Sekretaris Mahkamah Agung, Nurhadi, memenuhi panggilan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Selasa (24/5). [suara.com/Oke Atmaja]
Sekretaris Mahkamah Agung Nurhadi Abdurrachman kembali menjalani pemeriksaan di Komisi Pemberantasan Korupsi, hari ini. Ini merupakan pemeriksaan ketiga bagi Nurhadi dalam kasus dugaan suap pejabat PN Jakarta Pusat Edy Nasution.
Dia diperiksa selama sekitar delapan jam. Ketika keluar dari gedung KPK, kepada wartawan, Nurhadi mengaku tidak mengenal Doddy Aryanto Supeno, orang yang diduga menyuap Edy Nasution.
"Oh, saya nggak, nggak kenal (Doddy)," kata Nurhadi. Ini merupakan kali pertama dia mau menjawab pertanyaan wartawan. Selama ini, dia tutup mulut.
Namun, saat disinggung soal uang Rp1,7 miliar yang disita penyidik KPK dari rumahnya, Nurhadi kembali bungkam.
Dengan kawalan ketat ajudan, Nurhadi menerobos kerumunan wartawan untuk menuju mobil.
Nurhadi telah dicekal dalam kurun waktu enam bulan ke depan.
Dalam perkara ini, KPK sudah menetapkan dua tersangka yaitu Edy Nasution dan Direktur PT. Kreasi Dunia Keluarga Doddy Ariyanto Supeno.
Suap tersebut diduga diberikan terkait pengamanan perkara di PN Jakarta Pusat. Edy diduga dijanjikan uang hingga Rp500 juta. Pada saat ditangkap, KPK menemukan uang Rp50 juta yang diduga sebagai suap. Namun pada perkembangannya, KPK menemukan indikasi ada penerimaan lain oleh Edy sebesar Rp100 juta.
Dia diperiksa selama sekitar delapan jam. Ketika keluar dari gedung KPK, kepada wartawan, Nurhadi mengaku tidak mengenal Doddy Aryanto Supeno, orang yang diduga menyuap Edy Nasution.
"Oh, saya nggak, nggak kenal (Doddy)," kata Nurhadi. Ini merupakan kali pertama dia mau menjawab pertanyaan wartawan. Selama ini, dia tutup mulut.
Namun, saat disinggung soal uang Rp1,7 miliar yang disita penyidik KPK dari rumahnya, Nurhadi kembali bungkam.
Dengan kawalan ketat ajudan, Nurhadi menerobos kerumunan wartawan untuk menuju mobil.
Nurhadi telah dicekal dalam kurun waktu enam bulan ke depan.
Dalam perkara ini, KPK sudah menetapkan dua tersangka yaitu Edy Nasution dan Direktur PT. Kreasi Dunia Keluarga Doddy Ariyanto Supeno.
Suap tersebut diduga diberikan terkait pengamanan perkara di PN Jakarta Pusat. Edy diduga dijanjikan uang hingga Rp500 juta. Pada saat ditangkap, KPK menemukan uang Rp50 juta yang diduga sebagai suap. Namun pada perkembangannya, KPK menemukan indikasi ada penerimaan lain oleh Edy sebesar Rp100 juta.
Tag
Komentar
Berita Terkait
-
Di BAP Sebut Patok Berada di Kawasan PT WKM, Saksi Berkelit, OC Kaligis: Ini Banyak Keterangan Palsu
-
Sidang Patok Ilegal, Hakim Cecar Saksi: Siapa Sebenarnya yang Tak Boleh Ada di Lokasi?
-
Sidang Patok Tambang Memanas: Tanggal BAP 'Ajaib', Saksi Kebingungan Dikejar OC Kaligis!
-
KPU Dituding Ubah Data Pendidikan Gibran di Tengah Gugatan Rp 125 Triliun
-
Program Makan Bergizi Gratis Bermasalah, DPR Soroti Praktik Jual-Beli Dapur Fiktif di 5.000 Lokasi
Terpopuler
- 3 Fakta Menarik Skuad Timnas Indonesia Jelang Duel Panas Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 27 September 2025, Kesempatan Raih Pemain OVR 109-113
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
Pilihan
-
Misi Bangkit Dikalahkan Persita, Julio Cesar Siap Bangkit Lawan Bangkok United
-
Gelar Pertemuan Tertutup, Ustaz Abu Bakar Baasyir Ungkap Pesan ke Jokowi
-
Momen Langka! Jokowi Cium Tangan Abu Bakar Ba'asyir di Kediamannya di Solo
-
Laga Klasik Timnas Indonesia vs Arab Saudi: Kartu Merah Ismed, Kemilau Boaz Solossa
-
Prabowo 'Ngamuk' Soal Keracunan MBG: Menteri Dipanggil Tengah Malam!
Terkini
-
Otak Pembobol Rekening Dormant Rp204 M Ternyata Orang Dalam, Berkas Tersangka Sudah di Meja Kejagung
-
Janji Kapolri Sigit Serap Suara Sipil Soal Kerusuhan, Siap Jaga Ruang Demokrasi
-
Indonesia Nomor 2 Dunia Kasus TBC, Menko PMK Minta Daerah Bertindak Seperti Pandemi!
-
Terpuruk Pasca-Muktamar, Mampukah PPP Buktikan Janji Politiknya? Pengamat Beberkan Strateginya
-
Hapus BPHTB dan PBG, Jurus Jitu Prabowo Wujudkan Target 3 Juta Rumah
-
Buntut Bobby Nasution Razia Truk Aceh, Senator Haji Uma Surati Mendagri: Ini Melanggar Aturan!
-
Bongkar 7 Cacat Fatal: Ini Alasan Kubu Nadiem Makarim Yakin Menang Praperadilan
-
MK Hindari 'Sudden Death', Tapera Dibatalkan tapi Diberi Waktu Transisi Dua Tahun
-
Romo Magnis Ajak Berpikir Ulang: Jika Soekarno Turuti Soeharto, Apakah Tragedi '65 Bisa Dicegah?
-
Bye-bye Kehujanan di Dukuh Atas! MRT Jadi Otak Integrasi 4 Moda Transportasi Jakarta