Ilustrasi KPK [suara.com/Nikolaus Tolen]
Royani, ajudan Sekretaris Mahkamah Agung Nurhadi, dipastikan masih berada di Indonesia. Sebelumnya, beredar kabar dia disembunyikan di Singapura untuk menghindari pemeriksaan penyidik KPK.
"(Royani) masih ada, kan dicegah. Masih di Indonesia, dia dicegah, nggak ke luar negeri," kata Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Direktorat Jenderal Imigrasi Heru Santoso di gedung KPK, Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan, Jumat (10/6/2016).
Royani sudah dua kali mangkir dari panggilan KPK untuk diperiksa sebagai saksi dalam kasus dugaan suap dalam pengajuan permohonan peninjauan kembali yang didaftarkan ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
Royani yang juga menjadi supir Nurhadi diyakin mengetahui aktivitas keseharian Nurhadi.
Dalam kasus yang sama, Nurhadi dan istrinya, Tin Zuraida, sudah diperiksa penyidik KPK. Mereka diperiksa terkait temuan uang Rp1,7 miliar di rumah mereka saat digeledah KPK. Tin juga diperiksa untuk mengetahui aliran uang yang masuk ke rekeningnya.
KPK juga mengalami kesulitan untuk memeriksa empat anggota Polri. Mereka sudah dua kali dipanggil, tapi mangkir terus. Keempat anggota ini merupakan ajudan Nurhadi dan mereka diyakini tahu banyak aktivitas Nurhadi selama ini.
Dalam kasus ini, KPK sudah menetapkan dua tersangka yaitu Edy Nasution dan petinggi Paramount Enterprise, Doddy Aryanto Supeno.
"(Royani) masih ada, kan dicegah. Masih di Indonesia, dia dicegah, nggak ke luar negeri," kata Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Direktorat Jenderal Imigrasi Heru Santoso di gedung KPK, Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan, Jumat (10/6/2016).
Royani sudah dua kali mangkir dari panggilan KPK untuk diperiksa sebagai saksi dalam kasus dugaan suap dalam pengajuan permohonan peninjauan kembali yang didaftarkan ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
Royani yang juga menjadi supir Nurhadi diyakin mengetahui aktivitas keseharian Nurhadi.
Dalam kasus yang sama, Nurhadi dan istrinya, Tin Zuraida, sudah diperiksa penyidik KPK. Mereka diperiksa terkait temuan uang Rp1,7 miliar di rumah mereka saat digeledah KPK. Tin juga diperiksa untuk mengetahui aliran uang yang masuk ke rekeningnya.
KPK juga mengalami kesulitan untuk memeriksa empat anggota Polri. Mereka sudah dua kali dipanggil, tapi mangkir terus. Keempat anggota ini merupakan ajudan Nurhadi dan mereka diyakini tahu banyak aktivitas Nurhadi selama ini.
Dalam kasus ini, KPK sudah menetapkan dua tersangka yaitu Edy Nasution dan petinggi Paramount Enterprise, Doddy Aryanto Supeno.
Komentar
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Fakta Menarik Skuad Timnas Indonesia Jelang Duel Panas Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 27 September 2025, Kesempatan Raih Pemain OVR 109-113
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
Pilihan
-
Misi Bangkit Dikalahkan Persita, Julio Cesar Siap Bangkit Lawan Bangkok United
-
Gelar Pertemuan Tertutup, Ustaz Abu Bakar Baasyir Ungkap Pesan ke Jokowi
-
Momen Langka! Jokowi Cium Tangan Abu Bakar Ba'asyir di Kediamannya di Solo
-
Laga Klasik Timnas Indonesia vs Arab Saudi: Kartu Merah Ismed, Kemilau Boaz Solossa
-
Prabowo 'Ngamuk' Soal Keracunan MBG: Menteri Dipanggil Tengah Malam!
Terkini
-
Otak Pembobol Rekening Dormant Rp204 M Ternyata Orang Dalam, Berkas Tersangka Sudah di Meja Kejagung
-
Janji Kapolri Sigit Serap Suara Sipil Soal Kerusuhan, Siap Jaga Ruang Demokrasi
-
Indonesia Nomor 2 Dunia Kasus TBC, Menko PMK Minta Daerah Bertindak Seperti Pandemi!
-
Terpuruk Pasca-Muktamar, Mampukah PPP Buktikan Janji Politiknya? Pengamat Beberkan Strateginya
-
Hapus BPHTB dan PBG, Jurus Jitu Prabowo Wujudkan Target 3 Juta Rumah
-
Buntut Bobby Nasution Razia Truk Aceh, Senator Haji Uma Surati Mendagri: Ini Melanggar Aturan!
-
Bongkar 7 Cacat Fatal: Ini Alasan Kubu Nadiem Makarim Yakin Menang Praperadilan
-
MK Hindari 'Sudden Death', Tapera Dibatalkan tapi Diberi Waktu Transisi Dua Tahun
-
Romo Magnis Ajak Berpikir Ulang: Jika Soekarno Turuti Soeharto, Apakah Tragedi '65 Bisa Dicegah?
-
Bye-bye Kehujanan di Dukuh Atas! MRT Jadi Otak Integrasi 4 Moda Transportasi Jakarta