Suara.com - Kepolisian Resor Metro Jakarta Timur sudah menerima kasus dugaan bayi hilang yang dilaporkan ibu bernama Raudiah Elva Ningsih (37). Raudiah mengatakan seharusnya melahirkan anak kembar, tetapi cuma mendapat satu bayi usai operasi caesar di Harapan Jayakarta, pada Minggu (8/5/2016). Selain membawa kasus ke polisi, Raudiah juga mengadu kepada Komisi Nasional Perlindungan Anak.
"Laporan sudah diterima, dua hari lalu. Kasus ditangani oleh Unit Perlindungan Perempuan dan Anak," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Timur Ajun Komisaris Besar Sapta Maulana kepada wartawan, Kamis (16/6/2016).
Untuk sekarang, Sapta belum dapat menyimpulkan apakah ada pelanggaran pidana atau tidak dalam kasus tersebut.
"Belum dapat saya sampaikan ya, nanti malah jadi asumsi," ujar Sapta.
Ketika ditanya apakah sudah memanggil pihak rumah sakit, Sapta mengatakan belum.
Sapta memastikan kasus tersebut akan ditindaklanjuti kepolisian.
Rabu (15/6/2016), Raudiah dan keluarganya mendatangi Komisi Nasional Perlindungan Anak untuk mengadukan kasusnya.
Raudiah menyampaikan sejumlah dokumen bukti hasil USG dari Rumah Sakit Umum Daerah Budhi Asih dan Puskesmas Jatipadang, Pasar Minggu, yang menunjukkan hamil gemeli atau kembar.
Komisi Nasional Perlindungan Anak akan mendampingi Raudiah.
"Intinya bila ada unsur pidana, kami laporkan ke polisi," kata Ketua Komnas PA Arist Merdeka Sirait di kantor Komnas PA, Jalan T. B. Simatupang, Pasar Rebo, Jakarta Timur.
Tahap awal untuk menindaklanjuti pengaduan Raudiah, Komnas PA akan mempertemukan dokter RS Harapan Jaya, RS Budi Asih, dan Puskesmas Jati Padang. Budi Asih dan puskesmas dilibatkan karena sebelum Raudiah ke RS Harapan Jaya terlebih dulu memeriksakan kandungan ke sana dan hasil USG-nya menunjukkan dia mengandung anak kembar.
Arist mengatakan bila dugaan tersebut terbukti, Komnas PA akan secepatnya membawa kasus ini ke Majelis Kehormatan Dewan Kedokteran Indonesia.
"Surat yang dikeluarkan RS Harapan Jaya juga jelas, tanggal 8 Mei 2015 sebelum operasi, menyatakan kalau pasien ini gemeli (bayi kembar)," ujar Arist.
Direksi RS Harapan Jayakarta di Jalan Bekasi Timur, Cakung, Jakarta Timur, menolak kedatangan wartawan, hari ini. Tadinya, wartawan ingin meminta penjelasan kepada mereka mengenai kasus dugaan bayi hilang yang dilaporkan Raudiah.
"Maaf mas, tidak bisa bertemu pihak rumah sakit," kata petugas keamanan bernama Wiji Santoso.
Wiji menyampaikan pesan pengelola rumah sakit bahwa mereka tidak mau memberikan keterangan kepada pers.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
5 Mobil Bekas di Bawah 100 Juta Muat hingga 9 Penumpang, Aman Bawa Barang
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
Terkini
-
7 Fakta Gunung Semeru Terkini Kamis Pagi, Status Darurat Tertinggi
-
Sempat Sakit, Adik Jusuf Kalla Diperiksa Kasus Korupsi PLTU Rp1,35 Triliun Hari Ini!
-
Satpol PP Akan Bongkar 179 Bangunan Liar di Sepanjang Akses Tol Karawang Barat
-
Viral Todongkan Sajam di Tambora, Penjambret Diringkus Polisi Saat Tertidur Pulas
-
BPJS Kesehatan Angkat Duta Muda: Perkuat Literasi JKN di Kalangan Generasi Penerus
-
Kondisi Gunung Semeru Meningkat ke Level Awas, 300 Warga Dievakuasi
-
Soal Pelimpahan Kasus Petral: Kejagung Belum Ungkap Alasan, KPK Bantah Isu Tukar Guling Perkara
-
Semeru Status Awas! Jalur Krusial Malang-Lumajang Ditutup Total, Polisi Siapkan Rute Alternatif
-
Babak Baru Korupsi Petral: Kejagung Resmi Limpahkan Kasus ke Tangan KPK, Ada Apa?
-
DPR-Kemdiktisaintek Kolaborasi Ciptakan Kampus Aman, Beradab dan Bebas Kekerasan di Sulteng