ditampung oleh PPI Fukuoka. Selanjutnya, sembilan orang akan ditampung oleh PPI Hiroshima dan lima orang akan ditampung di fasilitas KBRI di Tokyo.
Mengingat evakuasi ke Hiroshima dengan menggunakan mobil akan memerlukan waktu enam jam dan ke Tokyo membutuhkan 24 jam maka KBRI Tokyo akan memberikan fasilitasi kendaraan.
Sementara itu, untuk evakuasi ke Fukuoka yang relatif dekat dari Kumamoto akan dilakukan oleh PPI Fukuoka. (Antara)
Berita Terkait
-
Gempa Magnitude 6.0 Guncang Jepang, Tidak ada Peringatan Tsunami
-
5 Fakta Gempa Afghanistan Magnitudo 6: Jalan Putus, Lebih 250 Orang Tewas!
-
Oprah Winfrey Dikecam Halangi Warga Evakuasi Tsunami di Hawaii, Simak Kronologinya
-
Penyebab Indonesia Bisa Terkena Tsunami Setelah Gempa Rusia
-
Gempa Rusia Picu Tsunami, BMKG Imbau Warga Biak dan Supiori Hindari Pantai
Terpopuler
- Timur Kapadze Tolak Timnas Indonesia karena Komposisi Pemain
- 5 Body Lotion dengan Kolagen untuk Usia 50-an, Kulit Kencang dan Halus
- 19 Kode Redeem FC Mobile 5 Desember 2025: Klaim Matthus 115 dan 1.000 Rank Up Gratis
- 7 Rekomendasi Sabun Cuci Muka dengan Niacinamide untuk Mencerahkan Kulit Kusam
- John Heitingga: Timnas Indonesia Punya Pemain Luar Biasa
Pilihan
-
Stok BBM Shell Mulai Tersedia, Cek Lokasi SPBU dan Harganya
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
Terkini
-
Hindari Monas! Demo Apdesi Bikin Lalin Dialihkan, Ini Rute Alternatifnya
-
Kisah Adik Prabowo Mendampingi Cucu Down Syndrome: Tuhan Mengajak Saya Berjuang Bersama Disabilitas
-
Cegah Korupsi, Pemerintah Luncurkan Fitur e-Audit di e-Katalog Versi 6
-
Eks Penyidik KPK: Korupsi dan Uang Pelicin di Sektor Lingkungan Picu Bencana di Sumatra
-
DPR Desak Pusat Ambil Alih Pendanaan Bencana Sumatra karena APBD Daerah Tak Mampu
-
Pemulihan Jaringan Telekomunikasi di Sumatra Terus Dikebut, Kondisi di Aceh Paling Parah
-
Jelang Nataru 2025, Organda Soroti Jalan Rusak hingga Solar Langka
-
KPK Periksa Sekjen Kemnaker Terkait Kasus Dugaan Pemerasan Eks Wamenaker Noel
-
Upaya Pemprov DKI Selamatkan Muara Angke dari Ancaman Banjir Rob
-
Utang KUR Petani Korban Bencana Sumatra Dihapus, DPR Nilai Masih Belum Cukup