Suara.com - Di berbagai kesempatan, Mayor Jenderal (Purn) TNI Kivlan Zen mengatakan Partai Komunis Indonesia bangkit lagi. Dia menyebut pimpinannya Wahyu Setiaji. Siapa Wahyu Setiaji?
"PKI telah bangkit dan dipimpin oleh Wahyu Setiaji anaknya tokoh PKI Nyoto," kata usai bertemu Menteri Koordinator Politik Hukum dan HAM Luhut Panjaitan di kantor Kementerian Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, Jakarta, Jumat (3/6/2016).
Nyoto yang dimaksud Kivlan ialah Lukman Njoto. Lukman dulu Menteri Negara pada masa pemerintahan Presiden Soekarno. Nyoto tercatat pernah menjadi wakil Ketua CC PKI dan dia dekat sekali dengan D.N. Aidit. Pada 11 Maret 1966, Nyoto diculik sepulang dari sidang kabinet. Kabar terakhir, dia dieksekusi di salah satu tempat di Kepulauan Seribu.
Kivlan juga menyebut PKI pimpinan Wahyu Setiaji pernah melakukan pertemuan nasional pada 2010. Kivlan menyebut organisasi ini sudah membentuk struktur dari tingkat daerah sampai pusat.
"Dia Ketua PKI gaya baru, yang kongres di Grabak, Magelang, tahun 2010. Mereka sudah membentuk PKI dari tingkat pusat sampai daerah, Wahyu Setiaji yang memimpin," ujar dia.
Menurut bekas Kepala Staf Kostrad, PKI yang disebutnya kini bergaya baru itu bukan isapan jempol. Mereka, katanya, telah memiliki program-program perjuangan.
"Ada (PKI gaya baru), sudah ada dokumen AD-ART dan program perjuangannya," tutur dia.
Saat ini, menurut Kivlan, Wahyu Setiaji sedang berada di Indonesia dan berkeliling ke daerah-daerah.
"Sekarang dia jalan-jalan," kata dia.
Beberapa waktu yang lalu, Kivlan menyebutkan bahwa sejak dua minggu lalu, PKI gaya baru telah menyiapkan hingga 15 juta pendukung. Kivlan juga menyebut mereka akan mengaktifkan kantor lama di Jakarta Pusat.
Hingga berita ini diturunkan, belum didapatkan konfirmasi dari Wahyu Setiaji mengenai apakah yang disampaikan Kivlan ini benar atau tidak.
Pembicaraan tentang PKI mengemuka lagi setelah berlangsung simposium nasional bertema Membedah Tragedi 1965 yang diselenggarakan di Hotel Aryaduta, Jakarta Pusat, pada Senin (18/4/2016) dan Selasa (19/4/2016). Ketua Panitia Pengarah Simposium Nasional Membedah Tragedi 1965 adalah Letjen (Purn) Agus Widjojo. Agus merupakan Gubernur Lemhanas. Simposium ini diprakarsai oleh Dewan Pertimbangan Presiden, Komnas HAM, Forum Solidaritas Anak Bangsa serta didukung Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Panjaitan.
Simposium tersebut semangatnya mendorong negara melakukan rekonsiliasi dengan korban peristiwa 1965.
Tak lama kemudian, muncul simposium baru yang semangatnya untuk menolak rekonsiliasi seperti yang diinginkan simposium di Aryaduta. Yakni, simposium nasional bertajuk Mengamankan Pancasila dari Ancaman Kebangkitan Partai Komunis Indonesia dan Ideologi yang diselenggarakan di Balai Sarbini, Jakarta, pada Rabu (1/6/2016) dan Kamis (2/6/2016). Simposium anti PKI ini diketuai Letnan Jenderal (Purn) TNI Kiki Syahnakri.
Wakil ketua DPR dari Fraksi Gerindra Fadli Zon menyalahkan pemerintah atas munculnya polemik kebangkitan PKI akhir-akhir ini. Fadli menilai pemerintah ikut terlibat mengangkat masalah yang sebenarnya sudah selesai.
"Yang membuat kekisruhan dari awal pemerintah, pemerintah mengangkat satu masalah yang sebenarnya sudah selesai," kata Fadli di gedung Nusantara III, DPR RI, Jakarta, Rabu (1/6/2016).
Menurut Fadli rekonsiliasi di tingkat masyarakat sudah terbangun sehingga pemerintah tidak perlu mencari-cari siapa yang menjadi korban dan siapa yang menjadi pelaku.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Nama PBNU Terseret Kasus Haji, KPK Buka Suara: Benarkah Hanya Incar Orangnya, Bukan Organisasinya?
-
Rentetan Kasus Keracunan Makan Bergizi Gratis, DPD Minta BGN Kurangi Jumlah Penerima MBG
-
Asmara Berujung Maut di Cilincing: Pemuda Tewas Dihabisi Rekan Sendiri, Kamar Kos Banjir Darah!
-
Video Gibran Tak Suka Baca Buku Viral Lagi, Netizen Bandingkan dengan Bung Hatta
-
KPK Ungkap Kasus Korupsi Kuota Haji, Libatkan Hampir 400 Biro Perjalanan
-
Nabire Diguncang Gempa Berkali-kali, Jaringan Internet Langsung Alami Gangguan
-
KPK Sita Uang Hingga Mobil dan Tanah dari Dirut BPR Jepara Artha dalam Kasus Kredit Fiktif
-
Terungkap! Modus Oknum Kemenag Peras Ustaz Khalid Basalamah dalam Kasus Kuota Haji
-
PWNU DKI Ingatkan soal Transformasi PAM Jaya: Jangan Sampai Air Bersih Jadi Barang Dagangan
-
Satgas PKH Tertibkan Tambang Ilegal di Maluku Utara: 100 Hektar Hutan Disegel, Denda Menanti!