Suara.com - Sejumlah warga korban banjir di Kota Bekasi, Jawa Barat, membutuhkan bantuan tenaga dan armada angkut untuk membersihkan lumpur pascaluapan Kali Bekasi yang menggenangi 5.000 rumah, Kamis (21/4).
"Sejak pukul 11.00 WIB tadi, air sudah mulai surut. Namun, sampai saat ini rumah saya dipenuhi lumpur setinggi hampir 5 cm," kata warga Rt08 Perumahan Pondok Gede Permai (PGP), Jatiasih, Ono (54) di Bekasi, Jumat.
Menurut dia, pembersihan lumpur di kawasan itu sulit akibat aliran listrik yang kerap terputus dari PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).
"Airnya susah dan lumpur keburu kering karena terpapar sinar matahari. Kalau sudah mengerak, susah dicongkelnya dan lengket. Kami butuh air untuk menyemprot lumpur," katanya.
Hal senada dikatakan Dedi (33) warga PGP yang rumahnya terendam banjir setinggi 5 meter.
"Harus ada truk yang masuk untuk mengangkut lumpur karena mau dibuang ke mana lagi, saluran air sudah mampet semua," katanya.
Saat ini, warga perumahan di lokasi tersebut harus membersihkan rumahnya secara swadaya bersama sanak keluarga dan kolega.
Bahkan, tidak sedikit pula yang terpaksa menyewa jasa pengeruk lumpur meski harus dibayar dengan harga yang tidak wajar.
"Untuk mengeruk lumpur di rumah saya yang ukuran bangunannya 85 meter persegi diminta bayar borongan Rp500 ribu sampai dengan Rp750 ribu. Itu sudah termasuk mengeruk lumpur di dalam rumah sampai ke halaman dan jalan depan rumah," kata Dedi.
Sementara itu, mayoritas tim sukarelawan yang ada di lokasi dari pihak TNI, Polri, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dan dinas terkait fokus pada distribusi bantuan logistik dan evakuasi korban.
Bahkan, kendaraan besar dari sejumlah instansi terkait yang dikerahkan ke lokasi banjir tampak memadati akses jalan utama menuju PGP sehingga lokasi tersebut makin semrawut dan membuat arus lalu lintas macet.
Demi membersihkan rumahnya itu, banyak dari warga di perumahan PGP terpaksa izin bekerja.
"Kemarin sempat kerja setengah hari, dan ditelepon keluarga rumah banjir. Pada hari ini saya izin dulu karena kondisi rumah seperti ini, kantor pun tahu keadaan saya," kata Seno (54) warga RW 10 di Perumahan PGP. (Antara)
Berita Terkait
-
4 Tewas, Ini Daftar Nama-nama Korban Hilang usai Bali Diterjang Banjir Dahsyat!
-
Banjir Bali Terparah: Bandara Terancam, Denpasar Siaga Darurat
-
Wagub Bali Ungkap Pembangunan Masif Jadi Biang Kerok Banjir, Alih Fungsi Lahan akan Dibatasi Ketat
-
Bali Diterpa Banjir Bandang, AHY Soroti Alih Fungsi Lahan
-
Bali Diterjang Banjir Terparah dalam Satu Dekade, Benarkah Hanya Salah Cuaca Ekstrem?
Terpopuler
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Cara Edit Foto yang Lagi Viral: Ubah Fotomu Jadi Miniatur AI Keren Pakai Gemini
- Pemain Keturunan Rp 20,86 Miliar Hubungi Patrick Kluivert, Bersedia Bela Timnas Oktober Nanti
- Ramai Reshuffle Kabinet Prabowo, Anies Baswedan Bikin Heboh Curhat: Gak Kebagian...
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Sebut Mulai Besok Dana Jumbo Rp200 Triliun Masuk ke Enam Bank
-
iPhone di Tangan, Cicilan di Pundak: Kenapa Gen Z Rela Ngutang Demi Gaya?
-
Purbaya Effect, Saham Bank RI Pestapora Hari Ini
-
Usai Dilantik, Menkeu Purbaya Langsung Tanya Gaji ke Sekjen: Waduh Turun!
-
Kritik Sosial Lewat Medsos: Malaka Project Jadi Ajak Gen Z Lebih Melek Politik
Terkini
-
Terungkap Siapa Yudo Sadewa! Anak Menkeu Baru Ini Ternyata Trader Kripto
-
KPK Periksa Deputi Gubernur BI, Dalami Dugaan 'Kongkalikong' Dana CSR
-
Rahayu Saraswati Jadi Menpora Usai Mundur dari DPR? Ini Jawaban Partai Gerindra
-
4 Tewas, Ini Daftar Nama-nama Korban Hilang usai Bali Diterjang Banjir Dahsyat!
-
Deputi Gubernur BI Diperiksa KPK, Kasus Korupsi CSR DPR RI Makin Terkuak?
-
Rahayu Saraswati Tinggalkan DPR: Pengakuan Mengejutkan dan Spekulasi Kabinet Prabowo Mencuat
-
Mahfud MD Ungkap Kecewanya Sri Mulyani Disamakan dengan Sahroni: Nangis Dibanding-bandingkan
-
'Jakarta Is Coming', Teror Kode di Dinding Jalanan Chile Jelang Kudeta Berdarah
-
Ucapannya Berbahaya, Menkeu Purbaya Dinilai Masih Beruntung Meski Remehkan Tuntutan 17+8, Kenapa?
-
Viral Pagar Beton Halangi Nelayan, Gubernur Pramono: Izin dari Pusat, Tapi Akses Harus Dibuka!