Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengakui telah terjadi gempa bumi dengan kekuatan 6,6 SR di laut dengan kedalaman hiposenter 58 km pada jarak 126 km baratlaut Kota Ternate atau 131 km timur Kota Bitung pada Rabu (8/6/2016) pulul 02.15 Wib. Menurut Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, pihak Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah melaporkan kejadian gempa kepada Posko BNPB dan masyarakat.
"Tidak ada potensi tsunami. Meskipun gempa tektonik cukup besar dan berada pada kedalaman dangkal namun tidak mempunyai energi yang cukup untuk membangkitkan tsunami," kata Sutopo dalam keterangan resmi, Rabu (8/6/2016).
Sumber gempa berasal dari pertemuan lempeng Filipina dari arah timur dan lempeng Eurasia dari arah barat sehingga terjadi penyesaran naik. Di daerah laut ini sering terjadi gempa karena pergerakan kedua lempeng aktif.
Masyarakat di sekitar pusat gempa merasakan guncangan yang cukup keras seperti di Kota Ternate, Kota Bitung, Kota Manado, dan Halmahera Barat selama kurang lebih 5-10 detik. Masyarakat merespon panik dan berhamburan keluar rumah. Sebagian masyarakat yang sahur langsung ke luar rumah. Sementara itu masyarakat di Tondano dan Tomohon Sulawesi Utara merasakan guncangan sedang. Hingga saat ini belum ada laporan korban jiwa dan kerusakan bangunan akibat gempa. BPBD masih melakukan pemantauan dampak gempa.
Sutopo menambahwan bahwa diperkirakan dampak gempa tidak akan merusak secara luas. Berdasarkan hasil analisis peta guncangan (shakemap), dampak gempabumi ini menimbulkan guncagan pada skala intensitas di Ternate III – IV MMI (II SIG BMKG), di Halmahera Barat III – IV MMI (II SIG BMKG), di Kota Bitung III-IV MMI (II SIG BMKG), Kota Manado III - IV MMI ( II SIG BMKG), Tondano II-III MMI (II SIG BMKG), dan Tomohon Sulawesi Utara II MMI (I SIG BMKG). Artinya hanya tingkat sedang. Umumnya gempa dengan kekuatan lebih dari VI MMI yang menyebabkan kerusakan bangunan.
"BMKG melaporkan hingga pukul 06.00 Wib telah terjadi dua kali gempa susulan (aftershocks) sebanyak 2 kali dengan kekuatan M=4,3. Masyarakat tetap waspada dan sebagian berada di luar rumah. Kondisi masyarakat tetap normal," tambah Sutopo.
Masyarakat dihimbau untuk tenang. Gempa yang selalu berulang di wilayah Indonesia hendaknya menjadi pengungkit untuk selalu menyiapkan diri mengantisipasi gempa. Korban gempa bukan karena gempa tetapi karena bangunannya. Secara umum bangunan-bangunan rumah dan fasum belum dibangun dengam konstruksi tahan gempa. Pedoman rumah tahan gempa dan peta rawan gempa belum banyak dijadikan acuan dalam pembangunan perumahan. Tukang-tukang bangunan juga banyak yang belum paham tentang konstruksi rumah taham gempa sehingga saat membangun juga belum memasukkan kaidah-kaidah rumah tahan gempa.
"Ini adalah tantangan kita bersama bagaimana mengimplementasikan pengetahuan gempa menjadi sikap dan perilaku," tutup Sutopo.
Berita Terkait
-
Satgas PKH Tertibkan Tambang Ilegal di Maluku Utara: 100 Hektar Hutan Disegel, Denda Menanti!
-
Sherly Tjoanda Cerita Dulu IRT di Dapur, Kini Jadi Gubernur Malut
-
Dua Karyawan PT WKM Diduga jadi Korban Kriminalisasi, Aktivis Malut Tuntut PT Position Angkat Kaki!
-
Listrik 24 Jam PLN Buka Akses Digitalisasi Pendidikan bagi Ratusan Siswa Maluku Utara
-
Gempa M 7,4 Guncang Rusia, Wilayah Indonesia Aman dari Tsunami
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Istana Tanggapi Gerakan 'Stop Tot Tot Wuk Wuk' di Media Sosial: Presiden Aja Ikut Macet-macetan!
-
Emil Audero Jadi Kunci! Cremonese Bidik Jungkalkan Parma di Kandang
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
Terkini
-
Ganggu Masyarakat, Kakorlantas Bekukan Penggunaan Sirene "Tot-tot Wuk-wuk"
-
Angin Segar APBN 2026, Apkasi Lega TKD Bertambah Meski Belum Ideal
-
Digerebek Satpol PP Diduga Sarang Prostitusi, Indekos di Jakbar Bak Hotel: 3 Lantai Diisi 20 Kamar!
-
Usai Siswa Keracunan Massal, DPR Temukan Ribuan SPPG Fiktif: Program MBG Prabowo Memang Bermasalah?
-
RUU Perampasan Aset Mesti Dibahas Hati-hati, Pakar: Jangan untuk Menakut-nakuti Rakyat!
-
Ucapan Rampok Uang Negara Diusut BK, Nasib Wahyudin Moridu Ditentukan Senin Depan!
-
Survei: Mayoritas Ojol di Jabodetabek Pilih Potongan 20 Persen Asal Orderan Banyak!
-
Sambut Putusan MK, Kubu Mariyo: Kemenangan Ini Milik Seluruh Rakyat Papua!
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru