Ketua Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia, Yuliandre Darwis mengatakan persoalan kekerasan seksual yang terjadi pada anak-ana itu bisa melibatkan media sosial yang sangat gampang sekali dan cepat untuk diakses. Menurutnya pengguna akases media sosial dikalangan anak muda saat ini banyak yang berbau pornografi.
"Itu sudah kami teliti, Facebook, Youtube, maupun Twitter dan masih banyak lagi. Itu hampir semua yang diakses berisi Pornografi. Ini sudah mulai komunikasi yang salah,"kata Yuliandre di Warung Daun, Cikini , Jakarta Pusat dalam diskusi Tragedi Yuyun Wajah Kita, Sabtu (7/5/2016).
Yuliandre merasa aneh dimana Indonesia memiliki kultur budaya yang kritis terhadap aksi pornografi. Menurutnya tidak akan ada kejadian seperti Kasus Yuyun bila memang masyarakat sadar dengan kultur budaya dimiliki Indonesia.
Darwis meminta pemerintah lebih aktif menanggapi masuknya media sosial yang mengandung Pornografi. Menurutnya, pemerintah harus menanggapinya dengan cepat. Salah satunya yaitu membuat regulasi.
"Kita lihat saja teknologi sekarang, kalah dengan kebijakan apapun itu. Teknologi itu harus dibarengi dengan regulasi. Kita memang tidak bisa menahan masuknya teknologi. Hanya saja pemerintah bisa memfilterisasi hal itu, sehingga dampaknya tidak begitu besar,"Ujar Darwis.
Darwis meminta pada seluruh media massa nasional untuk mengutamakan mencerdaskan anak bangsa dengan menampilkan sebuah acara hiburan yang baik, bukan malah membuat keadaan menjadi buruk.
"Kita bicara televisi, saat ini hanya mengejar rating. Mereka menanyangkan hal-hal yang berbau vulgar, kriminal, dan kisah anak muda pacaran. Tentu itu akan membangun mindset di kalangan muda. Seharusnya televisi nasional turut membangun negara dengan siaran yang berbau pendidikan dan hal-hal yang positif," ujar Darwis.
Berita Terkait
-
Golkar Usul Pengendalian Medsos Lewat SIM Card, Bukan Batasi Akun
-
Edit Foto Cuma Modal Gemini AI, Simak Prompt Andalan Netizen
-
Viral Video Prabowo Tayang di Bioskop, Mensesneg: Lumrah Selama Tak Langgar Aturan
-
Guru Ikut Makan MBG Malah Dituduh Ambil Hak Siswa, Ini Klarifikasinya!
-
Flexing Nepo Kids Bikin Rakyat Murka: Kisah di Balik Demo Berdarah Nepal
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Periksa Dirjen PHU Hampir 12 Jam, KPK Curiga Ada Aliran Uang Panas dari Kasus Korupsi Kuota Haji
-
Mardiono Tanggapi Munculnya Calon Ketum Eksternal: PPP Punya Mekanisme dan Konstitusi Baku
-
Dirut BPR Jepara Artha Dkk Dapat Duit hingga Biaya Umrah dalam Kasus Kredit Fiktif
-
Muncul ke Publik Usai Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Eko Purnomo: Maaf Bikin Khawatir
-
KPK Wanti-wanti Kemenkeu soal Potensi Korupsi dalam Pencairan Rp 200 Triliun ke 5 Bank
-
Mendagri Jelaskan Pentingnya Keseimbangan APBD dan Peran Swasta Dalam Pembangunan Daerah
-
Dukungan Mengalir Maju Calon Ketum PPP, Mardiono: Saya Siap Berjuang Lagi! Kembali PPP ke Parlemen!
-
KPK Beberkan Konstruksi Perkara Kredit Fiktif yang Seret Dirut BPR Jepara Artha
-
Peran Satpol PP dan Satlinmas Dukung Ketertiban Umum dan Kebersihan Lingkungan Diharapkan Mendagri
-
Jadilah Satpol PP yang Humanis, Mendagri Ingatkan Pentingnya Membangun Kepercayaan Publik